Mediatani – Brucellosis adalah jenis penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Brucella abortus. Penyakit yang umumnya menyerang sapi dan kerbau ini dapat mengakibatkan terjadinya keguguran pada umur kebuntingan 6 bulan atau lebih.
Jika tidak diantisipasi sejak dini, hal ini tentunya dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar pada usaha peternakan.
Berangkat dari permasalahan tersebut, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen untuk terus berupaya memberantas penyakit hewan menular strategis (PHMS) di Indonesia melalui program vaksinasi.
Salah satu daerah dengan populasi sapi tertinggi adalah Jawa Timur, sehingga presentase prevalensi Brucellosis menjadi permasalahan penyakit hewan menular yang perlu segera ditangani, yaitu dengan melakukan vaksinasi.
Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) adalah satu-satunya Unit Pelaksana Teknis (UPT) milik pemerintah di bawah Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang memproduksi vaksin hewan. Vaksin yang dihasilkan adalah jenis Vaksin Brucivet.
Vaksin Brucivet merupakan vaksin lokal yang memiliki kualitas terbaik dan negara tetangga telah menggunakan produk milik Indonesia (Pusvetma) ini. Salah satu produk vaksin yang dihasilkan ini digunakan dalam upaya pencegahan dan pemberantasan Brucellosis.
Untuk itu, Pusvetma sebagai salah satu unit kerja di bawah Ditjen PKH melakukan penyaluran bantuan Vaksin Brucivet sebanyak 500 dosis kepada KUD Argopuro- Krucil, Probolinggo.
Penyerahan ini merupakan rangkaian acara dalam rangka memeriahkan Bulan Bhakti Peternakan dan Kesehatan Hewan yang berlangsung sampai dengan bulan September 2021.
Penyerahan vaksinasi dan sekaligus melaksanakan vaksinasi massal pada peternakan sapi perah yang tergabung dalam KUD tersebut.
Seperti yang dilansir pada laman republika.co.id Sabtu, 25 September 2021, Direktur Kesehatan Hewan Nuryani Zainuddin mengatakan bahwa prevalensi penyakit Brucellosis di Jawa Timur masih cukup tinggi yaitu mencapai 3.41% pada tahun 2021.
Diperkirakan, sekitar 100 ekor sapi yang ada lebih dari 3 hewan yang terinfeksi penyakit brucellosis. Tentunya hal ini dapat berdampak pada potensi penurunan populasi dan produktifitas sapi dan kerbau.
Pada program vaksinasi ini, Pusvetma juga menggandeng PT. Nestle Indonesia untuk terus mensosialisasikan penggunaan vaksin Brucivet pada peternakan sapi perah di bawah binaan PT. Nestle Indonesia. Hal ini juga sebagai bentuk dukungan pembebasan Brucellosis di Jawa Timur.
Seperti KUD Argopuro yang juga merupakan salah satu KUD binaan PT. Nestle Indonesia, saat ini memiliki anggota yang cukup besar dan jumlah sapi perah cukup banyak yaitu sekitar 5.000 ekor.
Setiap harinya kurang lebih ada sebanyak 42 ton susu segar di suplai ke PT. Nestle dengan standar yang sudah ditetapkan. Bagi peternak, sapi perah menjadi aset terbesarnya dan menjadi sumber penghasilan bagi peternak.
Kesehatan ternak pun menjadi prioritas agar produksi susu dan populasinya terjaga, salah satunya dengan berupaya untuk menjaga kesehatan sapi melalui vaksinasi Brucella atau Brucellosis.