Rendahnya Angka Konsumsi Ikan Jadi Penyebab Tingginya Angka Stunting di Wilayah Perbukitan

  • Bagikan
Penyaluran paket olahan ikan dari KKP.

Mediatani – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus menggalakkan kampanye Gerakan Makan Ikan (Gemarikan) di berbagai daerah. Gerakan KKP ini menyasar daerah yang angka konsumsi ikannya masih rendah, sepert di wilayah perbukitan yang notabene jauh dari laut.

Dilansir dari laman resmi KKP, Senin (8/3), Direktur Pemasaran, Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Machmud tak memungkiri bahwa angka konsumsi ikan masyarakat di dataran tinggi lebih rendah dibandingkan masyarakat yang dekat dengan sentra produksi perikanan di pesisir pantai.

Machmud mengungkapkan salah satu wilayah perbukitan yang menjadi sasaran KKP adalah Majalengka karena daerah ini memiliki angka stunting yang masih tinggi.

Menurutnya, berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskedas 2018) prevalensi stunting yang terjadi di wilayah Jawa Barat cukup tinggi, yakni mencapai 29,2 persen. Bahkan, untuk wilayah Majalengka, angka penderita stunting sudah mencapai 30 persen.

Adapun program Gemarikan ini dijalankan dengan memberikan sebanyak 500 paket berisi ikan dan olahan ikan yang terdiri dari bandeng presto, pindang tongkol, sumpia udang, pastel udang, abon ikan, bakso ikan dan basreng ikan untuk masyarakat.

Masyarakat di Majalengka memang cukup menyukai berbagai produk olahan ikan yang dipilih, seperti ikan pindang, bakso dan produk olahan kering.

“Disini jauh dari laut, kita hadirkan yang olahan. Selain disukai oleh masyarakat di Majalengka, produk olahan juga menjadi cara lain kita menikmati ikan,” sambungnya.

Target Konsumsi Ikan

Program Gemarikan ini dilakukan oleh pemerintah pusat melalui Ditjen PDSPKP KKP yang berkolaborasi dengan pemerintah daerah. Sinergitas ini perlu dilakukan untuk mencapai target Angka Konsumsi Ikan masyarakat Indonesia pada 2024, yaitu sebesar 62,05 kg/kapita. Target tersebut ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono.

Camat Maja Kabupaten Majalengka, Arif Daryana, mengatakan, di wilayahnya, ikan sudah dimasukkan sebagai salah satu sumber protein hewani yang wajib ada pada setiap paket bantuan yang diberikan untuk masyarakat.

“Untuk Kecamatan Maja yang posisinya ada di dataran tinggi ini, maka kami memanfaatkan ikan-ikan air tawar yang berasal dari kolam yang keberadaannya cukup banyak di daerah ini,” ungkap Arif.

Gemarikan di Wonogiri

Selain Majalengka, KKP juga memeberikan sebanyak 1000 paket olahan ikan kepada masyarakat Wonogiri saat berkampanye Gemarikan. Kegiatan tersebut dilakukan KKP bersama anggota Komisi IV DPR RI.

Kabupaten Wonogiri ini menjadi sasaran kampanye Gemarikan, karena termasuk sebagai salah satu daerah prioritas untuk melakukan penanganan stunting selain angka konsumsi ikan masyarakatnya yang masih rendah.

Machmud menjelaskan bahwa angka konsumsi ikan di Wonogiri pada tahun 2019 yaitu 22,5 kg/kapita setara ikan utuh segar. Menurutnya, angka tersebut masih jauh di bawah angka konsumsi ikan nasional tahun 2019 yaitu 54,49 kg/kapita.

Anggota Komisi IV DPR RI, H. Hamid Noor Yasin, yang turut hadir pada kegiatan tersebut sangat menyayangkan angka konsumsi ikan yang masih rendah di Kabupaten Wonogiri. Karena menurutnya, Kabupaten Wonogiri memiliki potensi produksi ikan yang cukup tinggi.

Ia menyebutkan Waduk Gajahmungkur memiliki potensi produksi ikan sebesar 8.500 ton per tahun. Selain itu, juga dapat ditunjang dengan produksi ikan budidaya dari kolam dan hasil penangkapan ikan di laut.

“Maka amat disayangkan kalau masyarakatnya kurang mengonsumsi ikan,” ujar Hamid.

Menurutnya, masyarakat dan siswa-siswa sekolah perlu diberikan informasi tentang penting manfaat ikan agar mencintai dan mengonsumsi ikan. Dengan begitu, lanjutnya, kasus kelahiran gagal tumbuh dan tidak normal atau yang lebih dikenal dengan stunting dapat dicegah.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version