Mediatani – Berkembangnya berbagai jenis komoditas kopi tidak lepas dari gaya hidup masyarakat dunia termasuk Indonesia yang gemar menikmati secangkir kopi. Hal ini dikarenakan, kopi memiliki cita rasa dan aroma khas yang membuat banyak orang yang mencicipinya menjadi ketagihan.
Kopi adalah salah satu komoditas pertanian yang memiliki lebih dari 100 anggota spesies. Tiga dari ratusan jenis kopi tersebut telah banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia, yaitu Coffea arabica, coffea canephora atau Kopi Robusta dan Coffea Liberica.
Tanaman yang termasuk dalam keluarga Rubiaceae genus Coffea ini bisa tumbuh dengan baik di daerah dengan ketinggian 700-1700 mdpl dengan kondisi suhu antara 16-20 derajat Celcius.
Kendati demikian, Lilik Budi Wiyoto, warga desa Tlogohaji, Kecamatan Sumberrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur berhasil membuktikan bahwa tanaman kopi juga bisa dibudidayakan dalam kondisi iklim yang relatif panas.
Pemuda yang disapa Budi ini, mengembangkan empat varietas kopi di pekarangan rumahnya sejak empat tahun yang lalu. Empat varietas kopi itu di antaranya adalah kopi canephora atau Robusta, arabica, ekselsa, dan liberica. Di setiap pohonnya, ia dapat menghasilkan sebanyak 3 kilogram biji kopi dalam satu kali panen.
Budi menceritakan bahwa ide bertanam kopi itu muncul sejak tahun 2018. Awalnya masyarakat sekitar meragukan tanaman kopi yang ditanamnya akan berhasil dan berbuah dengan baik. Pasalnya, pekarangan rumah tempat yang ia membudidaya kopi berada di dataran rendah dengan suhu yang cukup panas.
Saat itu, Budi yang dalam kondisi tidak bekerja alias nganggur mendapat bibit gratis dari seorang petani di Gunung Ringgit. Dengan berbekal ilmu yang telah didapatnya, ia pun mencoba untuk menanamnya.
Dengan mempelajari syarat tumbuh dan karakteristik tanaman kopi, Budi dapat mempraktekkan budidaya tanaman kopi dan berhasil mengubah pekarangan rumah yang dulunya kosong menjadi kebun kopi yang tumbuh baik dan mendapat hasil panen yang baik.
“Pengelolahan biji kopi ini masih saya lakukan secara mandiri, sekalian saya kembangkan dengan membuka kedai kopi,” ungkap Budi.
Kedai kopi dari hasil panen itu, dia proses sendiri demi memenuhi kebutuhan pelanggan yang berkunjung ke warungnya. Semua proses dari penanaman sampai pada pemasaran ia lakukan secara mandiri.
“Alhamdulillah tak pernah sepih pembeli, hasil dari kedai kopi juga lumayan bisa buat dapur ngebul dan menggaji karyawan,” terangnya.
Di masa yang akan datang, Budi berharap budidaya tanaman kopi di Bojonegoro dapat lebih dikembangkan oleh kalangan masyarakat luas yang tak terbatas di sekitar pekarangan rumah saja.
“Biar lebih jauh memberikan sebesar-besar nilai dan manfaat untuk warga Bojonegoro lainnya. Baik dari peningkatan ekonomi maupun pada kesejahteraannya,” ucap Budi.
Yudi, salah satu pembeli mengaku racikan kopi yang dibuat oleh Budi memiliki rasa yang kuat dan khas, serta memiliki ciri yang berbeda dari rasa kopi lainnya yang biasa dinikmati di tempat lain. Di mana aromanya begitu segar dan lebih menggugah selerah.
“Lokasi kedai yang berada di tengah-tengah kebun kopi menjadikan sensasi meminum kopi yang sangat berbeda, terasa istimewa,” sebutnya.