Australia Dilanda Krisis Pangan, Apa Penyebabnya?

  • Bagikan
Ribuan warga Australia diperintahkan untuk mengungsi dari rumah mereka di Sydney pada 3 Juli saat hujan deras mengguyur kota terbesar di negara itu dan air banjir menggenangi wilayah tersebut. pinggiran.

Mediatani – Ekonomi dunia saat ini dilanda kekacauan, ancaman resesi akibat inflasi tinggi dan pengetatan suku bunga membuat hampir seluruh negara di dunia menjadi waspada, salah satunya Australia yang merupakan produsen pertanian dunia.

Australia mengalami inflasi pada kuartal III-2022 yang tinggi dan tercatat lebih tinggi dari tahun sebelumnya pada periode yang sama sekaligus mencapai level tertinggi dalam 21 tahun terakhir.

Biro Statistik Australia (ABS) melaporkan inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) periode kuartal III-2022 naik menadi 7,3% secara tahunan (year-on-year/yoy), melebihi kuartal III-2021 sebesar 3,8%. Sedangkan secara kuartalan (quarter-on-quarter/qoq), CPI Australia masih sama dengan kuartal II-2022, yaitu 1,8%.

Perubahan iklim merupakan salah satu pemicu peningkatan inflasi negeri kangguru. Hal tersebut mengakibatkan banjir melanda Australia selama 2 tahun belakangan hingga lahan pertanian produktif msyarakat banyak tergenang.

Kondisi ini semakin parah ketika perang Rusia-Ukraina yang mencuat pada awal tahun ini, peperangan tersebut mengakibatkan kenaikan harga bahan pangan.  Selain itu harga minyak dan gas yang melonjak turut mempengaruhi harga pupuk, sehingga terjadi peningkatan biaya panen dan produksi.

Australia merupakan negara industri maju yang berbasis pertanian. Beberapa komoditas yang menjadi unggulan ekspor Australia adalah Sapi, Domba, Apel, Jeruk, Gandum dan Strawberry. Australia juga mengembangkan komoditas padi irigasi di daerah Waga-Waga.

Ada 3 negara bagian Australia yang menjadi langganan banjir dan menggenangi lahan pertanian masyarakat hingga mengakibatkan gagal panen dan mengalami penurunan produksi setiap periode panennya. Hal ini menjadi faktor utama terjadinya krisis pangan.

Mengapa 3 negara bagian ini menjadi perhatian? Benar saja, ketiga negara yang mengalami bencana tersebut merupakan lahan pertanian penting di Australia.

Pertama, New South Wales merupakan kota tertua dan terpadat di Australia. Ibu kota New South Wales adalah Sydney. Bagian timur wilayah New South Wales beriklim basah. Wilayah tersebut terdapat sungai besar yang mengalir yaitu muray dan darling. Hasil produk pertanian utamanya adalah buah-buahan serta gandum.

“Hampir setengah atau sekitar 6-7 juta ton gandum berisiko mengalami penurunan kualitas di North South Wales. Ini bisa jadi kita akan mendapatkan gandum kualitas pakan dalam jumlah besar di pantai timur,” tutur Ole Houe, Direktur Layanan Konsultasi di Broker Pertanian IKON Commpdities Sydney yang dikutip Rabu (26/10/2022)

Kedua, Victoria terletak di sebelah selatan New South Wales. Negara bagian ini memiliki curah hujan yang cukup, tanah subur, dan merupakan daerah pertanian. Komoditas daerah tersebut atau hasil produk yaitu padi, buah dan sayur.

Ketiga, Pulau Tasmania yang terletak di sebelah selatan pantai Victoria. Daerah tersebut beriklim laut. Komoditas utamanya adalah apel. Pulau Tasmania merupakan tempat pariwisata bagi orang-orang Australia. Hobart merupakan ibu kotanya, kota tertua kedua di Australia Hobart memiliki Pelabuhan yang menjadi pusat dan jalur perdagangan internasional.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version