Mediatani – Seringkali permasalahan yang dihadapi kebanyakan pengusaha yang bergelut pada petenakan ayam adalah bau kandang yang disebabkan oleh kotoran ayam.
Bau tersebut terkadang menjadi keluhan warga sekitar, apalagi jika lokasi dijadikan tempat usahanya yang tidak jauh dari pemukiman.
Hal inilah yang alasan utama seorang pengusaha peternakan ayam petelur bernama Cipto, warga di Desa Kaliakah, Kecamatan Negara dengan melakukan berbagai cara untuk menghilangkan bau yang bersumber dari kandang ayamnya. Alhasil, ia menemukan cara mudah untuk menghilangkan bau tersebut.
Cipto sebenarnya adalah seorang pengusaha warung makan yang merambah menjadi pengusaha peternakan ayam petelur.
Ia menemukan teknik maggot yang dapat dimanfaatkan sebagai penghilang bau pada kandang ayamnya. Menurutnya, selain dapat dimanfaatkan sebagai pakan alternatif, maggot juga bisa memakan kotoran.
Setelah empat bulan melakukan penelitian, Cipto mengetahui bahwa maggot juga dapat dibudidayakan sebagai pemakan kotoran ayam dan cukup efektif sebagai penghilang bau tidak sedap dari kotoran yang dihasilkan oleh ayam petelur.
“Dengan inovasi itu selama empat bulan terakhir ini cukup efektif. Maggot juga selain sebagai pemakan kotoran, akhirnya juga dapat sebagai pakan ayam. Setelah memakan kotoran ayam ketika maggot masih muda. Ketika tua maka akan kembali sebagai pakan ayam,” ucapnya, seperti dikutip dari Bali.tribunnews, Senin 16 Agustus 2021.
Sementara itu, Wakil Bupati Jemrana I Gede Ngurah Patriana Krisna mengaku, memadukan peternakan ayam dengan ternak maggot ini merupakan solusi untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan.
Menurutnya, cara ini cocok dikembangkan oleh para peternak ayam di Jembrana. Tentu saja, hal ini sangat menguntungkan bagi peternak karena ayam petelur dapat menjadikan maggot sebagai makanan.
“Kalau semua pengusaha peternakan ayam petelur menggunakan cara ini, tidak akan ada lagi keluhan bau dari warga sekitar. Apalagi, maggot juga bisa dijadikan pakan ternak,” bebernya.
Siklus Hidup dan Kandungan Nutrisi Maggot
Kandungan nutrisi yang terdapat pada maggot tebilang sangat tinggi, mulai dari protein, asam lemak, asam amino hingga mineral yang dihasilakan. Hal ini menjadikan maggot cukup berpotensi sebagai alternatif pakan ternak unggas.
Cara ini ternyata tidak hanya trend di Indonesia, tapi juga di Negara lain. Jurnal dari Italia menyebutkan bahwa maggot merupakan larva dari lalat atau black soldier fly (BSF) punya kelayakan sebagai sumber protein dari segi nutrisi.
Adapun siklus hidupnya, yaitu mulai dari maggot dewasa yang menghasilkan telur, kemudian menjadi larva, seperti pupa.
Untuk menopang pertumbuhan larva BSF, maka dapat diberikan left over atau sampah berupa sisa-sisa sayuran maupun buah-buahan yang bersifat organik dimanfaatkan larva untuk menghasilkan bahan pakan yang diinginkan.
Setelah bertelur, lalu dibesarkan sampai menghasilkan larva kembali. Hingga mencapai umur 15 hari, maggot sudah dapat dipanen.
Maggot dapat mereduksi bau atau polusi seperti sampah organik. Bau dari kotoran akan berkurang bahkan sampai tidak tercium. Maggot juga bisa mengontrol populasi lalat rumah, namun yang terpenting bagi stakeholder peternakan adalah sumber nutrisi yang dihasilkan maggot.
Tidak menutup kemungkinan maggot juga bisa dimanfaatkan sebagai penyusun pakan konsentrat pada ternak ruminansia.
Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa dari analisis proksimat maggot protein kasar (PK) dan lemak yang dihasilakan cukup tinggi. Kadar lemak maggot juga diketahui di atas 20 % tergantung dari asupan nutrisi makanannya.
Minyak dari maggot dapat meningkatkan dan memperbaikin FCR (Feed Convertion Ratio), jika dibandingkan minyak kelapa (coconut oil) dan minyak jagung (corn oil).
Minyak maggot juga dapat meningkatkan efisiensi pakan pada ayam pedaging (broiler) dan tidak ada efek negatif terhadap organ ayam, termasuk perkembangan usus halus.
Selain itu, bisa digunakan sebagai functional fat, sebab mengandung banyak medium chain fatty acid dan masuk ke dalam daging yang dapat menghasilkan daging dan telur ayam fungsional.
Kelebihan lainnya, maggot bisa digunakan tanpa harus diolah terlebih dahulu, sehingga bisa langsung dikonsumsi oleh ternak unggas.