Mediatani – PT Perkebunan Sidorejo memilih untuk memanfaatkan lahan kosong bekas kebun karet menjadi pohon pisang ambon. Alasannya, produksi lateks yang dihasilkan sedikit dan banyak pohon yang rusak akibat teknik penyadapan yang dilakukan tidak tepat.
Kebanyakan petani melakukan penyadapan dengan teknik yang keliru. Teknik penyadapan yang benar adalah hanya bagian kulitnya saja yang dikerik dan tidak sampai ke tulang pohon, jika pengerikan dilakukan hingga sampai ke tulang pohon maka pohon karet akan rusak. Pohon-pohon yang rusak inilah yang akhirnya ditebang dan akhirnya digunakan untuk pembakaran di tungku pengasapan lebaran karet.
Penanaman pisang ambon dipilih karena penanaman dan perawatan pohon pisang lebih mudah dan tidak memerlukan biaya yang tinggi seperti karet. Namun sebelum penanaman pisang ambon dimulai, harus dilakukan pembersihan lahan dari akar pohon karet menggunakan ekskavator dan membersihkan semak serta sisa tanaman yang masih tertinggal di lahan.
Ketika lahan sudah selesai dibersihkan, maka dilakukan pengajiran (pemberian penyanggah untuk tanaman) menggunakan bambu yang ditancap pada titik lubang tanam dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm dan dengan jarak 2 x 2 m. Pembuatan lubang tanam dilakukan agar pohon pisang dapat tumbuh dengan optimal sedangkan pemberian jarak tanam dilakukan agar perebutan nutrisi antar tanaman pisang tidak terjadi.
Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan cara memisahkan tanah bagian atas dan tanah bagian bawah kemudian didiamkan selama dua pekan. Setelah itu lubang ditutup dengan campuran pupuk kandang 5 kg sebagai pupuk awal dan NPK (15:15:15) sebanyak 125 gram sebagai unsur hara yang siap diserap oleh tanaman. Pupuk ini dicampur dengan tanah bagian atas dan bawah.
Kemudian, jika tanah dan pupuk sudah tercampur maka tanah bagian atas dimasukkan ke dalam lubang terlebih dahulu dan di atasnya diletakkan tanah bagian bawah tadi. Lubang tanam ini kemudian didiamkan selama dua bulan atau dapat ditanam saat masuk awal musim hujan.
Bibit yang akan digunakan adalah bibit pisang yang diambil dari induk pohon pisang ambon yang sehat dan bebas dari penyakit. Bibit pisang yang baik bisa dilihat dari tingginya yang sekitar 1 hingga 1,5 meter dengan diameter 15 hingga 20 cm. Indukannya berasal dari pohon yang sudah berbuah dan produksinya tinggi.
Penanaman bibit pisang dilakukan setelah penggalian lubang tanam seukuran bibit yang akan ditanam. Bibit pisang ditanam hingga 10 cm di atas bonggol pisang dan tutup lubang tanam menggunakan tanah galian tadi. Untuk memudahkan pemenuhan kebutuhan air, penanaman pohon pisang dilakukan saat musim hujan.
Perlu dilakukan upaya dalam mempertahankan kesuburan tanah, hal ini bisa dilakukan dengan cara pemupukan secara teratur agar tanaman pisang dapat tumbuh dengan optimal.
Untuk mempertahankan kesuburan tanah perlu dilakukan penambahan unsur hara dengan cara pemupukan agar tanaman pisang dapat tumbuh dengan optimal. Pemupukan dilakukan pada pohon pisang yang berusia 3 bulan dan usia 4 hingga 6 bulan.
Pemupukan yang dilakukan saat tanaman pisang berumur 3 bulan menggunakan pupuk kandang dengan dosis 5 kg dan NPK (15 : 15 : 15) sebanyak 125 gram tiap lubang tanaman. Pemupukan saat tanaman berusia 4 hingga 6 bulan dilakukan dengan dosis yang sama seperti yang dilakukan pada usia 3 bulan. Pupuk diletakkan pada lingkaran pohon dengan jarak 50 cm.
Pemupukan dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tanaman. Selain itu, perlu dilakukan pengendalian hama dan penyakit tanaman dengan membongkar tanaman yang terserang dan memusnahkannya dengan cara dibakar.