Peternakan Sapi Perah yang Instagramable & Bernuansa Alam Pegunungan, Cocok untuk Eduwisata

  • Bagikan
salah satu spot di Lassy Dairy/facebook KajuLasy/Ist

Mediatani – Bagi para travelers atau kalian para petualang yang gemar dengan pemandangan alam bernuansa pegunungan, yang instagramble mungkin bisa mencoba sebuah loaksi nongkrong di Wisata Edukasi Sapi Perah Lassy Dairy Farm atau Kejulasi di Lasi Tuo, Nagari Lasi, Kecamatan Canduang Kabupaten Agam Sumatera Barat.

Bukan hanya nongkrong tentunya, tempat ini juga menjadi wisata edukasi yang sangat tepat dikunjungi dengan keluargadan sanak saudara ketika berliburan.

Selain suasan alamnya, pengunjung tentunya bisa melihat-lihat peternakan sapi perah di kawasan itu. Para pengunjung pastinya dimanjakan dengan pemandangan nan indah disertai pegunungan.

Jika cuaca lagi cerah, dua gunung akan tampak jelas dan elok dipandang, yakni Gunung Singgalang dan Gunung Marapi.

Cuaca dingin dan sejuk di lokasi itu juga dapat membuat pengunjung betah berlama-lama. Dengan suasananya yang nyaman, pastinya wisatawan bakal jauh dari kebisingan dan hiruk pikuk keramaian kota.

Untuk yang suka ngemil dan jajan tidak usah khawatir, karena di tempat ini juga ada kafe yang menyuguhkan aneka makanan dan minuman. Namun menu yang paling spesial pastinya ialah susu sapi murni serta susu sapi aneka rasa, ditambah makanan keju yang merupakan susu asli dari Wisata Edukasi Sapi Perah Lassy Dairy Farm.

Tempat itu pun buka tiap hari, yang dimulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB.

Selain itu, kalau pun ada pengunjung yang ingin melihat proses pemerahan susu sapi secara langsung maka disarankan untuk datang lebih awal, atau menunggu hingga mau tutup.

Proses pemerahan susu sapi-sapi sendiri dilakukan dua kali sehari, yaitu sebelum jam 09.00 WIB dan sorenya sekitar pukul 17.00 WIB.

Lokasi Lassy Diary Farm ini dikalkulasi berjarak sekitar 15 kilometer dari Kota Bukittinggi dan bisa ditempuh dengan mengendarai roda dua atau pun roda empat.

Menurut Owner Kejulasi , Suhatril Sutan Rangkayo Basa dikutip dari situs Klikpositif.com, Sabtu (23/1/2021), menuturkan, sebenarnya peternakan sapi perah itu telah ada semenjak Desember 2016 lalu.

Hanya saja, tambah dia, waktu itu belum menjadi tempat wisata seperti sekarang ini.

“Jadi tempat wisata ini baru berjalan sekitar dua bulan belakangan. Adanya pandemi corona  membuat saya harus berpikir lebih keras lagi agar usaha saya tetap jalan,” ujar Suhatril kepada Klikpositif.com, Kamis 3 Desember 2020, dikutip Sabtu (23/1/2021).

Suhatril bercita-cita ingin mewujudkan kawasan Lasi Tuo itu sebagai pusat peternakan sapi perah terbesar di Sumatera Barat, khususnya di Kabupaten Agam.

Olehnya, untuk menggapai hal tersebut, beberapa warga sekitar pun dilibatkan untuk pengembangan peternakan sapi perah, mulai dari penyediaan pakan ternak, hingga memasarkan produknya.

“Pola pengembangannya melalui konsep inti dan plasma. Jadi, warga kemudia didorong untuk jadi peternak, baik kelompok maupun pribadi. Untuk kelompok baru satu yang terbentuk, sementara untuk pribadi sudah ada 5 yang dilakukan pembinaan dan diberi anak sapi secara gratis,” ujar Suhatril.

Ia menjelaskan pada saat ini produksi susu sapi perah di tempatnya telah mencapai 350 liter perhari, dengan pemasaran yang telah menyasar berbagai daerah di Sumbar, Riau dan Jambi.

Tak hanya warga lokal, akan tapi tempat ini ternyata pula banyak dikunjungi warga luar provinsi, seperti dari Riau, Jambi dan yang lainnya.

Tak hanya itu, untuk pengunjung yang membawa anak-anak, ada beberapa tempat yang bisa membuat nyaman anaknya untuk bermain. Selain bisa bermain sesuka hati, pengnjung juga tidak merogoh biaya tambahan apalagi dipersilakan tanpa ada batasan waktu.

Pemandangan latar pegunungannya juga bisa menjadi nilai plus bagi orangtua yang ingin mengabadikan anaknya di tempat ini. Jadi sangat instagramable.

Di peternakan sapi perah ini para pengunjung juga bisa mengabadikan momen atau berswafoto atau ingin melihat proses pemberian pakan sapi hingga proses memerah susu sapi.

Tercatat ada sebanyak 30 induk sapi, serta 10 anak sapi di sana.

Juga bagi yang ingin melihat proses pemerasan susu sapi hanya bisa pada jam tertentu, yakni pada pagi dan sore. Sejauh ini produksi susu sapi di tempat itu bisa mencapai 350 liter per hari. Selain di Sumbar, pemasaran susu juga sudah menjangkau Riau dan Jambi. (*)

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version