Budidayakan Strawberry di Lahan Tidur, Roy Banjir Omzet Hingga Puluhan Juta

  • Bagikan
Roy saat memanen di lahan strawberry

Mediatani – Siapa yang menyangka, hanya dengan memanfaatkan lahan yang tidak terpakai selama beberapa bulan, kehidupan seorang petani bisa sukses dan mampu meraup keuntungan hingga puluhan juta rupiah per bulan.

Sosok inspiratif yang satu ini bernama Roy. Ia adalah salah seorang petani strawberry yang berasal dari Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Roy mengatakan jika usahanya itu berawal dari sebuah obrolan santai bersama temannya di sebuah kedai kopi.

“Awalnya karena saya penggemar kopi, tiap hari ngopi bareng ada obrolan nyambung soal pertanian. Tiga bulan lalu, di lahan tidur yang dijadikan tempat ngopi itu saya dan teman mencoba menanam strawberry,” ungkap Roy (11/8/2021).

Roy yakin jika usahanya ini cukup menjanjikan, sebab dirinya hanya menanam 3.200 bibit strawberry yang dibudidayakan di lahan seluas 350 meter persegi dengan modal sekitar Rp20 juta dan hasil panennya bagus.

“Waktu itu dijual lewat temen, karena kan ketika itu baru coba-coba. Pas awal-awal itu omzet saya hanya sekitar Rp 300 ribu per hari,” ungkapnya.

Setelah merasakan keuntungannya, Roy pun langsung mengambil langkah serius untuk menekuni usaha tersebut hingga permintaan pasar pun semakin meningkat.

Roy mengatakan, walaupun saat ini masih pandemi Covid-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat-Level 4, kondisi itu tidak mempengaruhi bisnisnya sama sekali.

“Tapi sekarang tidak bisa memenuhi permintaan konsumen. Dari 100 persen permintaan, saya baru sanggup memenuhi sekitar 10 persen pasokan strawberry,” kata Roy.

Agar permintaan pasar tetap terpenuhi, ia mengaku telah menjalin kerjasama dengan petani strawberry lainnya.

Meningkatnya bisnis buah strawberry miliknya itu juga telah memberi dampak terhadap peningkatan omzet yang dulunya hanya sebesar Rp300 per hari, sekarang bisa mencapai puluhan juta per bulan.

Omzet yang didapatkan bukan hanya dari buahnya saja, sebab Roy dan teman-temannya juga mengolah strawberry tersebut menjadi sebuah produk olahan berupa es krim dan jus yang sudah memiliki konsumen tetap.

“Es krim 200 cup per hari keluar. Sudah ada yang nampung. Di kita juga bisa petik langsung Rp 80 ribu per kilo,” tuturnya.

Lebih mengagumkannya lagi, kebun strawberry milik Roy dan temannya tersebut sampai dilirik oleh perusahaan pupuk asal Norwegia yang berminat menjadi sponsornya. Selain itu, strawberry dari hasil kebunnya itu juga sudah dipromosikan ke luar negeri.

Roy menjelaskan jika strawberry dan hasil olahannya itu memiliki keunggulan tersendiri dan berbeda dengan yang lain. Jika strawberry pada umumnya identik dengan rasa asam, maka strawberry miliknya memiliki keunggulan yang terdapat dari rasanya yang lebih manis.

“Kita kurangi kadar asamnya sekitar 10 persen, 90 persen ke manis,” jelas Roy.

Tentang pasar ekspor, hingga saat ini usaha Roy dan teman-temannya belum sampai merambah hingga pasar ekspor, sebab pihaknya masih fokus untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal, seperti Bandung Raya hingga wilayah Jawa Tengah.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version