Mediatani – Akhir-akhir ini kita disungguhkan dengan berita kenaikan dan kelangkaan beberapa kebutuhan pokok. Selain minyak goreng dan kedelai, ternyata kenaikan harga juga terjadi pada komoditi daging sapi.
Melonjaknya harga daging sapi yang telah terjadi di tiga hari belakangan ini mulai terasa di pedagang daging sapi di beberapa daerah di Indonesia.
Salah satu pedagang di Bekasi menyebutkan, kenaikan harga daging sapi ini terjadi secara perlahan dalam tiga hari belakang ini, dimulai dari Rp 120.000, naik ke Rp 125.000, lalu naik ke Rp 130.000, hingga sekarang menjadi Rp 135.000 per kilogram. Kenaikan harga daging sapi tersebut membuat omzet dagangannya turun hingga 40 persen.
Sementara itu, harga daging sapi di Jakarta sudah tembus di angka Rp 130.000 – Rp 140.000 per kilogramnya.
Menurut Hendra yang merupakan salah satu pedagang di Pasar Slipi Jakarta Barat, kenaikan harga tersebut dinilai terlalu tinggi di momen seperti ini, yang bukan seperti momen lebaran yang terbilang wajar bila terjadi kenaikan harga.
Senada dengan itu, Ida salah saeorang pedagang daging sapi di Bandung juga mengeluh akan naiknya harga daging sapi. Ia mengaku banyak pembeli yang menahan untuk membeli daging sapi. Hal itu membuat omzet pedagang daging sapi di Pasar Panampungan Tohaga, Jawa Barat dalam catatannya turun hingga 30 persen dibanding hari normalnya.
Terkait hal ini, Sekretaris Asosiasi Pedagang Daging Indonesia, DKI Jakarta, Mufti Bangkit Sanjaya mengatakan bahwa ia menyesali kebijakan pemerintah yang begitu pro terhadap korporasi besar karena melonggarkan terjadinya bentuk monopoli dan kartel. Hal tersebut mengakibatkan banyak pedagang hingga rakyat kecil terus mengalami kesulitan di tengah situasi pandemi.
Mufti menilai, di tengah menurunnya daya beli masyarakat di situasi pandemi ini, kenaikan harga daging sapi tersebut terlalu tinggi dari harga normalnya yang sebesar Rp 110.000.
Belum lagi karena pedagang mesti mendapatkan Harga Pokok Penjualan (HPP) yang kurang dari Rp 130.000, terpaksa mengalami kerugian lantaran modal hingga biaya operasional lain yang dikeluarkan juga tidak sedikit.
Walau secara rinci pedagang belum mengetahui penyebab melonjaknya harga, namun kenaikan harga ini juga berefek juga pada distributor daging. Apalagi sebagian besar pedagang yang menjual daging sapi di pasar berasal dari Rumah Potong Hewan (RPH)
Sejumlah pedagang daging pun juga mengaku akan melakukan aksi mogok berjualan dengan maksud agar pembeli mengetahui bila harga daging sapi sedang melonjak tinggi.
Mufti menyatakan pihaknya berencana melakukan mogok atau menghentikan aktivitas penjualan daging di Jabar dan sekitarnya selama lima hari dimulai pada hari senin 28 Februari.
Anton salah satu pedagang di Pasar Cisalak, Cimanggis, Depok menambahkan rencana mogok dagang yang terjadi di Cibonong akan terjadi selama tiga hari. Aksi tersebut bukan hanya dilakukan di Pasar Cisalak, namun juga di pasar-pasar lainnya. Dia memprediksi harga daging sapi akan terus melonjak mencapai angka Rp 150.000 hingga menjelang lebaran nantinya.