Mediatani – Energi baru terbarukan terus dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat terutama bagi mereka yang berprofesi sebagai petani.
Dalam dunia pertanian, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) menjadi salah satu energi baru terbarukan yang mulai dimanfaatkan untuk kebutuhan irigasi lahan pertanian.
Dilansir dari laman jurnas.com, para petani sebelumnya hanya mengandalkan sawah tadah hujan, sehingga ketika musim kemarau tiba, mereka berhenti menanam. Hal inilah yang berdampak pada produktivitas karena hanya bisa melakukan panen satu kali dalam setahun.
Terkait hal ini, Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi menyampaikan bahwa pemanfaatan PLTS untuk irigasi berdampak terhadap pendapatan para petani yang bisa meningkat berkali lipat.
“PLTS untuk irigasi menjadi salah satu apikasi langsung teknologi solar rooftop yang sangat membantu para petani. Tidak memerlukan penyewaan lahan yang luas dan investasinya juga terjangkau,” ungkap Agung Pribadi di Jakarta, Selasa (23/11).
Senada dengan itu, Ketua Kelompok Tani Sehati Desa Tanjung Raja, Hopaini mengungkapkan bahwa kehadiran PLTS irigasi yang memiliki kapasitas 16,5 kilo Watt peak (kWp) di desanya menunjukkan hasil yang membahagiakan.
Sejak mulai beroperasi di tahun 2020 lalu, para petani Tanjung Raja yang sebelumnya hanya bisa panen sekali dalam setahun kini bisa memanen sawahnya hingga dua kali dalam setahun. Hal ini diungkapkannya pada tim esdm.go.id di Desa Tanjung Raya (18/11).
Sebelum adanya PLTS ini, bahkan lahan mereka sempat terancam gagal panen diakibatkan cuaca yang tidak menentu serta sulitnya mengakses sumber air. Hopaini bersama beberapa warga kemudian bertanggung jawab untuk maintenance sistem itu.
“Meski terletak lumayan dekat dengan Sungai Enim, sawah warga dikelilingi perbukitan dan terhalang jalan raya dan stasiun kereta,” tutur Hopaini.
Salah seorang petani setempat, Nurlela mengungkapkan rasa bahagianya sejak PLTS irigasi hadir di desanya. Pasalnya, saat musim kemarau tiba, dirinya kebingungan untuk bekerja.
“Terima kasih sekali, sekarang bisa tanam padi lagi. Senang kami,” ungkap Nurlaela.
PLTS irigasi Desa Tanjung Raja merupakan salah satu program CSR dari PT. Bukit Asam yang menggunakan pompa jenis submersible. Pompa ini mampu menyedot air yang mengandung lumpur dengan kapasitas pompa yaitu 30 liter/detik dengan head mencapai 30 meter.
Pompa tersebut digerakkan oleh listrik yang dihasilkan dari 60 panel PV polycrystaline yang masing-masing berkapasitas 275 Watt peak (Wp) yang diletakkan berjajar menghiasi atap jembatan.
Pompa ini mampu menyedot air Sungai Enim dengan jarak sejauh satu km ke bak intake yang berukuran 3x3x2 m3. Kemudian dialirkan ke sawah para warga yang dimiliki oleh sekitar seratus orang petani.
Menurut Hopaini, alasan peletakan PLTS di Jembatan desa dinilai menjadi daya tarik tersendiri. Hal ini bahkan telah menjadi icon kebanggaan warga desa tersebut.
“Selain tidak memakan lahan warga, lokasi ini juga dipilih untuk mendapatkan terik matahari terbaik sebagai sumber energi yang digunakan,” pungkas Hopaini.