Ikan Bawal Laut Melimpah, Nelayan Bantul Menang Banyak

  • Bagikan
Nelayan di Pantai Depok

Mediatani –  Nelayan yang berada di wilayah Pantai Selatan Yogyakarta meraup keuntungan yang banyak dari panen ikan bawal laut. Hal tersebut diungkapkan oleh salah seorang nelayan di Pantai Depok, Dardi Nugroho.

Dia mengungkapkan bahwa rata-rata nelayan yang melaut bisa membawa hasil tangkapan ikan yang jika dijual bisa mencapai Rp40 juta.

“Ada yang pernah jual ikan hingga Rp40 juta dan ikan bawal yang dijual kualitas super (satu ekor bawal bobotnya di atas lima ons). Namun bagi nelayan yang kurang beruntung minimal bisa menjual ikan Rp2 juta,” ujarnya dilansir dari IDN Times, Kamis (11/3).

Pria yang akrab disapa Dargon ini menjelaskan hasil tangkapan ikan saat ini merupakan berkah bagi nelayan karena ketika masa pendemi melanda, jumlah wisatawan dan permintaan ikan di tempat wisata turun drastis.

Menurutnya, jika musim panen ikan bawal laut berlangsung sebelum hari raya Imlek, nelayan kemungkinan mendadak kaya karena permintaan ikan bawal yang melonjak.

“Harga jual ikan bawal super bisa mencapai Rp450 ribu per kilogramnya. Namun untuk saat ini harganya hanya Rp190 ribu per kilogram,” terang Dardi.

Sementara itu, nelayan lainnya di Pantai Samas, Tri Juwanto mengungkap bahwa dirinya bisa membawa pulang uang sebanyak Rp11 juta pada beberapa hari yang lalu ketika ia mendapatkan tangkapan ikan bawal super dalam jumlah yang terbilang banyak.

Ia mengaku selama dirinya menjadi nelayan, baru kali ini ia bisa menjual hasil tangkapan ikan hingga Rp 11 juta.

Meski saat ini musim bawal, pria yang biasa disapa Gotrek ini mengaku terkadang ia terkendala kondisi cuaca yang tak bersahabat dengan nelayan karena mengakibatkan terjadinya gelombang pasang disertai angin kencang yang membuat nelayan gagal melaut.

“Dalam waktu seminggu belum tentu nelayan turun melaut setiap hari karena ada gelombang pasang dan angin kencang,”ujarnya.

Gelombang Tinggi

Sebelumnya, gelombang tinggi terjadi di Pantai Selatan Jawa membuat nelayan berpikir berkali-kali untuk melaut. Dari total 40 perahu nelayan yang ada di Pantai Depok, Bantul, hanya tujuh saja yang dapat turun ke laut.

Ketua Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pantai Depok Tarmanto mengatakan, gelombang tinggi tersebut terjadi sejak Kamis (29/10/2020) dan mulai makin tinggi pada Jumat (30/10/2020), yang dibuktikan dengan rusaknya beberapa warung di pinggir Pantai Depok.

Mengetahui hal tersebut, para nelayan memilih untuk tidak melaut sementara waktu meskipun, lanjut Tarmanto, musim ikan sudah mulai datang sejak Oktober lalu.

Ia menuturkan sebagian nelayan lebih memilih untuk bercocok tanam. Dan sebagian nelayan lainnya berlibur sembari menunggu kondisi laut kembali tenang.

Meski demikian, masih ada nelayan Pantai Depok yang memberanikan diri untuk kembali ke laut meski gelombang sedang tinggi. Salah seorang nelayan yang berani melaut itu adalah Agus Subowo. Ia mengaku terpaksa melaut karena ia memang sudah tiga hari libur, sehingga membuat perekonomian keluarganya terganggu.

“Sudah tiga hari libur, keuangan jadi menipis,” ujar Agus saat ditemui sembari menjajakan ikan tangkapan pada pengunjung.

Agus mengatakan, musim ikan yang sedang berlangsung membuatnya yakin mendapat hasil yang banyak. Setidaknya Agus dapat membawa pulang 80 kilogram ikan.

Sebelumnya, diketahui bahwa gelombang tinggi yang terjadi di Pantai Selatan Jawa juga membuat sejumlah warung makan yang berada di kawasan Pantai Depok, Bantul mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut diperparah dengan terjadinya abrasi atau pengikisan bibir pantai selama beberapa hari.

Pemilik warung makan membenarkan bahwa warungnya menjadi salah satu yang terkena dampak hingga mengakibatkan bangunan utama yang menghadap ke laut tergerus oleh abrasi. Kendati demikian, dia tetap nekat untuk membuka warung dan melayani pelanggan.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version