Mediatani – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kabupaten Kediri melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) telah melakukan vaksinasi terhadap unggas yang diternak oleh warga.
Hal itu bertujuan sebagai salah satu usaha untuk mengantisipasi wabah flu burung yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat.
Disadur Minggu (31/1/2021) dari situs berita beritajatim.com Kepala DKPP Kabupaten Kediri drh. Tutik Purwaningsih melalui Tri Wahyuningsih, selaku Kasi Penyidikan Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan (P4H) menuturkan bahwa vaksin yang diberikan dari jenis Avian Influenza (AI) clade 2.3.2.
Vaksin itu diperuntukkan bagi ayam petelur yang memiliki masa hidup lebih lama dibanding pedaging.
“Ini merupakan pengajuan akhir di tahun 2020 lalu. Vaksin Avian Influenza ke Kementerian Pertanian sejumlah 389.170 dosis. Pada bulan Januari ini realisasi. Barangnya dikirim langsung dari Puspetma selaku produsen obat milik Komentan yang kita berikan kepada delapan kelompok peternak, sesuai pengajuan mereka,” ujar Tri Wahyuningsih.
Vaksin diberikan kepada ayam milik para peternak dalam rangka untuk memperkuat daya tahan tubuh unggas dari virus flu burung dan virus berbahaya lainnya.
Sebagaimana diketahui, AI ialah salah satu penyakit menular hewan strategis yang zoonosis, dan penyakit itu pula mampu menular dari hewan ke manusia.
Delapan kelompok peternak penerima vaksin ini yakni terdiri atas dua kelompok di Kecamatan Ringinrejo.
Kemudian di Desa Margo Urip dan Sempu di Kecamatan Ngancar.
Berikutnya pada Desa Canggu dan Lamong di Kecamatan Bandas.
Desa Selosari di Kecamatan Kandat dan Desa Krandang serta Selosari di Kecamatan Kras.
Menurut Tri Wahyuningsih, bahwa penyebaran virus pada unggas biasanya terjadi saat peralihan musim. Hal itu dikarenakan saat peralihan musim dan pancaroba seperti saat ini, yang mana suhu kandang berubah drastis dan menyebabkan imunitas unggas menurun.
Selain itu, faktor kebersihan kandang pun berpengaruh dengan kemungkinan unggas terjangkit virus.
“Saat musim kemarau ke musim hujan itu kan suhu berubah drastis, jadi biasanya daya tahan tubuh ungags melemah. Kandang yang becek dan lembab menyebabkan perkembangan bakteri dan virus. Jadi harus divaksin unggas nya,” imbuh dia.
Maka dari itu, pihaknya lalu mengimbau agar kandang dibersihkan menggunakan desinfektan untuk mencegah mikroorganisme berkembang.
Kasus flu burung di Kabupaten Kediri sendiri pernah ditemukan. Akan tetapi kebanyakan peternak jarang untuk melapor.
“Selama ini memang pernah ada menemukan. Tetapi peternak tak laporan. Kalau ada laporan, tentu tim kami dari Dinas langsung meluncur ke lokasi untuk melakukan surveilans,” ujarnya.
Penyakit AI atau flu burung sangat merugikan pihak peternak.
Selain karena tingkat kematiannya yang tinggi, ayam yang sudah terjangkiti virus ini menjadi tak produktif. Akibatnya, peternak mengalami kerugian. Terlebih sekarang ini harga pakan naik. Proses vaksinasi AI pun akan dilakukan oleh peternak secara mandiri. Vaksinasi ini biasanya dilakukan secara berulang, paling tidak sebanyak lima kali sepanjang hidup ayam petelur.
Di sisi lain, Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mencatat selama tahun 2020 ada sebanyak 10 usaha peternakan ayam petelur di daerah ini, berkurang jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni 15 unit usaha peternakan.
“Jumlah usaha peternakan ayam petelur tahun ini berkurang diduga karena pemilik usaha tersebut menutup usahanya,” kata Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Warsiman, dikutip Sabtu (30/1/2021) dari situs berita Medcom.id yang mengutip dari Antara, Kamis, 28 Januari 2021.
Menurut dia pemilik usaha peternakan ayam petelur di daerah itu menutup usahanya lantaran mereka yang melaksanakan usahanya itu mungkin belum atau kurang menguasai teknis dan manajemen terkait usaha peternakan ayam petelur itu.
Dia menjelaskan, seharusnya pemilik usaha peternakan ayam petelur tersebut harus mengetahui perihal teknis budi daya ayam petelur yang optimal dan sehat. Lalu kemudian mereka juga mestinya harus mengetahui tentang cara pengaturan manajemen usahanya. (*)