Analis Pasar Modal: Sektor Perunggasan Prospektif karena Permintaan Masih Tinggi

  • Bagikan
ilustrasi saham unggas/antara foto/hafidz mubarak a/ist

Mediatani – Analis Pasar Modal yang juga Kepala Riset Praus Kapital, Alfred Nainggolan mengatakan bisnis pada sektor perunggasan masih prospek dan diproyeksikan masih tinggi. Hal itu seiring dengan permintaan daging ayam pada sektor ini yang juga masih tinggi.

Meski masih dalam Pandemi Covid-19, dia menilai tidak menyurutkan permintaan atas konsumsi daging ayam, telur, maupun produk olahannya lainnya.

Bahkan harga ayam broiler di tahun ini saja diproyeksikan akan mengalami kenaikan.

Alfred menuturkan, proyeksinya terhadap permintaan pada sektor perunggasan masih cukup bagus kedepannya, juga seiring dengan pemulihan ekonomi 2021, dari sisi pendapatan masih tetap akan bertumbuh.

“Jadi ketika mereka bisa mendapatkan momentum itu dan mereka akan ekspansi di sektor yang masih cukup prospek ini, maka akan menjadi hal yang cukup bagus untuk mengeneralisasi pertumbuhannya ke depan,” jelas Alfred dikutip dari situs berita Antaranews.com, Kamis, (14/1/2021).

Hal itu pun kata dia merupakan langkah yang tepat bagi emiten yang melakukan ekspansi. Apalagi dengan kondisi permintaan yang masih bagus dan stabil. Tentunya, tambah dia, langkah penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) seperti yang dilakukan oleh PT Widodo Makmur Unggas (WMU) menjadi hal yang strategis. Apalagi tidak semua perusahaan bisa mendapatkan dana segar pada kondisi ini.

Hanya saja, Alfred menganggap, yang menjadi masalah ada di laba bersih yang terpantau turun cukup signifikan dikarenakan depresiasi nilai tukar rupiah. Sebab, penyediaan bahan baku pakan ternak berasal dari impor sehingga menggerus perolehan laba bersih.

“Kita lihat ekonomi juga cukup bagus ke depannya dan bila faktor kurs rupiah tidak jadi masalah lagi, maka akan mendorong signifikan untuk pemulihan bottom line sektor poultry (perunggasan),” urainya.

Dia melanjutkan pemulihan ekonomi tahun ini digadang-gadang akan berada pada angka 4% dan pada 2022 bisa lebih tinggi lagi. Artinya ketika perusahaan ekspansi, dia memperkirakan emiten itu tengah mempersiapkan untuk kondisi pertumbuhan ekonomi yang bagus di tahun 2022 bahkan di 2023.

Sementara itu, dikutip dari situs berita Investor.id, Kamis, (14/1/2021), Direktur Keuangan PT Widodo Makmur Unggas, Wahyu Andi Susilo, mengutarakan dana ekspansi yang diperoleh dari IPO bisa menjadi tonggak untuk menarik pasar dengan jangkauan yang lebih luas lagi.

Apalagi kinerja usaha WMU terus mencetak pertumbuhan dan bergerak naik signifikan walau di tengah pandemi Covid-19 melanda seluruh negara.

Sebelumnya diberitakan, sebagaimana Dilansir dari JawaPos.com, Rabu, (6/1/2021), Perseroan WMU bakal melepas sebanyak-banyaknya 5.923.076.900 saham baru ke publik atau setara dengan 35 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor setelah IPO.

“Widodo Makmur Unggas menawarkan harga IPO berkisar antara Rp 142 sampai Rp 200,” kata Direktur Utama Widodo Makmur Unggas, Ali Mas’adi dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (6/1/2021).

Bertepatan dengan Penawaran Umum Perdana itu, WMU juga akan melakukan penjatahan saham melalui program alokasi saham pegawai atau Employee Stock Allocation (ESA). Pada program ini, nantinya perseroan menjatahkan sebanyak 7,5 persen dari jumlah saham IPO.

Ditambahkan, Perseroan juga memberikan opsi kepemilikan saham oleh manajemen (MSOP) sebanyak-banyaknya 1 persen dari portepel IPO.

Bahkan untuk melebarkan sayap, dia menuturkan, perseroan akan menggunakan dana IPO sebesar 74,3 persen untuk ekspansi dengan menambah serta memperluas sarana produksi, di antaranya pada pembangunan fasilitas Breeding PS Farm di Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ). Juga Pembangunan fasilitas Layer Commercial Farm di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Dan Pembangunan fasilitas Hatchery di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa.

Lalu, pembangunan fasilitas Broiler Commerical Farm di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa, pembangunan fasilitas Slaughterhouse di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat dan pendirian fasilitas Feedmill di Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur. (*)

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version