Mediatani – Pemerintah telah memasang target untuk menjadikan Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua sebagai Lumbung Ikan Nasional (LIN) sekaligus daerah pengekspor produk kelautan dan perikanan (KP) Indonesia.
Rencana Pemerintah itu tidak lain karena besarnya potensi perikanan yang ada di Biak Numfor dengan Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) di titik 717 yang mencapai 1.054,7 ribu ton per tahunnya dengan potensi produksi perikanan yang bisa mencapai 144,9 ribu ton.
Untuk bisa memaksimalkan potensi yang besar tersebut, perlu dibarengi dengan pembangunan infrastruktur berupa sarana dan prasarana yang baik untuk menunjang produksi perikanan di wilayah tersebut.
Maka dari itu, pemerintah telah merencanakan untuk mengoptimalisasi Pelabuhan Biak dan Bandara Frans Kaisiepo yang nantinya dapat digunakan untuk melakukan kegiatan ekspor produk kelautan dan perikanan dari Biak Numfor.
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Safri Burhanuddin menjelaskan bahwa selama ini WPPNRI 717 yang berada di utara Provinsi Papua itu belum fokus untuk dikembangkan, padahal daerah tersebut memiliki potensi kelautan dan perikanan yang sangat besar.
“Ikan pelagis besar, seperti ikan Tuna Mata Besar, Madidihang, dan Cakalang sangat besar potensinya di sini dan populasinya masih dalam kategori tidak overfished,” ungkap Safri di Jakarta beberapa waktu lalu.
Menurutnya, upaya untuk mengoptimalkan Biak Numfor dengan titik WPPNRI 717 ini merupakan salah satu bagian terbaru dari program pemerintah, yaitu Lumbung Ikan Nasional (LIN).
Jadi daerah yang akan dikembangkan untuk program LIN bukan hanya WPPNRI 714, 715, dan 718 di Provinsi Maluku dan Maluku Utara, namun juga Provinsi Papua melalui Kabupaten Biak Numfor.
“Kita kerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait lainnya untuk menyiapkan Biak Numfor sebagai salah satu tempat untuk melakukan ekspor perikanan,” terang Safri.
Safri menambahkan bahwa jika semua infrastruktur telah selesai, ekspor perikanan tersebut bisa langsung dilakukan dari Biak ke Tokyo dan juga bisa langsung ke Hawaii atau Sydney dengan menggunakan pesawat di Bandara Frans Kaisiepo.
Selama ini, rute penerbangan untuk tujuan internasional sudah ditiadakan, namun dengan adanya program pemerintah untuk mengembangkan sektor kelautan dan perikanan di kabupaten ini, maka rute ke luar negeri tersebut akan kembali dibuka.
Selain itu, daerah tersebut juga memiliki potensi peluang usaha dalam hal pengembangan armada perikanan tuna di area WCPFC (Western and Central Pacific Fisheries Commission).
Komoditas Tuna Mata Besar segar yang terdapat di Biak Numfor dapat dimanfaatkan menjadi peluang usaha dengan menggunakan armada kapal berjenis purse seine dan longline berukuran 24 meter ke atas dan berpendingin.
LIN Ambon
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan telah mendapatkan restu dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melaksanakan pembangunan Lumbung Ikan Nasional (LIN) di Ambon, Maluku.
Menurutnya, proyek tersebut akan segera dikerjakan dalam waktu dekat. Ia juga mengaku telah mengarahkan Deputi Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenkomarves Safri Burhanuddin untuk mengeksekusi proyek tersebut.
Komisi IV sendiri telah memberikan persetujuan pembangunan LIN dengan pemberian anggaran dengan nilai Rp3,2 triliun. Ketua Komisi IV DPR RI Sudin berharap pemberian alokasi tersebut l dapat mendorong percepatan kinerja program dan berbagai kegiatan di sektor kelautan dan perikanan.
Di awal tahun 2021 ini, pemerintah melalui kementerian/lembaga terkait mulai mengawal proses pengembangan Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional (LIN).
Upaya tersebut terlihat dari rutinnya digelar rapat koordinasi yang melibatkan pemerintah daerah dan peninjauan langsung ke lokasi pembangunan.