Mediatani – SEAMEO Biotrop merilis program Agro Eduwisata yang berbasis pada wisata pendidikan pertanian. Dengan adanya agro eduwisata ini, masyarakat bisa berwisata sambil belajar atau mendapatkan edukasi berbagai hal tentang pertanian (agro).
Pada program Agro eduwisata ini, seluruh masyarakat mulai dari anak usia dini hingga para pensiunan akan diperkenalkan dengan keanekaragaman hayati serta penerapan teknologi canggih dan terbaru.
Direktur SEAMEO Biotrop, Zulhamsyah Imran ketika ditemui di Taman Eduwisata Biotrop pada Rabu (05/10/22) mengatakan bahwa program ini nantinya dilaksanakan bekerja sama dengan beberapa pihak.
Pihak yang rencananya akan diajak bekerja sama adalah pemerintah daerah, lembaga pendidikan luar negeri di antaranya Philipina, Thailand dan 39 sekolah binaan. Semua pihak tersebut akan sama-sama menjalankan program ini.
“Di sini kami banyak lokasi yang akan dikembangkan. Saat ini sudah ada taman eduwisata ini, ada penangkaran lebah tidak menyengat, sensori garden, tanaman langka dan beberapa lokasi lain untuk mengajak masyarakat mau belajar tentang keanekaragaman hayati,” terang Zulhamsyah dilansir dari laman antaranews.com, Rabu (05/10/22).
Pada kesempatan yang sama, dia juga menjelaskan, melalui program ini, pengunjung akan mendapatkan pengalaman belajar terkait keanekaragaman hayati tak terkecuali cara mengelola tanaman langka yang beraroma wangi untuk kemudian diekstrak menjadi parfum dan masih banyak hal lainnya.
Untuk mewujudkan program ini, Biotrop dilengkapi dengan fasilitas penunjang pendidikan pertanian, mulai dari pengenalan tanaman, perawatan dengan menggunakan teknologi baik, serta proses pengolahan yang dirancang agar pengunjung merasa senang ketika berada di agro eduwisata tersebut.
Dengan berbagai kelengkapan fasilitas tersebut, pengunjung nantinya bisa memegang, melihat, mencium bunga wangi dan indah yang berasal dari berbagai daerah hingga luar negeri di dalam Sensori Garden.
Beberapa tanaman yang menjadi koleksi di taman tersebut masuk dalam kategori tanaman yang langka. Pengunjung bisa mengetahuinya dari papan scan barcode yang dimiliki oleh semua tanaman koleksi. Ketika pengunjung menscan barcodenya, maka akan muncul penjelasan secara rinci terkait profil tanaman tersebut.
Zulhamsyah menambahkan, di sudut lain, terdapat koleksi tanaman obat, buah dan sayuran yang ditanam dengan menggunakan teknologi pertanian hidroponik dan aquaponik.
Berdasarkan pantauan di lapangan, area depan Taman Agro Eduwisata Biotrop dimanfaatkan sebagai tempat penangkaran lebah. Lebah ini tidak menyengat karena dilengkapi dengan papan tertutup yang apik dan aman dari anak-anak hingga orang dewasa.
Masyarakat yang akan berkunjung nantinya juga bisa belajar terkait cara menangkar lebah di rumah agar tidak menyengat. Selain itu, lebah ini juga bisa memproduksi propolis yang dinilai lebih tinggi dari lebah yang menyengat, tetapi lebih mudah untuk dibudidayakan.
“Jadi semua masyarakat boleh berkunjung, kami sudah berkomitmen SMEAO Biotrop ini terbuka untuk umum. Masyarakat dapat teredukasi mengenai keanekaragaman hayati,” tutup Zulhamsyah.