Mediatani – Permasalahan klasik yang dialami peternak saat musim kemarau ialah berkaitan dengan ketersediaan rumput untuk kebutuhan pakan ternak kambing dan sapi.
Bahkan sebelumnya, beberapa kelompok ternak, sebagaimana diberitakan mediatani.co, menjerit karena krisis pakan ternak.
Namun tidak dengan peternak di Kabupaten Bangkalan.
Lantaran, beragam jenis rumput, mulai Rumput Gajah, Rumput Lampung, hingga jenis Rumput Indigofera tumbuh subur di lahan seluas 4.200 meter persegi di Pusat Kesehatan Hewan, Jalan Raya Keleyan, Kecamatan Socah.
Dikutip Kamis (4/2/2021) dari situs berita Tribunmadura.com, suara mesin mobil jenis pikap silih berganti memasuki lahan di masa Panen Hijauan Pakan Ternak (HPT) Dinas Peternakan Bangkalan bersama Kelompok Tani/Peternak Binaan pada Rabu (3/2/2021).
Teriknya matahari tak menyurutkan usaha para peternak kambing dan hewan menebangi Rumput Odot di lahan milik Dinas Peternakan Propinsi Jawa Timur itu.
“Ketika musim kemarau tiba, Rumput Odot ini bisa diandalkan,” ungkap Suparno (60), peternak sapi asal Desa Gili Anyar, Kecamatan Kamal kepada TribunMadura.com dikutip Kamis (4/2/2021).
Dia menjelaskan bahwa manfaat dari Rumput Odot itu pun sangat besar bagi hewan ternak dan sapi.
Selain memiliki gizi yang tinggi, batangnya juga bisa ditanam kembali.
“Saya mau tanam bibit Odot. Setidaknya mampu mengurangi kebutuhan pakan saat puncak musim kemarau nanti,” kata Suparno.
Kepala Bidang Pembibitan Pakan dan Produksi Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan, drh Suba’i menjelaskan bahwa beragam jenis rumput itu memang disediakan bagi masyarakat peternak kambing dan sapi di Kabupaten Bangkalan.
“Silakan digunakan. Itu semua memang dibagikan secara gratis kepada kelompok tani atau peternak manapun,” jelas Suba’i.
Dia menuturkan bahwa Rumput Odot sengaja ditanamlebih banyak atau mendominasi daripada jenis rumput lainnya.
Selain begizi tinggi, tekstur daun Odot tidak keras, tuturnya.
“Rumput itu sangat disukai kambing dan sapi. Karena itu, Rumput Odot kami tanam lebih banyak,” jelasnya.
Suba’i mengungkapkan, panen kedua kali ini diperuntukkan bagi kebutuhan pembibitan sebagai persiapan para peternak sapi dan kambing dalam menghadapi musim kemarau.
“Dalam satu pikap bisa mengangkut satu ton Rumput Odot. Hari ini ada sekitar 15 pikap yang akan datang,” kata dia.
Masa tanam Rumput Odot untuk keperluan pakan, disebutkan Suba’i hanya membutuhkan waktu dua bulan.
Sedangkan untuk kebutuhan bibitnya sendiri, dibutuhkan waktu antara 3-4 bulan karena menunggu batang Odot mengeras.
Setiap hari, lanjut Suba’i, pihaknya bisa menyediakan sebanyak 3.000 stek bibit Rumput Odot.
“Kami merencanakan demplot kandang sapi dan kambing sebagai contoh pengelolaan. Tapi saat ini masih terkendala anggaran,” pungkasnya.
Pemprov Gorontalo Canangkan Pengembangan Sarana dan Prasarana Balai Perbibitan Ternak
Sementara itu, di berita yang lain, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo saat ini tengah berupaya merencanakan pengembangan sarana dan prasarana pada Balai Perbibitan Ternak.
Pengembangan sarana ini dilakukan dengan tujuan untuk mendukung pertumbuhan sektor peternakan di daerah itu.
“Balai Perbibitan Ternak ini memiliki potensi yang sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Oleh karenanya, sarana prasarananya akan kami kembangkan. Prosesnya akan dibahas lebih lanjut dengan tim,” ujar Wagub Gorontalo Idris Rahim usai meninjau lokasi perbibitan ternak di Desa Wonggahu Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo, Selasa (2/2/2021) dikutip Kamis (4/2/2021) dari situs iNews.id.
Bahkan dikatakannya, tahun ini Pemprov Gorontalo melalui Dinas Pertanian mengalokasikan bantuan bibit ternak sapi sebanyak 150 ekor, serta mengoptimalisasi reproduksi sebanyak 22.500 akseptor.
Dirinya juga mengapresiasi langkah inovatif yang dilakukan oleh Balai Perbibitan Ternak Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo.
Khususnya dalam mengembangkan pupuk kompos yang difermentasi dari kotoran sapi, kambing dan ayam.
Menurut dia inovasi itu sangat dibutuhkan dalam upaya untuk mencapai target pendapatan asli daerah (PAD) dari Balai Perbibitan Ternak.
“Semoga dengan adanya peningkatan sarana prasarana dan berbagai inovasi yang dilakukan, target PAD yang dibebankan ke Balai Perbibitan Ternak bisa terealisasi,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Balai Perbibitan Ternak Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Averus Zainudin menuturkan bahwa jumlah populasi sapi pada peternakan Wonggahu diperkirakan ada sebanyak 164 ekor.
Averus menyebut, untuk pengembangan perbibitan ternak, tahun ini pihaknya memperoleh alokasi dana sebesar Rp3 miliar.
Dana itu dikatakannya, untuk program penyediaan dan pengembangan sarana pertanian dalam menyediakan bibit ternak yang berkualitas unggul, seperti sapi, kambing, maupun ayam kampung unggul rakyat (KUR).
“Dana itu udah termasuk untuk pakan dan operasionalisasi. Sebenarnya itu belum cukup, karena kami kan butuh pengembangan lahan yang ada di luar unit peternakan ini. Olehnya itu dengan kunjungan pak Wagub, kami berharap tambahan anggaran untuk pengembangan sarana prasarana peternakan,” ujar dia. (*)