Mediatani – Untuk memperoleh beberapa produk segar, kini warga Australia harus membayar sedikit lebih mahal. Beberapa produk menjadi sedikit mahal contohnya pada produk mentimun. Diketahui harga mentimun di pasaran saat ini bisa mencapai A$ 3,50 atau sekitar Rp 38 ribu per buah.
Dilansir dari detik.com, Menurut salah satu perkebunan yang banyak memasok mentimun ke pasar Australia yang menyampaikan bahwa kondisi seperti ini akan terus terjadi selama delapan bulan ke depan. Perkebunan yang bernama Four Ways Fresh yang di dalamnya memproduksi mentimun, capsicum, dan tomat ini menyebutkan bahwa pihaknya telah mengurangi jumlah dari tanaman mentimun yang mereka kelola di Australia Barat bahkan hingga setengahnya. Sehingga menjadikan harga dari produk mentimun ini menjadi mahal.
Mereka mengakui saat ini mengalami kesulitan dalam menemukan pekerja pertanian yang bisa merawat tanaman, apalagi untuk memetik hasil panennya. Terkait hal ini, Kingsley Songer selaku General Manager Four Ways Fresh menyampaikan bahwa dengan ditutupnya perbatasan jalur internasional, perkebunan Four Ways Fresh kini mengalami kekurangan sekitar lima puluh persen dari tenaga kerjanya.
Menurut Songer, ketika seluruh lahan perkebunan mereka dipenuhi oleh tanaman, biasanya ini adalah waktu di mana sekitar tiga puluh orang tenaga kerja perkebunan 4 Ways Fresh dalam kondisi beroperasi penuh.
Diketahui, di perkebunan Four Ways Fresh ini juga memiliki dua ratus rumah kaca yang akan ditanami, sehingga memerlukan juga jumlah tenaga kerja yang sama dengan itu. Lebih lanjut, Songer membutuhkan tenaga kerja bukan hanya untuk menanam, tapi yang lebih terpenting lagi adalah para tenaga kerja itu juga sekaligus untuk merawat dan memanen hasil produksi.
Diketahui bahwa harga grosir untuk mentimun saat ini telah mengalami kenaikan harga hingga 25 sampai 30 persen dari biasanya. Di supermarket saja, sayuran sejenis mentimun ini dijual dengan harga A$ 3,50 atau sekitar 38 ribu rupiah per satu biji mentimunnya.
Hal tersebut membuat sebagian besar petani kemudian mengurangi tanamannya di tahun 2021 ini. Hal ini karena mereka cukup khawatir terkait dengan ketersediaan tenaga kerjanya.
“Kita akan melihat harga yang tetap tinggi untuk tahun ini,” jelas Songer.
Songer telah memperkirakan bahwa situasi seperti ini tidak akan membaik kecuali jika perbatasan internasional kembali dibuka. Menurutnya, langkah pemerintah untuk mengizinkan masuknya pekerja asal negara Pasifik diyakini telah cukup membantu di sejumlah daerah. Tetapi hal tersebut tidak bisa diandalkan untuk bisa mengatasi seluruh permasalahan kekurangan tenaga kerja ini.
Sebagai informasi tambahan, bahwa Four Ways Fresh ini memiliki perkebunan dan juga fasilitas pengepakan yang berlokasi di Geraldton, Australia Barat dan Virginia, Australia Selatan yang memasok sejumlah produk segar ke seluruh bagian Australia.
Di tahun 2021 ini, perusahaan tersebut diharapkan mampu menghasilkan sekitar delapan ratus ton mentimun yang berasal dari perkebunan Geraldton miliknya, atau empat puluh persen lebih rendah dari nilai biasanya.
Terlepas dari permasalahan kekurangan tenaga kerja yang dihadapi saat ini, Songer mengatakan bahwa Dia dan pihaknya akan tetap berupaya untuk terus melanjutkan pembuatan seratus petak rumah kaca yang berlokasinya berada di Geraldton. Rencananya Songer dan pihaknya akan kembali membangun di tahun 2021 ini sebagai untuk persiapan menanam nanti di tahun depan.
“Kami menghadapi masalah tapi kami sudah merencanakan untuk membangunnya kembali tahun ini. Kami tidak akan menanaminya tahun ini namun kami akan siap untuk tahun depan,” tutup Songer.