Sisik Ikan Asal Boyolali Disulap Jadi Produk Ekspor

  • Bagikan
Pengolahan sisik ikan di Boyolali

Mediatani – Unit pengolah ikan (UPI) di Boyolali, Jawa Tengah berhasil mengekspor hasil sampingan produk perikanan berupa sisik ikan ke Jepang dan India. Sisik ikan ini disulap menjadi produk bernilai tambah tinggi melalui pemanfaatan berbasis zero waste.

Plt. Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Ishartini menyampaikan bahwa seluruh bagian ikan bisa menjadi sumber daya yang dapat dimanfaatkan atau disebut zero waste.

“Tidak hanya dagingnya saja yang dapat dimanfaatkan, tetapi kulit, tulang, sirip, dan seluruh bagian ikan dapat diolah dan dimanfaatkan,“ sebutnya.

Lebih lanjut Ishartini menjelaskan, salah satu contoh industri yang memanfaatkan limbah ikan (waste) yaitu UPI PT. Marine Biogel Indonesia di Kabupaten Boyolali. Industri ini memanfaatkan sisik yang merupakan limbah ikan (waste) yang tidak memiliki nilai/harga menjadi sesuatu yang memiliki nilai. Sisik-sisik yang didapatkan diproses hingga siap dimanfaatkan menjadi bahan baku pembuatan kolagen.

Ia menjelaskan bahwa kolagen merupakan kandungan protein tinggi yang dapat dimanfaatkan untuk mencegah penggumpalan darah, menyembuhkan luka dengan cepat, menjaga kesehatan sistem syaraf tubuh, dan lain sebagainya. Karena itu, kandungan tersebut dibutuhkan oleh industri makanan, kosmetik, obat-obatan, maupun industri produk lainnya.

Melihat potensi tersebut, Ishartini mengajak pelaku usaha di industri perikanan budidaya dan UMKM di Indonesia untuk memanfaatkan peluang tersebut dengan memenuhi kebutuhan sisik yang ada.

PT. Marine Biogel Indonesia telah beroperasi sejak tahun 2021 dan mempekerjakan 35 orang dengan komposisi 15 orang laki-laki dan 20 orang perempuan. Sebanyak 22 orang dari tenaga kerja tersebut telah berstatus tetap dan sisanya 13 orang lainnya adalah tenaga kerja harian.

Karena proses produksi yang dijalankan cukup sederhana, PT. Biogel memberdayakan tenaga kerja yang tidak memiliki ketrampilan khusus. Namun, mereka diberikan pelatihan quality control serta pendampingan dari kepala produksi yang memiliki sertifikat mutu untuk menghasilkan produk berkualitas.

“Produk akhir yang diproduksi telah mampu menembus pasar ekspor dengan tujuan utama Jepang dan India dengan omset yang dihasilkan mencapai Rp25 – 50 miliar/tahun,” ungkapnya.

Sampai saat ini, indsutri ini telah mendapat dukungan fasilitasi industri dari Ditjen PDSPKP melalui penyediaan informasi pasar serta perluasan akses pasar dalam dan luar negeri. Selain itu, para pelaku usaha juga terus mendapat edukasi terkait pemenuhan persyaratan pasar, penguatan ketertelusuran, hingga membuat diversifikasi produk dan nilai tambah.

“Tidak lupa juga kita lakukan promosi dan branding produk serta peningkatan pasokan bahan baku untuk industri pengolahan ikan nasional, dan lain sebagainya,” tutur Ishartini.

Sementara itu, Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin saat melakukan kunjungan ke UPI tersebut beberapa waktu lalu mengapresiasi upaya hilirisasi produk perikanan di Boyolali.

Menurutnya, jika sisik ikan yang ada di seluruh wilayah Indonesia dikumpulkan masing-masing kabupaten melalui pengepulnya, maka kebutuhan bahan baku tersebut bisa tercukupi.

Selain itu, KKP juga mencatatkan produk perikanan Indonesia berhasil di ekspor ke 172 negara melalui upaya penjaminan mutu dan keamanan produk perikanan. Pencapaian tersebut berkat upaya KKP dalam mendorong penerbitan sertifikat tracebility dan sertifikasi critical control point (HACCP).

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version