Mediatani – Tanaman jagung memang kerap kali dirawat oleh para petani karena merupakan salah satu komoditas yang dijadikan bahan konsumsi. Jagung juga menjadi makanan favorit banyak orang dan sering dijual di pasar. Untuk mendukung kebutuhan jagung sebagai bahan pangan bagi orang banyak dan sebagai bahan pokok bagi industri pakan ternak, maka diperlukan jaminan ketersediaan jagung dengan mutu yang baik.
Hasil panen jagung dikatakan baik bila jagung dipanen dengan tingkat kematangan yang tepat. Beberapa tanda yang menunjukkan bahwa jagung siap dipanen atau telah matang secara optimal yaitu bila kelobot (daun pembungkus) pada daun telah berwarna kuning, biji menjadi keras dan berwarna mengkilap, serta jika ditekan dengan jari, tidak lagi meninggalkan bekas tekanan.
Walaupun mendapatkan hasil panen yang baik, tetapi Anda juga harus tahu cara menyimpan jagung tersebut setelah dipanen. Jagung juga merupakan salah satu komoditas musiman yang mudah rusak apabila disimpan dengan cara yang tidak tepat. Teknologi yang tepat guna untuk memanen komoditas ini pun bisa membuatnya menjadi lebih tahan lama, tidak mudah rusak dan bisa disimpan.
Proses Pascapanen Jagung : Pengeringan
Salah satu proses pascapanen jagung yang bisa dilakukan untuk mendapatkan jagung yang layak adalah pengeringan. Mengeringkan jagung merupakan proses untuk menurunkan kadar air hingga membuat jagung siap diproses lebih lanjut. Tanpa adanya pengeringan, jagung menjadi lembek, berair dan lebih mudah busuk.
Oleh karena itu, proses ini memang menjadi yang utama setelah menanen jagung. Sebagai tips untuk memudahkan proses ini, sebaiknya memanen jagung dilakukan para hari yang cerah, baik di pagi atau sore hari. Jika panen dilakukan ketika hujan turun, maka proses pengeringan akan sulit dan mengalami banyak hambatan. Kualitas jagung pun menjadi cepat menurun dibandingkan panen pada waktu yang tepat.
Untuk menghindari butir jagung yang berkecambah, sebaiknya jagung tidak dibiarkan atau dipanen saat hujan turun. Dengan begitu, Anda harus menunggu waktu-waktu tertentu untuk mengambil jagung dari tanamannya. Jagung pun sebaiknya dipanen bersama dengan daun jagungnya untuk menekan resiko terjadinya kerusakan butir jagung (butir satuan) di dalamnya.
Tujuan lain dari pengeringan yang akan dilakukan pun adalah untuk memenuhi persyaratan mutu jagung yang layak untuk dipasarkan. Kadar air yang bagus untuk jagung siap konsumsi adalah 14%. Selebihnya, jagung tidak optimal untuk dipasarkan.
Tahapan Pengeringan Jagung
Tahapan dalam pengeringan jagung sebenarnya tidak sulit. Awalnya, Anda perlu melakukan pemipilan jagung. Pemipilan adalah suatu proses perontokan biji jagung dari tongkolnya. Saat yang tepat untuk memipil jagung adalah ketika kadar air jagung berkisar antara 18-20%. Selain mempertahankan fungsi jagung untuk jangka waktu yang cukup lama, penanganan tersebut juga akan meningkatkan nilai jual jagung yang member dampak peningkatan pendapatan petani.
Jika pemipilan ini dilakukan setelah pengeringan, butir jagung dapat menjadi rusak, cacat, atauk kulitnya terkelupas sehingga pengerjaan semakin sulit. Jagung yang sudah berbentuk pipilan kemudian akan dikeringkan hingga kadar airnya 13-14%.
Setelah itu,Anda perlu meletakkan pengeringan dapat dilakukan dengan meletakkan jagung tanpa daunnya di bawah terpal dengan ketinggian 80 – 100cm agar tidak menyentuh dan memberi ruang pada jagung. Di sekeliling terpal pun dibuat parit agar aliran air berjalan lancar dan tidak mengenai jagung. Setelah itu, tinggalkan jagung hingga kering sendiri.
Cara ini mungkin akan berlangsung selama 7 hingga 15 hari sambil menunggu hari-hari cerah untuk meletakkannya di bawah sinar matahari secara langsung. Bila perlu, bisa dilakukan pengasapan pada jagung dengan hasil pembakaran batang dan tongkol jagung.