Potensi Beternak Bebek Rambon, Bebek Ras Cirebon

  • Bagikan
bebek rambon/ist

Mediatani – Banyaknya populasi bebek di Desa Karanganyar, Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon hampir-hampir saja bakal melebihi jumlah penduduknya.

Bebek Rambon ialah bebek ras Cirebon yang populasi menjmur di desa itu. Bebek Rambon sendiri merupakan persilangan dari bebek Tegal dan Malang yang pengembangannya kemudian disebut bebek Rambon ras Cirebon.

Kebanyakan warga desa itu pun menggantungkan hidupnya sebagai peternak bebek. Mulai dari seorang peternak bebek, budidaya penetasan telur bebek hingga olahan telur asin.

Jumlah kelompoknya pun dibagi atas tiga kategori yang terdiri dari empat kelompok peternak telur, tiga kelompok peternak pedaging, dan tujuh kelompok wanita tani telur asin. Dalam satu kelompok ada sekitar 13-15 orang peternak.

Kuwu Desa Karanganyar, Moh Yakub SH menuturkan jumlah populasi ternak bebek di desanya merupakan jumlah terbanyak di Kabupaten Cirebon selain Desa Kroya dan juga Losari.

”Populasi bebek ya bisa lebih dari 5.000 ekor karena setiap bulan di sini juga telur bebek dikembangbiakan. Satu petani di situ bisa mendapatkan 1.000 telur menetas,” katanya, dilansir dari situs radarcirebon.com, Senin, (18/1/2021).

Bahkan, dari sejarahnya, dia menungkapkan, awal mula adanya ternak bebek itu berawal dari zaman para wali. Dulunya, ternyata bebek merupakan salah satu hewan liar yang sulit dibudidayakan.

Lama-kelamaan bebek di desa itu pun dikembangbiakan secara turun-temurun.

”Populasi bebek ini muncul dan berkembang setelah ada mesin penetas. Apalagi kita juga punya Bebek Rambon, yakni ras bebek milik Cirebon,” tuturnya.

Menurut Yakub, pada tahun 2013 silam, telah ada SK Kementerian Pertanian yang menetapkan Bebek Rambon menjadi salah satu rumpun itik lokal di Indonesia.

Mantan aktivis Fordisma ini juga memaparkan bahwa bebek Rambon sendiri memiliki keunggulan dan keunikannya tersendiri.

Seperti perihal produktivitas yang lebih tinggi, daya tahan tubuh kuat dan daging yang empuk dibanding dengan bebek biasa.

”Secara umum sama, tapi kalau dilihat lebih detil, Bebek Rambon ini, fisiknya lebih tegak dari bebek biasa. Ekornya runcing. Sayapnya ada warna cokelat. Dan mata betina lebih cerah,” paparnya.

Potensi usaha dari bebek rambon itu pun bermula sejak warga Desa Karanganyar memiliki potensi bebek itu.

Pemerintah desa akhirnya menilai bahwa potensi yang dimiliki oleh desa yang sudah 34 tahun lalu pemekaran dari Desa Kroya itu, memiliki keinginan untuk mencoba memberdayakannya.

Guna meningkatkan potensi  Bebek Rambon ini, Pemerintah Desa Karanganyar kemudian menyiapkan lahan guna membangun sentra peternakan bebek di sana.

Pembangunan kawasan atau pusat/sentra peternakan Rambon tentunya bertujuan untuk menyatukan seluruh peternak, baik pembudidaya, penetasan, hingga pengolahan.

“Orang bisa datang langsung, tidak harus keliling ke rumah-rumah,” pungkasnya.

Dikutip dari Jurnal.unpad.ac.id Itik lokal umumnya memiliki nama yang disesuaikan dengan asal  itik tersebut.  Masing-masing itik memiliki sifat yang khas, baik dalam anatomi, morfologi maupun  produksi telur dan dagingnya.

Beberapa itik lokal  yang banyak dipelihara antara lain  yaitu  Itik Tegal,  Itik Mojosari, Itik Magelang, Itik Cihateup dan Itik Rambon.

Itik Rambon sendiri ialah jenis itik yang berasal dari daerah Cirebon Jawa Barat dari hasil persilangan antara  Itik Tegal dan Itik Magelang.

Itik jenis ini memiliki ciri umum seperti postur tubuh sedang, bulu berwarna coklat atau tutul coklat, paruh dan sisik kaki (shank) berwarna hitam serta kulit tubuh berwarna putih. Selain Cirebon, Itik Rambon banyak dipelihara di daerah  Indramayu, Majalengka, Kuningan, Subang, Karawang, Bekasi dan Banten. (*)

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version