Peternak Karanganyar Kembangkan Rumput Pakchong untuk Hemat Biaya Pakan

  • Bagikan
Ilustrasi: Rumput Pakchong

Mediatani – Tingginya harga pakan pabrikan membuat para peternak di berbagai daerah mencari cara lain untuk menyuplai pakan ternaknya. Salah satu cara yang banyak dilakukan peternak untuk menyiasati harga pakan yang melambung itu, yakni dengan memproduksi pakan hijauan berupa jenis tanaman bernutrisi yang mudah dibudidayakan.

Seperti yang dilakukan oleh kelompok peternak di Karanganyar, yang berusaha mengurangi ketergantungan pakan konsentrat untuk ternaknya dengan mengembangkan budidaya rumput pakchong.

Rohmat, Ketua Kelompok Ternak Cempaka Unit Usaha Peternakan Punukan, Desa Ngadiluwih, Kecamatan Matesih, menjelaskan rumput pakchong yang dikembangkan oleh kelompoknya itu merupakan jenis tanaman hasil persilangan rumput gajah.

Untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak, para peternak kambing dan sapi di daerah tersebut mencoba membudidaya dan mengembangkan rumput pakchong. Hal ini dilakukan untuk menyiasati kebutuhan pakan ternak yang selama ini harus dipenuhi dari produk pabrikan.

“Kami ingin mengurangi ketergantungan konsentrat pabrikan yang harganya naik. Harga konsentrat sekarang Rp4.200 per kilogram dari Rp4.000 per kilogram,” ungkap Rohmat, dilansir dari Solopos, Selasa (25/1/2022).

Untuk memenuhi kebutuhan pakan ternaknya dalam sehari, dia biasanya membutuhkan 60 kilogram pakan konsentrat yang harganya terus melambung. Untuk menyiasati besarnya biaya untuk membeli pakan, para peternak lantas memproduksi pakan alternatif dengan membudidaya tanaman pakchong.

Menurutnya, jenis rumput yang dibudidayanya itu memiliki kandungan nutrisi yang baik bagi hewan ternak. Saat ini bibit pakchong yang ditanam di lahan seluas 3.000 meter persegi itu sudah berusia satu bulan.

“Nanti kita bisa panen tiga bulan lagi,” katanya.

Dia dan para peternak lainnya berharap budidaya rumput pakchong ini mampu mengatasi permasalahan biaya pakan ternak yang harganya melambung tinggi.

Di kelompok ternaknya setidaknya ada 20 anggota dengan total hewan ternak yang dipelihara yaitu 300 ekor kambing jenis boer dan dorper serta 16 ekor sapi jenis limosin. Berbagai jenis ternak tersebut akan mulai diberikan pakan rumput pakchong.

“Nutrisi yang yang dikandung rumput pakchong lebih baik dari pada ampas jagung, ampas ketela pohon, bekatul, ampas kopi dan lainnya,” tuturnya.

Ia mengungkapkan, harga pakan ternak yang menjadi mahal itu biasanya terjadi saat musim penghujan tiba. Hal ini disebabkan karena kandungan air yang berlebih pada rumput. Sehingga, peternak tidak punya pilihan lain selain harus membeli pakan ternak pabrikan.

Namun dengan melakukan budidaya rumput pakchong, peternak bisa lebih menghemat biaya yang dikeluarkan untuk membeli pakan ternak tersebut.

Rumput Pakchong

Pakan hijauan memang tetap merupakan pakan utama yang paling dibutuhkan hewan ternak dibanding jenis pakan lain. Sebagai pakan pokok, tentu pakan hijaun yang diberikan untuk ternak harus berkualitas.

Dalam hal ini, belakangan ini rumput pakcong menjadi salah satu jenis rumput unggul yang banyak digunakan. Rumput pakchong merupakan jenis rumput hibrid yang pertama kali ditanam oleh Prof. Dr. Krailas di daerah Pak Chong, Thailand.

Ada berbagai kandungan nutrisi yang terkandung pada rumput jenis ini, sehingga banyak dicari oleh peternak. Untuk kandungan protein, rumput pakchong masih lebih tinggi dibanding rumput taiwan dan rumput odot. Rumput pakchong mengandung 16,45 persen protein, rumput taiwan 13 persen, sedangkan rumput odot hanya 11,6 persen.

Sementara dari kapasitas produksinya, rumput pakchong juga masih lebih baik, yaitu mencapai 1500 ton/ha/tahun. Sementara rumput taiwan hanya 400 ton/ha/tahun dan rumput odot yang hanya mencapai 350 ton/ha/tahun.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version