Peternakan Kambing Pygmy di Bantul Bisa Hasilkan Anakan Seharga Puluhan Juta

  • Bagikan
Dwi Susanto menunjukkan salah satu kambingnya di Pedukuhan Pereng Wetan RT 55 Kelurahan Argorejo, Kapanewon Sedayu, Bantul.
Dwi Susanto menunjukkan salah satu kambingnya di Pedukuhan Pereng Wetan RT 55 Kelurahan Argorejo, Kapanewon Sedayu, Bantul.

Mediatani – Dwi Susanto seorang peternak di Pedukuh Pereng Wetan Kapanewon Sedayu Bantul, berhasil mengembangbiakkan kambing jenis pygmy. Kambing yang berukuran mini dan lucu ini banyak diminati hingga luar Daerah Istimewa Yogyakarta.

Selain dijadikan hewan peliharaan, bisnis kambing pygmy juga membuat Dwi bisa untung jutaan rupiah. Meski harganya terbilang mahal, Dwi mengaku kewalahan untuk melayani permintaan.

Ketertarikan dwi menjadi peternak sebenarnya sudah ada sejak tahun 2006 lalu, namun Ia baru mulai beternak kambing pygmy pada tahun 2017.

Di awal usaha ternaknya itu, seorang temannya memberikan dua pasang kambing Pygmy dari Depok, Jawa Barat. Dwi kemudian merawat dua pasang kambing pygmy tersebut hingga beranak pinak di kandang miliknya yang diberni nama Prayitno Farm. Usaha ternak pygmy miliknya pun berkembang hingga mencapai 20 ekor.

“Saya termotivasi untuk beternak pygmy karena memiliki keunikan tersendiri. Dari tahun 2017 saya kembangkan dan sampai saat ini ada 20 ekor,”ujarnya dikutip dari jogja.idntimes.com, Kamis (4/11).

Menurut Dwi, salah satu keunikannya yaitu ukuran kambing pygmy ini lebih kecil dibanding kambing pada umumnya. Di Indonesia, masih jarang peternak yang mengembangkan kambing  yang berukuran mini dan lucu ini.

Kambing asal Afrika Barat ini memiliki tinggi maksimal yaitu hanya sekitar 60 centimeter dengan usia 5 tahun lebih. Kambing ini dinilai sangat baik dan banyak digunakan sebagai ternak hias.

“Jadi bukan kecil karena umurnya tapi memang ukurannya mini. Kambing pygmy dengan ciri yakni bentuknya imut dan memiliki paras muka yang lucu serta tingkah yang menggemaskan,” ujarnya.

Adapun keunggulan lain dari kambing Pygmy yaitu sangat mudah dijinakkan dan tidak takut dengan keberadaan manusia. Menurut Dwi, ternak ini bisa dipegang, digendong, dan diajak bermain bahkan dikenakan aksesoris seperti baju dan kacamata.

Harga kambing pygmy untuk jantan dan betina pada umumnya sama. Dwi bisa menjual kambing pygmy miliknya seharga Rp25 juta per-ekor pada usia 2 bulan.

Postingan-postingan kambing pygmy milik Dwi di media sosial instagram @dwijogja mendapat respon positif. Kambing pygmy milikinya bisa terjual hingga ke Bandung, Semarang, Jakarta, Banjarmasin dan Surabaya.

“Hal yang membuat saya kewalahan saat permintaan meningkat. Di mana saat pandemi, permintaan pygmy meningkat hingga tiga kali lipat. Berbeda sebelum pandemi  hanya terjual 1 sampai 3 saja, sedangkan saat pandemi terjual sampai 17 pasang, jadi naik 300 persen,” ungkapnya.

Dwi menjelaskan bahwa untuk perawatan kambing pygmy tak beda dengan kambing biasa. Dwi mengaku sengaja membudidayakan kambing pygmy karena selama ini tidak ada peternak yang melakukan pembiakan kambing hias tersebut.

Kambing hias ini merupakan kambing penghasil susu, perawatannya pun cukup mudah. Bahkan untuk pakan bisa diganti dengan pakan pabrikan.

“Yang jelas untuk perawatan harus punya kandang seperti pada umumnya kandang kambing, pakan, obat-obatan, vitamin dan diberi obat cacing empat bulan sekali,” jelasnya.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version