Mediatani – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, Jawa Barat mendorong pengembangan usaha pada sektor peternakan di wilayah Selatan Garut. Pemkab menilai wilayah selatan memiliki potensi besar selain pertanian yang dapat menumbuh kembangkan ekonomi masyarakat di daerah itu.
“Kita berharap nanti ada industri peternakan di sana, karena sangat potensial,” kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman di Garut, Jumat (26/2/2021) yang dikutip mediatani.co dari situs republika.co.id, Sabtu (27/2/2021).
Dia menuturkan bahwa wilayah Selatan Garut memiliki banyak potensi ekonomi yang perlu dikembangkan. Selain pada sektor pertanian dan kelautan, ada pula potensi lain yaitu peternakan.
Menurut dia, industri peternakan di daerah tersebut akan cepat maju, apalagi rencananya pemerintah daerah bersama dengan investor luar akan membuat pabrik pakan ternak.
“Jadi nanti akan ada pabrik pakan di Selatan itu, karena bahan bakunya ada, nanti diolah di sana menjadi pakan ternak,” kata dia.
Dia menyampaikan, pada wilayah selatan Garut memiliki banyak lahan jagung, pula ditambah lagi ada kebun jagung yang pengelolaannya dilakukan bersama dengan perusahaan perkebunan PT Condong.
Selain itu, lanjut dia, di wilayah selatan terdapat cukup banyak limbah sawit yang bisa diolah menjadi pakan ternak agar mampu memenuhi kebutuhan industri peternakan di Jawa Barat.
“Garut itu kan berada di tengah Selatan Jabar, jadi pabrik pakan ternak itu bisa memasok ke daerah lain seperti Cianjur, Sukabumi, Tasikmalaya,” ujarnya.
Dirinya berharap masyarakat daerah selatan Garut bisa mengambil peluang dan potensi sektor usaha peternakan ini. Apalagi, sambung dia, pemerintah siap mendukungnya.
Pemkab Garut pun telah menyampaikan rencana membangun pabrik pakan ternak ke Provinsi Jabar sekaligus untuk mendorong pengembangan sektor peternakan.
“Kita sudah sampaikan ke gubernur, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jabar tentang pabrik pakan ternak ini,” terangnya.
Sementara itu, di berita yang lain, sebagaimana telah diberitakan mediatani.co, Salah seorang investor mulai melirik pengembangan sapi perah di wilayah Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Investor itu pun tiba di Rumah Jabatan Bupati, Minggu malam, (21/2/2021).
Para investor kemudian didampingi oleh Mahmud Ahmad, konsultan di bawah naungan Alliance of Arthure D Little.
Dikutip Rabu (24/2/2021) dari situs berita tribun-timur.com, Mahmud Ahmad menuturkan bahwa Sinjai pernah mengembangkan sapi perah. Akan tetapi, dalam perjalanannya macet karena terkendala pasar dan penyakit ternak.
Kendala yang dialami waktu itu akan diatasi dengan ilmu pengetahuan. Untuk penyakit ternak, maka dokter hewan akan dilibatkan untuk mengantisipasi hal itu.
Sementara, perihal kendala pasar, investor telah menjalin kerja sama dengan perusahaan pengguna susu yang ada di Yogyakarta.
“Jika jadi perusahan akan membuat keju spesialis atau artisan untuk diekspor ke Filipina, Jepang, sementara kebutuhan dalam negeri di Jawa dan Bali,” ungkapnya.
Senin (22/2/2021) lalu, mereka pun melakukan survei detail dan identifikasi lapangan di Desa Barania, Kecamatan Sinjai Barat sebagai langkah awal.
Hal itu disebabkan karena tahun ini pengembangan sapi perah akan dimulai. Pihaknya pun akan mendata petani yang pernah mengikuti pelatihan dan siap berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Termasuk juga menanyakan berapa jumlah sapi perah yang mau dikembangkan oleh masyarakat. Selama dua minggu ke depan mereka pun melakukan indentifikasi di Sinjai Barat.
Dia menyebut, jika melihat potensi Sinjai Barat maka ada dua ribu sampai tiga ribu ekor sapi perah yang bisa dikembangkan.
Sementara itu, Bupati Sinjai, Andi Seto Asapa (ASA) menyambut baik dan mendukung penuh rencana pihak swasta untuk menanam investasi di wilayahnya.
“Tentu hal ini akan memberikan dampak positif dan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di Sinjai, khususnya di Desa Barania, Kecamatan Sinjai Barat,” ungkapnya. (*)