Aceh Singkil Kini Punya Wisata Taman Mangrove

  • Bagikan
Taman Mangrove Pulo Tabek di Desa Gosong Telaga Selatan, Kecamatan Singkil Utara.

Mediatani – Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil membuat keberadaan Taman Mangrove Pulo Tabek di Desa Gosong Telaga Selatan, Kecamatan Singkil Utara menjadi daya tarik wisata baru di Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh.

Dirjen PRL TB Haeru Rahayu mengatakan taman mangrove yang dibangun tersebut ditargetkan akan menjadi Pusat Restorasi dan Pengembangan Ekosistem Pesisir (PRPEP) di Tanah Singkil yang nantinya akan dikembangkan menjadi sarana edukasi, penelitian, dan laboratorium alam.

“PRPEP adalah suatu tempat pembelajaran bagi masyarakat untuk mengenal fungsi dan manfaat ekosistem pesisir serta berbagai upaya restorasinya. Selain itu juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar melalui ekowisata,” ujar Pria yang akrab dipanggi Tebe ini di Jakarta.

Tebe menjelaskan, pemerintah melalui KKP telah memberikan bantuan berupa bangunan sarana dan prasarana di kawasan yang potensial untuk pengembangan PRPEP sejak tahun 2015. Untuk tahun 2020, pembangunan PRPEP dijalankan Bersama dengan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Padat Karya Rehabilitasi Kawasan Mangrove dengan melibatkan masyarakat dalam proses pembangunannya.

“Pemberdayaan untuk seluruh elemen masyarakat, baik secara langsung dan tidak langsung diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat di masa pandemi Covid-19 serta pasca pembangunan nantinya,” jelasnya.

Kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang, Mudatstsir menyebutkan bahwa PRPEP yang dibangun dengan membuat selasar (tracking) mangrove di Aceh Singkil ini merupakan langkah awal yang dilengkapi berbagai fasilitas, dengan harapan untuk dikembangkan nantinya.

“Ini KKP beri pancingan, nanti dikembangkan hingga semakin besar untuk membantu masyarakat. Saat ini, tracking mangrove Aceh Singkil telah dilengkapi fasilitas berupa 2 gazebo, menara pandang, lampu tenaga surya, loket masuk, toilet serta gapura sebagai landmark wisata di kawasan itu,” tandas Mudatstsir.

Dinas Perikanan Kabupaten Aceh Singkil, Chazali juga menyampaikan hal yang senada. Menurutnya, peran mangrove untuk ekosistem pesisir merupakan hal yang bermanfaat, baik secara ekologis maupun ekonomis.

“Salah satu pemanfaatan yang dapat dilakukan dengan adanya mangrove di lingkungan kita ialah menjadikannya ekowisata. Selain bermanfaat sebagai penahan sedimen, mangrove dapat digunakan sebagai sarana wisata berbasis lingkungan yang apabila dikelola dengan baik akan mendatangkan manfaat besar bagi masyarakat di sekitarnya,” tutur Chazali pada Sosialisasi Tahap Akhir Pembangungan Tracking Mangrove Aceh Singkil beberapa waktu lalu.

Dari sisi keamanan, Iptu Irfan Krisdianto, Kepala Polsek Singkil Utara mengimbau untuk menciptakan kondisi yang kondusif pasca pembangunan tracking mangrove Aceh Singkil, terutama dalam hal pengelolaan lokasi.

“Agar bantuan bisa maksimal pemanfaatannya, bangun suasana yang lebih kondusif dan hindari terjadinya perselisihan dalam pengelolaannya,” ujar Irfan.

Ketua kelompok pengelola tracking mangrove Aceh Singkil, Wandri selaku perwakilan dari Kelompok Ekowisata Mangrove Pulo Tabek menyampaikan terima kasihnya atas segala bantuan yang diberikan pihak KKP. Ia juga mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mengoptimalkan tracking mangrove di Aceh Singkil.

“Kami berterima kasih atas bantuan yang telah disalurkan KKP. Kami akan jaga dan kelola serta manfaatkan tracking mangrove ini sesuai ketentuan yang telah disampaikan,” ucap Wandri (24/12).

Untuk menumbuhkan jiwa melestarikan alam para wisatawan dan masyarakt sekitar, kelompok pengelola juga berencana hendak menggalakkan penanaman mangrove dan pembibitan mangrove, serta kegiatan konservasi lain khususnya mangrove di Tanah Singkil yang juga disebut Singkel ini.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version