Fenomena Hujan Es di Makassar, Berikut Penjelasan BMKG Wilayah IV

  • Bagikan
Sumber foto: kompas.com

Mediatani – Beberapa wilayah di Makassar merasakan fenomena yang tidak biasanya, yaitu hujan es batu. Beberapa wilayah yang merasakannya adalah daerah Bumi Tamalanrea Permai (BTP), Daya, Sudiang dan sekitarnya.

Terkait fenomena yang jarang terjadi ini, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV memberi penjelasan terkait soal hujan es yang terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan yang tengah viral di sosial media.

Dilansir dari laman tribunnews.com, prakirawan BMKG Makassar Nur Asiah Utami menjelaskan bahwa fenomena alam hujan es ini masih normal. Hujan es memang fenomena normal yang terjadi khususnya di masa peralihan musim kemarau menuju musim hujan atau sebaliknya, seperti bulan sekarang.

Fenomena alam itu dikarenakan terjadinya penumpukan awan yang terbilang cukup tinggi yang terjadi di wilayah Kota Makassar. Selain itu, sebagian wilayah di Sulawesi Selatan di antaranya Makassar, Kabupaten Maros dan Pangkep memang sudah mulai memasuki musim hujan.

“Bulan Oktober ini khusus wilayah Makassar dan sekitarnya memang sudah memasuki musim hujan. Jadi biasanya masa-masa peralihan banyak fenomena seperti angin puting beliung dan hujan es,” kata Nur Asiah, Sabtu (1/10/2022)

Lebih lanjut Asiah mengatakan, berdasarkan radar BMKG, hujan es yang membuat warga heboh ini terjadi kurang lebih 5 hingga 10 menit. Fenomena pembentukan awan itu, kata Nur Asiah terpantau langsung di radar BMKG.

“Tadi terpantau awannya sekitar selama 30 menit, tapi hujan es nya mungkin dibawa 10 menit lah,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Nur Asiah juga menjelaskan terkait mengapa hujan es ini bisa terjadi di daerah Makassar dan sekitarnya. Menurutnya, pemicu pembentukan awan tinggi ini disebabkan karena adanya konektivitas yang cukup tinggi. Selain itu, faktor lain yang memicu adalah RH kelembaban udara yang tidak kalah tinggi untuk mendukung pembentukan awan.

“Kalau dilihat dari radar BMKG memang ada cukup tinggi, kemudian kelembaban udara yang tinggi sehingga semuanya mendukung pembentukan awan,” ungkap Nur Asiah dalam keterangannya.

Menurut Nur Asiah, fenomena hujan es seperti yang terjadi pada Sabtu kemarin (1/10/2022) merupakan hal yang lumrah. Untuk wilayah tropis dan juga sub tropis, hal ini memang biasa terjadi.

Video hujan es ini menghebohkan jagat maya seperti di media sosial Instagram dan juga grup WhatsApp. Banyak orang yang mengabadikan fenomena ini karena menurut mereka ini jarang sekali tejadi khususnya di daerah Sulawesi Selatan.

Video hujan es ini beredar juga di beberapa akun lokal makassar yang ramai ikut memberitakan terkait fenomena ini. Banyak netizen yang memberi komentar dengan hal-hal yang menggelitik.

“penjual pisang ijo tdk perlu lgi cukur es”, tulis akun @rachmat_arta.

“ih kalo sudiang biar hujan hujatan ada tonji”, tulis akun @ffdhil__

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version