Mediatani – Membuang atau membakar daun-daun dan sisa tanaman merupakan hal yang wajar dilakukan para petani setelah musim panan. Namun, sekelompok perempuan Yordania ini malah mengumpulkan sampah organik tersebut untuk diubah menjadi kertas yang unik.
Para perempuan yang tergabung dalam koperasi perempuan Iraq Al Amir itu mengatakan selain melestarikan lingkungan, para perempuan dan petani penghasilan tambahan. Total ada 15 perempuan yang aktif dalam koperasi yang didirikan pada 1996 itu.
“Daripada dibakar oleh para petani, lebih baik kami beli sisa-sisa tanaman mereka, dan ini membantu mereka sekaligus melindungi lingkungan dari polusi. Kami membuat kertas unik yang tidak pernah ada di Timur Tengah. Kami memproduksi beragam jenis termasuk A4, A2 dan A3,” kata Presiden Koperasi Yusra al Abbadi.
Tanaman yang mereka pilih adalah jenis tanaman-tanaman yang kaya akan serat. Dari masing-masing jenis tanaman tersebut, mereka menggunakan proses yang berbeda karena warna dan tekstur yang dihasilkan juga berbeda.
“Kami menggunakan batang okra setelah membelinya dari para petani pada musim okra di sekitar Iraq al Amir, dan wilayah lain di Yordania. Kami juga membeli daun pisang dari para petani di Semenanjung Yordania,” jelasnya.
Diperlukan beberapa tahapan untuk membuat kertas. Tahapan yang pertama yaitu memotong-motong tanaman kering dan merendamnya di dalam air selama seminggu. Selanjutnya, adukan itu di dimasak selama tujuh jam, dan dituang ke berbagai cetakan berbeda untuk membentuk kertas.
Dari kertas itu, para perempuan Yordanian itu menciptakan kerajinan yang unik. Sebagian mengubahnya menjadi kartu yang dihias dengan kaligrafi Arab, lainnya dijadikan tas dan album.
Dari hasil penjualan barang-barang kerajinan itulah para perempuan tersebut memperoleh penghasilan. Mereka sangat bersyukur dengan adanya proyek itu karena cukup bisa membantu perekonomian mereka.
“Syukurlah, ini gagasan yang bagus. Disini tidak banyak pekerjaan, tapi di koperasi, ada pekerjaan. Proyek ini bagus, dan saya senang mengerjakan proyek kerajinan ini. Saya, dan para perempuan disini sangat menikmati pekerjaan ini,” kata Fatthia, salah satu perempuan yang mengerjakan proyek itu.