Aneh, Petani Bulukumba Harus Beli Pupuk Non Subsidi untuk Dapat Pupuk Subsidi

  • Bagikan

Mediatani – Setelah persoalan kelangkaan pupuk yang terjadi beberapa waktu, kali ini masalah pupuk lainnya terjadi di  Kabupaten Bulukumba. Petani di Desa Bontomanai, Kecamatan Rilau Ale, mengeluh lantaran mengaku dipaksa beli pupuk non subsidi seharga 10 ribu rupiah per kilo atau 500 ribu rupiah per sak.

“Setiap kami beli pupuk subsidi di pengecer atas nama Samsudding Rodda, kami juga diwajibkan beli pupuk non subsidi. Beli satu sak pupuk subsidi, wajib beli 4 kilo pupuk non subsidi seharga 10 ribu perkilo,” ucap salah satu petani di Desa Bontomanai dikutip dari BeritaSulsel, Kamis (29/10/2020).

Itu artinya untuk beli 10 sak pupuk subsidi, harus juga membeli 40 kilo pupuk non subsidi. Menurutnya, hal itu sangat membertakan. Ia mengaku, jika tidak beli non subsidi, pupuk subsidi tidak diberikan juga . Hal itu membuat dirinya mau tak mau harus membeli pupuk non subsidi.

“Artinya, kami (petani) ini dipaksa,” sambung sumber yang minta nama tidak diberitakan.

“Bukan hanya saya, bahkan ratusan petani di Desa Bontomanai mengalami hal yang sama, bisa ditanya petani yang lain pak. Petani yang di Borong Dasi, di Bonto Rita, di Ulu Galung, Lambara, Kapofa, pokoknya banyak sekali pak dan bukan hanya musim panen ini tapi sudah sering kali begitu,” pungkas sumber.

Setelah dikonfirmasi, ternyata benar hal tersebut juga dialami oleh petani yang berada di Borong Dasi, di Lambara dan di Bonto Rita.

“Iya pak memang begitu, kami dipaksa beli pupuk non subsidi 10 ribu per kilo bila mau beli pupuk subsidi. Dipaksa namanya itu karena kalau kami tidak mau, maka pupuk subsidi juga tidak diberikan,” ucap para sumber.

Seorang pengecer, Samsudding Rodda yang dikonfirmasi melalui telpon genggamnya pada hari Rabu (28/10/2020), mengatakan bahwa hal itu untuk memenuhi suatu takaran. Tapi ia tidak menjelaskan takaran apa yang ia maksud.

“Iya (betul), tapi itu ada cetakan yang harus dipenuhi. Kalau ambil (beli) satu sak (subsidi), kita kasi 4 kilo non subsidi supaya mencukupi itu ukuran. Karena kalau tidak begitu, tidak cukup itu ukuran (takaran),” ucap Samsudding

Namun, ia mengatakan bahwa dirinya merasa kasihan kepada petani karena kalau petani beli pupuk di luar (luar kabupaten) harganya 200 ribu per sak sedangkan pupuk non subsidi yang dijual harganya hanya 270 ribu per saknya.

Samsudding menyebut bahwa dirinya juga diharuskan beli pupuk non subsidi bila ingin menebus pupuk subsidi, namun dia tidak menjelaskan siapa yang mengharuskan dirinya membeli pupuk non subsidi.

“Kita ini pengecer diharuskan juga beli pupuk non subsidi apabila kita menebus,” jelasnya.

Kandungan pupuk non subsidi kata Samsudding, berbeda dengan kandungan pupuk bersubsidi sehingga banyak petani yang lebih memilih membeli pupuk non subsidi.

“Awalnya kita hanya suruh petani mencoba pupuk non subsidi dan setelah mencoba dan ternyata bagus maka banyak petani yang memilih membeli pupuk non subsidi. Kandungan non subsidi lebih bagus karena mengandung pupuk daun dan buah,” tandasnya.

Kasi Alsintan dan Pupuk Dinas Pertanian Kabupaten Bulukumba, Mappaenre yang dikonfirmasi mengatakan bahwa saat pupuk di Bulukumba langka, masyarakat memang diimbau menggunakan pupuk non subsidi di samping menggunakan bersubsidi.

“Tapi imbauan itu hanya untuk menggerakkan perekonomian waktu langka pupuk supaya semua mendapat. Tapi sekarang tidak langka pupuk, karena ada tambahan lebih 5000 lagi bahkan yang 5000 ini tidak bisa kita habisi sampai berakhir tahun ini,” ucap Mappaenre.

Mappaenre menambahkan bahwa petani tidak diwajibkan untuk membeli non subsidi, namun hanya diimbau. Menurutnya, pupuk non subsidi tersebut hanya dipersilahkan bagi petani yang mau.

“Dan imbauan itu hanya disaat langka pupuk. Berarti tidak berlaku sekarang karena pupuk sudah ada tambahan pupuk,” pungkas Mappaenre.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version