Mediatani – Pemerintah Republik Indonesia memalui Kementerian Kelautan dan Perikanan terus menjajaki kerja sama dengan berbagai negara demi memajukan sektor perikanan di tanah Air. Kali ini, Indonesia akan berkolaborasi dengan Vietnam yang dikenal sebagai salah satu negara yang budidaya perikanannya mengalami perkembangan yang cukup pesat.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono membenarkan rencana kerja sama tersebut. Menurutnya, dengan adanya sinergi yang dibangun dengan negara yang telah memiliki keberhasilan dalam budidaya, sektor budidaya perikanan Indonesia bisa ikut menjadi lebih baik dan berdaya saing tinggi.
Rencana tersebut disampaikan dalam pertemuannya dengan Duta Besar Republik Indonesia untuk Vietnam, Denny Abdi di Gedung Mina Bahari IV, Jakarta. Seperti yang sudah banyak diberitakan, Vietnam telah memiliki pengalaman keberhasilan pada bidang budidaya perikanan, khususnya dalam teknologi pembesaran lobster.
Untuk itu, Menteri Trenggono berencana mengajak Vietnam berkolaborasi, karena dia telah menyusun misi untuk memajukan budidaya lobster, sebagai salah satu langkah dalam mendorong kemajuan sektor budidaya.
“Jadi saya berharap kerja sama ini dapat meningkatkan ekspor dari hasil sumber daya perikanan yang telah dibudidayakan,” ujar dia, Kamis (4/2/2021).
Menteri Trenggono yakin Indonesia dan Vietnam bisa bekerja sama dengan baik, khususnya dalam memajukan sektor perikanan. Karena menurutnya, kedua negara ini memiliki kemiripan serta hubungan baik yang sudah terjalin sejak lama.
“Kita bisa berkolaborasi. Indonesia dan Vietnam kan sudah memiliki hubungan yang baik sejak lama. Kita juga memiliki jalur geografi yang hampir mirip. Jadi kita bisa barengan,” ungkap dia.
Selain dalam sektor budidaya, Menteri Trenggono juga berharap dapat bersinergi dalam bidang lainnya, seperti pengolahan produk perikanan. Dia berharap, ke depannya Indonesia dan Vietnam dapat terus menjalin kerja sama yang menguntungkan kedua pihak, khususnya dalam produk unggulan perikanan masing-masing negara dan berkontribusi terhadap penyediaan pangan dunia.
Denny sebagai Duta Besar RI untuk Vietnam, menyambut baik rencana dari Menteri Trenggono untuk menjalin kerja sama di bidang perikanan antara Indonesia dan Vietnam. Menurut Denny, Indonesia memiliki potensi kelautan dan perikanan yang sangat kaya dan masih dapat dieksplor lebih dalam, khususnya untuk meningkatkan kerja sama kedua negara.
“Saya berharap kerja sama Indonesia dan Vietnam ke depannya bisa lebih kuat, khususnya dalam sektor kelautan dan perikanan,” tandas Denny.
Sebagai informasi, Vietnam mempunyai garis pantai yang total panjangnya 3.260 Km dan wilayah pasang surut yang luas, yang merupakan kondisi yang baik untuk perikanan laut. Vietnam juga memiliki wilayah perairan tawar dan payau yang luas dan cocok untuk melakukan budidaya.
Vietnam merupakan salah satu dari sepuluh negara eksportir terbesar produk perikanan. Sebab, perikanan Vietnam memang telah mengalami perkembangan cepat dan stabil, bahkan telah memberikan sumbangan besar pada pertumbuhan perekonomian nasional.
Meskipun pada tahun 2011 lalu harus menghadapi wabah penyakit yang menyebar secara luas di berbagai provinsi di daerah dataran rendah sungai Mekong, yaitu tempat yang menduduki 90% luas budidaya perikanan di seluruh negeri, tetapi instansi perikanan Vietnam telah berhasil mengatasi kesulitan itu, menerima angka rekor sebanyak kira-kira 3 juta ton.
Pada tahun-tahun berikutnya, total hasil produksi budidaya perikanan Vietnam terus meningkat., Berdasarkan data dari Direktorat Jendral Perikanan, pada 2016 total hasil produksi perikanan Vietnam diperkirakan mencapai 6,7 juta ton, meningkat 2,5% dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan nilai ekspor perikanannya diperkirakan mencapai kira-kira 7 miliar dolar Amerika Serikat, meningkat 6,5% terbanding dengan masa yang sama di tahun sebelumnya.
Seiring dengan perkembangan perikanan, basis pengolahan hasil laut dan perikanan Vietnam tidak henti-hentinya meningkat. Hingga 2017, di Vietnam telah ada kira-kira 1.300 basis pengolahan ikan yang mempunyai surat izin produksi dan bisnis. Di antaranya, ada sekitar 600 basis pengolahan yang berskala industri dengan produktivitas pengolahan sebanyak 2,8 juta ton per tahun.