Inilah Produk Olahan dari Limbah Hasil Laut yang Bernilai Ekonomis

  • Bagikan

Mediatani – Jika kebanyakan orang langsung membuang limbah hasil laut yang mereka hasilkan, maka lain halnya dengan mahasiswa ini.

Para mahasiswa Fakultas Vokasi Universitas Airlangga yang tergabung dalam Tim Battra UA mengembangkan produk olahan dari hasil limbah laut yang memiliki nilai jual tinggi.

Melansir dari Sindonews.com, Ketua Tim Battra UA, Marita Tri Santi menjelaskan bahwa dirinya bersama para mahasiswa lainnya melakukan pengolahan limbah hasil laut. Mereka memanfaatkan limbah ikan dan dioalah menjadi sambal kepala ikan dan pelet untuk ikan ternak.

Agar lebih ramah lingkungan, kemasan sambal kepala ikan menggunakan wadah yang terbuat dari gelas kaca yang dapat digunakan kembali. Sedangkan untuk wadah dari pelet ikan menggunakan bahan plastik yang mudah terurai.

“Kami bermaksud untuk mengoptimalkan pemanfaatan limbah hasil laut dengan mengubahnya menjadi suatu bisnis yang bermanfaat bagi masyarakat,” jelas Marita (1/8/2021).

Ide pengolahan limbah laut ini termasuk kedalam SDGs ke 12, yaitu responsible consumption and production. Produk sambal kepala ikan keluar dengan nama I-Wak Sambal dan pelet ikan bernama I-Wak Pelet.

“Ikan yang kami gunakan pada produk sambal kepala ikan adalah sejenis ikan kakap merah atau ikan yang masih layak dikonsumsi manusia. Kami memilih produk berupa sambal karena masyarakat Indonesia banyak menyukai rasa pedas,” tuturnya.

Bahan baku produk yang digunakan didapatkan langsung dari nelayan dan para penjual ikan di pasar ikan Pabean, Surabaya, sehingga kandungan nutrisi omega-3 serta protein tetap terjaga dan tentunya dengan rasa sambal asli Indonesia.

“Sedangkan pada produk pelet, kami memanfaatkan ikan yang sudah tidak layak konsumsi, tulang, sirip, dan jeroan ikan. Produk pelet ikan juga mengandung probiotik yang baik untuk pertumbuhan ikan ternak,” tuturnya.

Selain dijadikan makanan olahan dan palet, limbah ikan pun dapat diolah menjadi pupuk ikan dan juga pupuk yang dapat menyuburkan tanaman.

Ditjen Perikanan Budidaya bahwa di provinsi Jawa Timur menyebutkan, terdapat 25 industri pengolahan tepung ikan yang memanfaatkan limbah seperti tulang, kepala, dan ekor ikan. Selain itu, limbah ikan juga diolah dan dimanfaatkan sebagai pupuk,

Kandungan protein yang terdapat dalam pupuk organik limbah ikan berada dalam jumlah yang sangat tinggi dan tentunya dapat digunakan untuk membantu pertumbuhan tanaman.

Ada beberapa keunggulan yang bisa didapatkan dari penggunaan pupuk organik limbah ikan, seperti kandungan unsur haranya yang lebih lengkap dibandingkan dengan pupuk anorganik, membuat daun tanaman hias menjadi lebih mengilap dan indah, tanaman dapat berbunga lebih banyak, dan bertahan lebih lama.

Selain itu, pengadaan pupuk organik limbah ikan cukup mudah sebab ketersediaan bahan bakunya melimpah dan harganya pun terjangkau karena memanfaatkan limbah pengolahan ikan. Soal harga, pupuk dijual dengan harga yang kompetitif dibandingkan dengan produk impor yang sangat mahal.

Walaupun pupuk ini memiliki beberapa keunggulan dan memenuhi konsep back to nature melalui pertanian organik, ternyata ada beberapa kelemahan yang bisa didapatkan dari penggunaan pupuk limbah ikan.

Kelemahan jika limbah ikan diolah menjadi pupuk cair ada pada bau busuk yang sangat menyengat dan membuat kepala pusing.

Namun, masalah tersebut dapat diatasi dengan menurunkan pH limbah cair, memberi aerasi, menambahkan bahan penyerap bau, dan menggunakan mikroba dekomposer yang merombak senyawa yang menimbulkan bau.

Penurunan pH limbah ikan dari 8,0 menjadi 6,0 dapat dilakukan dengan menambahkan HCl, molase, dan menginokulasi limbah ikan dengan kultur bakteri asam laktat.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version