Mediatani – Keindahan warna dan bentuk yang berpadu pada ikan tetra menjadikan ikan ini peliharaan yang populer di kalangan penghobi ikan hias maupun masyarakat umum. Ikan yang bernama latin Paracheirodon Innesi ini juga termasuk ikan hias dengan harga yang cukup terjangkau.
Salah satu pusat budidaya ikan tetra yang terkenal terdapat di Kota Depok, tepatnya di daerah Sawangan. Di lokasi tersebut dapat ditemukan banyak rumah yang menjalani usaha sebagai pembesar atau pembenih ikan tetra.
Haji Rodi merupakan salah satu pembudidaya dan juga supplier ikan tetra asal Sawangan yang sukses mendulang rezeki dari ikan tetra. Haji Rodi mampu maraup omzet hingga puluhan juta setiap bulannya dari hubungan bisnisnya dengan ikan tetra.
Pria yang telah menyuplai ikan hias selama puluhan tahun ini telah mendapatkan penghasilan utama dengan memenuhi permintaan tinggi yang datang dari pasar lokal maupun ekspor. Beberapa jenis tetra yang dibudidayakan, diantaranya yakni jenis red nose tetra, neon tetra, dan cardinal tetra.
Namun, dari beragam spesies ikan tetra tersebut, salah satu yang paling terkenal dan diminati adalah jenis neon tetra. Ikan hias yang habitat aslinya berada di Sungai Amazone, Amerika Selatan ini memiliki ciri garis neon biru dan merah yang terdapat pada sepanjang tubuhnya yang hanya mencapai 4 cm.
Masyarakat Indonesia yang membudidayakan neon tetra masih sangat terbatas, di mana baru terdapat beberapa peternak ikan neon tetra di Sawangan, Depok.
Rodi sendiri mengaku tertarik membudidayakan ikan tetra ini karena memiliki permintaan pasar yang terus meningkat serta harga jual yang stabil.
Saat permintaan ikan tetra neon tinggi, Rodi bisa bisa mengirim hingga ratusan ribu ekor ikan per harinya. Ukuran yang diminta pun cukup bermacam, mulai dari yang berukuran kecil 1 cm, ukuran sedang 2 cm dan besar 2,5 cm.
Rodi manuturkan, agar tidak mati saat pengiriman, ia menyortir ikan sesuai permintaan dari negara tujuan, di mana jumlah ikan dalam pengemasan akan dihitung sesuai jaraknya.
Keunggulan lain dari neon tetra ini yaitu termasuk spesies ikan hias yang tidak gampang mati. Ikan ini pun dapat berkembangbiak dalam air dengan perawatan yang khusus.
“Yang pertama yaitu dari segi perawatan kita harus bersih ngerawatnya, kasih pakannya, dan juga nanti apabila ada perubahan pH kita harus hati-hati urus airnya,” ujarnya.
Dia juga mengatakan pengiriman ikan ke luar negeri hampir dilakukannya setiap hari. Di lahan seluas 600 meter miliknya, Rodi beserta beberapa pekerjanya berjibaku dengan air agar kualitas ikan neon tetra miliknya terus terjaga.
Untuk memenuhi permintaan eksportir, Pria berumur 53 tahun ini melibatkan 17 pembudidaya ikan yang berada di sekitar rumahnya. Mereka semua tergabung dalam kelompok usaha Curug Jaya. Hubungan antara Rodi dan para pembudidaya itu biasa disebut sistem plasma.
Selain tetra, Rudi dan para pembudidaya lainnya juga membudidayakan berbagai jenis ikan hias lainnya agar ikan budidaya mereka dapat terus mendunia.
Meskipun ukuran ikan ini sangat kecil yang maksimalnya hanya berkisar hingga 2,8 cm namun, keuntungan yang dihasilkan begitu menjanjikan. Sehingga wajar saja, warga di kampung tersebut tergoda menjalani usaha ini.
Untuk permintaan lokalan, dia mengirim ikan hias tersebut hingga Surabaya-Jawa Timur, Yogyakarta, hingga Medan-Sumatera Utara. Sedangkan untuk kelas ekspor, beberapa yang menjadi negara tujuan biasanya tergantung masing-masing eksportir.
“Misalkan red nose tetra ke Jepang, sedangkan neon tetra ke Australia,” terangnya.