Mediatani – Kebutuhan manusia akan daging sapi sudah tidak mengenal ruang dan waktu. Proses peternakan sapi baik dari hulu ke hilir menjadikan bisnis ini kian maju. Salah satu hal yang menjanjikan keuntungan dalam bisnis sapi potong yaitu dengan melakukan proses budidaya penggemukan.
Kelebihan dari bisnis penggemukan sapi ini yaitu periode alur masuk uang yang cepat, keuntungan tinggi dan pasar yang terbuka lebar. Usaha penggemukan ini juga menjadi bisnis yang menggiurkan karena hanya membutuhkan waktu 3-6 bulan, sapi potong sudah bisa dipanen dan dijual dengan target penambahan bobot harian antara 1-1,5 kg/hari.
Budidaya sapi, khususnya di Indonesia kebanyakan memang masih menggunakan sistem tradisional dan dijadikan sebagai usaha sambilan. Namun, usaha penggemukan sapi potong ini telah banyak diminati oleh peternak dan pengusaha.
Nah, sebelum menjadi juragan sapi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan penggemukan sapi potong. Agar sukses, simak tips dan ulasan berikut:
Memilih Bakalan
Pemilihan bakalan yang tepat, sangat berpengaruh dalam kesuksesan usaha penggemukan. Bakalan dengan kualitas yang baik akan berdampak langsung terhadap produktifitas ternak, serta efisiensi pakan yang digunakan.
Biaya pakan yang membengkak bisa terjadi jika salah memilih bakalan sapi dan nantinya akan berdampak pada pertambahan bobot badan yang tidak seberapa.
Memilih Bangsa Ternak
Setiap bangsa memiliki keunggulan tersendiri, ras impor seperti sapi simental dan limousin yang memang memiliki keungulan Pertambahan Bobot Badan (PBB) harian yang bisa mencapai 1,2 kg. Akan tetapi, sapi impor memiliki pertambahan berat badan yang baik juga berpengaruh terhadap kualitas pakan yang diberikan.
Sementara sapi lokal seperti sapi peranakan ongole, sapi bali dan sapi madura, biasanya memiliki pertambahan bobot badan sekitar 0,6-0,8 kg setiap harinya. Berbeda dengan sapi impor, biaya dan kualitas pakan yang digunakan bisa lebih rendah.
Pemilihan bangsa ternak sapi sangat bergantung pada ketersediaan pakan di daerah atau lokasi penggemukan. Selain itu, biaya yang disediakan juga menjadi pertimbangan. Jadi yang perlu diperhatikan adalah memilih bangsa sapi yang cocok dengan lokasi penggemukan.
Menentukan Umur Ternak
Secara ekonomis, memelihara sapi umur tua sudah jelas merugi. Umur 1,5 sampai dengan 2,5 tahun adalah umur ideal untuk bakalan sapi yang akan digemukkan. Sebab, pada umur tersebut, pembentukan atau sintesis daging sedang bagus-bagusnya.
Umur sapi yang masih muda memiliki efisiensi saluran cerna juga optimal, sehingga berpengaruh dengan pakan yang dapat diserap secara optimal untuk pertumbuhan. Adapun cara memilih sapi umur 1,5-2,5 tahun yaitu lihat saja giginya dengan poel satu.
Jenis Kelamin
Jika ingin menjalankan usaha penggemukan sapi potong, sebaiknya memilih sapi yang berjenis kelamin jantan. Sebab, sapi jantan memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibanding sapi betina. Hal ini juga penting untuk mencegah pemotongan ternak betina produktif.
Performa Baik dan Sehat
Kesehatan menjadi faktor penting dalam pemilihan bakalan. Kesehatan ternak bisa dilihat dari fisik ternak yang lengkap dan normal, seperti tidak terdapat luka pada kulit, rambut mengkilat, hidung berlendir, kaki tidak pincang, mata dan telinga lengkap, serta memiliki nafsu makan yang tinggi.
Pemberian Pakan
Pakan merupakan faktor nomor satu yang mempengaruhi proses menggemukan sapi. Selain kecocokan sapi dengan pakan yang diberikan, pakan haruslah mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.
Usahakan pakan yang digunakan selalu terjaga dari kontaminasi luar yang bisa menyebebkan pencemaran pada pakan agar tidak mudah rusak.
Salah satu upaya yang dilakukan agar pakan terhindar dari telur cacing, yaitu carilah pakan di siang hari atau sore hari. Disarankan bagi pembudidaya penggemukan sapi potong, memberikan lebih banyak pakan hijauan dari pada olahan konsentrat.
Sebab, pakan hijau adalah makanan pokok sapi. Adapun waktu pemberian pakan yang baik, yaitu 3 kali dalam sehari yaitu tepatnya pukul 8 pagi, 12 siang, dan 5 sore.
Rumput benggala, rumput raja, rumput gajah, tanaman lamtoro, rumput raja, kaliandra, gamal, dan centro adalah jenis pakan yang sangat cocok diberikan untuk sapi. Selain itu, limbah pertanian seperti jerami dan pakan hijau juga bisa dijadikan pakan utama sapi.
Pakan harus baru agar sapi mendapatkan gizi yang cukup untuk pertumbuhannya. Pemberian pakan alternatif sangat tidak disarankan untuk makanan pokok sapi sehari-hari.
Pakan Konsentrat
Pakan penguat atau pakan konsentrat yang diberikan dapat berupa pakan olahan seperti dedak padi yang telah dicampurkan tepung tulang, bungkil kelapa, dan garam dapur. Adapun kompisisi pakan konsentrat yakni 30% bungkil kelapa, 70% dedak, 1% garam dapur dan 0,5% tepung tulang.
Komposisi olahan tersebut harus sesuai, tidak dianjurkan jika melebihi persentase yang telah ditetapkan. Sebab, kandungan gizi pakan harus sesuai untuk kebutuhan sapi tersebut.
Kebersihan kandang
Sanitasi atau kebersihan kandang harus selalu terjaga setiap waktu. Anda harus tetap menjaga kebersihan kandang dari kotoran sapi dan berbagai kotoran lainnya.
Lantai kandang, lingkungan, dan sistem pembuangan kotoran sapi juga harus dijaga kebersihannya. Bau yang menyengat akan mempengaruhi pertumbuhan dan daya tarik sapi terhadap makanan.
Kesehatan sapi
Pemberian vitamin salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah serangan penyakit pada sapi. Penyakit yang sering dialami sapi adalah cacingan, mencret, diare, dan sebagainya.
Apabila sapi mengalami gangguan kesehatan, segeralah melakukan penanganan agar penyakit tidak menular ke sapi yang lain. Obat herbal seperti daun pepaya atau daun jambu biji bisa ditambahkan pada makanan pokoknya untuk melakukan pengobatan dan pencegahan.
Dibandingkan dengan obat herbal dan produk kemasan lainnya, obat alami ini terbukti lebih manjur dan ampuh. Anda juga bisa menghubungi dokter hewan, penyuluh petenakan dan memberikan obat selain herbal apabila ada sapi yang sakit.
Pemberian minum
Pada penggemukan sapi, pemberian air minum dilakukan sebanyak 3 kali sehari yaitu pada pagi, siang, dan sore hari. Pada pagi dan sore hari, air dicampur dengan tetes hasil gilingan tebu dan kebi. Kebi adalah limbah hasil gilingan padi berwarna putih seperti tepung beras.
Pemberian tetes ini sebenarnya tidak memiliki takaran khusus. Namun, sebaiknya campurkan tetes ke dalam air sampai warnanya berubah menjadi hitam dan sedikit kental.
Sedangkan untuk pemberian kebi dari 1 liter air, dibutuhkan 10 sendok makan kebi. Perbandingan tetes dan kebi yang diberikan yaitu 1:2. Misalnya, jika tetes diberikan 2 kali maka kebi diberikan 1 kali minum saja.
Kelebihan dari pemberian tetes ini yaitu dapat membantu proses pengembangan dan pengomposan daging, sedangkan kebi berguna untuk memadatkan daging.
Pergerakan sapi
Untuk mendapatkan daging yang lebih padat pada program penggemukkan sapi, siapkan lahan kosong atau kandang yang cukup untuk sapi berlari.
Daging sapi yang dihasilkan akan padat dan mudah berkembang apabila sistem peredaran darah sapi mengalir lancar dan otot pada bagian tubuh sapi berkembang. Karena jika sapi dibiarkan diam dan bermalas-malasan, tentunya akan menjadi sumber datangnya penyakit akibat peredaran darah sapi yang kurang lancar.
Itulah berbagai tips yang perlu dilakukan oleh peternak jika ingin menggemukkan sapi potong dalam waktu yang singkat. Memilih bakalan, bangsa ternak, menentukan umur, jenis kelamin, performa, kebersihan kandang, kesehatan sapi, pemberian pakan dan minum, serta pergerakan sapi adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggemukan sapi potong.