PPN/Bappenas Rangkul Perguruan Tinggi dan Swasta Dukung Ketahanan Pangan di Sulut

  • Bagikan
Kementerian PPN/Bappenas menginisiasi kerja sama kemitraan Triple Helix untuk pengembangan pertanian/ketahanan pangan di Sulawesi Utara/IST

Mediatani – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) berinisiatif merangkul perguruan tinggi dan swasta dalam mendukung ketahanan pangan melalui pengembangan peternakan sapi di Sulawesi Utara.

Dengan sinergi pemerintah, perguruan tinggi, dan dunia usaha/swasta, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, akan memperkuat sistem pangan nasional terkhusus pada Indonesia wilayah bagian timur.

Suharso Monoarfa menyampaikan, melalui peningkatan produksi pangan berkelanjutan itu, sebagai langkah awal pihaknya melaksanakan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) kemitraan tiga pihak pengembangan pertanian/ketahanan pangan di Sulawesi Utara secara virtual dengan Kementerian Pertanian (Kementan) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara.

Pihaknya juga bekerja sama dengan Pemkab Bolaang Mongondow Utara, Universitas Sam Ratulangi Manado, Central Queensland University (CQU) dan Trade and Investment Queensland Government of Queensland (TIQ).

“Dalam kerangka kerja sama itu, kegiatan diarahkan dalam pengembangan peternakan sapi yang terintegrasi hulu hilir dan mencakup sinergi antar pihak,” ungkap Suharso melalui keterangan tertulis di Jakarta yang dilansir dari situs berita Republika.co.id, Rabu (13/1/2021).

Hal itu sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional, Bappenas mendorong pengembangan kerangka pendanaan blended financing.

Adapun yang dimaksud dengan Blended financing yakni melakukan upaya mensinergi pembiayaan dari pemerintah baik APBN maupun APBD, investasi dari sektor swasta, serta sumber lain yang sesuai dengan peraturan perundangan yang ada.

Sementara itu, TIQ bahkan memberi komitmen akan berinvestasi sebesar Rp 2 triliun dalam pengembangan industri daging sapi dalam kerja sama kemitraan tersebut.

Kerja sama yang melibatkan tiga pihak strategis ini direncanakan menjadi proyek yang strategis nasional yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah.

Hingga kini upaya pengembangan sapi sendiri di wilayah Sulawesi Utara telah dilakukan melalui pendekatan pengembangan balai pembibitan, penghijauan pakan ternak, optimalisasi reproduksi ternak, peningkatan mutu dan keamanan produk hewan. Selain dari pada itu ada pula pelayanan kesehatan hewan, serta fasilitas sertifikasi, pembiayaan, investasi, dan pemasaran.

Sinergi tersebut tentunya, diharapkan mendukung pemenuhan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Yang mana dalam RPJMN tersebut, pemerintah menetapkan target konsumsi protein dari ternak sebesar 11 gram per kapita per hari. Sementara pada sisi ketersediaan protein hewani ditargetkan sebesar 2,9 juta ton pada 2024.

Upaya memenuhi ketahanan pangan lainnya juga dilakukan Kelompok Tani Desa Sejahtera Rohani Jasmani, Bukit Cimanggu City (KETANSARI BCC) Bogor, Rabu (23/12/2020).

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim bahkan melantik 20 anggota tersebut bertempat di lapangan Seroja, Blok U, RT 10 RW 14, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor.

Para warga berupaya bangkit dari keterpurukan ditengah Pandemi Covid-19 yang melanda.

Mereka kemudian mendapatkan dukungan dari pemerintah Kota Bogor, khususnya Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor (DKPP).

“KETANSARI BCC masuk urutan 225 kelompok tani yang telah diresmikan di Kota Bogor, kondisi Pandemi ini ternyata mendorong warga untuk lebih kompak dalam mengatasi berbagai persoalan rumah tangga, dari persoalan kekurangan gizi, kecukupan pangan hingga perbaikan ekonomi,” ujar Dedie sebagaimana dilansir dari situs berita Radarbogor.id, (23/12/2020), lalu.

Wakil Walikota juga mengharapkan pihak DKPP memberikan support penuhpada tiap-tiap kelompok tani, di antaranya melalui Program Pekarangan Lestari (P2L).

“Harus ada ciri khas dari setiap kelompok tani agar lebih bermanfaat terhadap lingkungan dan warganya. Kami mendukung sepenuhnya gerakan seperti ini dan bisa mengajukan bantuan melalui P2L ke dinas terkait,” terang Dedie. (*)

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version