Mediatani.co — Produksi garam saat diakui belum mampu penuhi kebutuhan garam untuk konsumsi dalam negeri hingga masa panen 2018.
“[1,2 juta ton] kemungkinan kurang hanya bisa sampai Maret 2018 tetapi saya tetap menunggu deklarasi resmi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan [KKP],” ujarnya Direktur Garam Utama PT Garam Budi Sasingko, Kamis (7/12/2017).
Budi memprediksi pasokan produksi garam nasional pada tahun 2017 sebesar 1,2 juta ton. Angka tersebut sudah gabungan total antara garam petani rakyat dan garam hasil PT Garam. Sementara, prediksi kebutuhan nasional mencapai 1,8 juta ton.
Menurut dia, pasokan produksi garam pada tahun 2017 yang tidak sesuai dengan kebutuhan di tahun 2018 akan berdampak terhadap melonjaknya harga seperti yang terjadi beberapa waktu lalu. Lebih lanjut dia menjelaskan, opsi impor untuk memenuhi kebutuhan hingga saat ini belum dibahas oleh pemerintah.
Impor garam, sambungnya, seperti yang dilakukan pada Agustus 2017, berhasil menekan pergerakan harga garam di pasaran.
“Begitu impor datang kemarin harga langsung turun tembus ke Rp1,8 juta per ton hingga Rp2 juta per ton dari sebelumnya Rp5 juta ton,” paparnya.
Seperti diketahui, pada Agustus 2017, harga garam konsumsi melejit di pasaran. Hal tersebut akibat gagal panen di beberapa daerah penghasil seperti Probolinggo, Jawa Timur, dan Madura. Kenaikan harga di seluruh wilayah Indonesia berkisar antara Rp3.5000 per 200 gram hingga Rp5.000 per 200 gram.
Pemerintah akhirnya memutuskan untuk menugaskan PT Garam mengimpor 75.000 bahan baku garam konsumsi. Pasokan tersebut kemudian didistribusikan kepada industri pengolah di beberapa wilayah Tanah Air.