Mediatani – Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah menyampaikan sejumlah strategi yang akan dilakukan untuk membangun sektor pertanian di Sumbar dalam lima tahun ke depan.
Hal ini dilakukan sebab selama masa pandemi covid-19, sektor pertanian di Sumbar memberikan kontribusi positif dalam menjaga kestabilan pangan.
“Misi kita meningkatkan nilai tambah dari produksi pertanian secara keseluruhan, yaitu pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, termasuk kehutanan,” ungkap Mahyeldi Ansharullah.
Dilansir dari Medcom, hal ini disampaikannya pada acara Indonesia Food Summit 2021 yang diselenggarakan oleh Media Group News Summit, Selasa, 25 Mei 2021.
Kegiatan Indonesia Food Summit 2021 digelar sebagai bentuk kepedulian dan komitmen Media Group News untuk mendukung berbagai upaya percepatan dalam pembangunan ketahanan pangan di Indonesia.
Dalam kegiatan tersebut, Gubernur yang lahir di Bukittinggi ini mengungkapkan strategi yang akan dilakukan untuk membangun sektor pertanian di Sumbar selama lima tahun ke depan.
Strategi pertama, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar akan meningkatkan usaha perdagangan, industri kecil menengah, dan juga ekonomi berbasis digital.
Dengan dilakukannya penguatan ekonomi digital, diharapkan dapat mendorong hasil pertanian sejalan dengan meningkatnya pendapatan petani.
“Harus diberikan perhatian, di antaranya dengan peningkatan pendapatan petani, sehingga akan meningkat sejahteraan mereka,” ujar Mahyeldi Ansharullah.
Strategi kedua, Pemprov Sumbar akan melakukan tata kelola Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Peran BUMD dalam hal ini dianggap penting untuk membantu petani agar tetap memeroleh keuntungan.
Sebab yang sering terjadi, ketika produksi petani sedang naik, harga produk menjadi turun dan akhirnya menimbulkan kerugian bagi petani.
“Ketika produksi tinggi, harga turun. Nah, pemerintah harus bisa mengatasinya dengan menghadirkan BUMD untuk menggerakkan pertanian,” tutur Mahyeldi.
Strategi ketiga, Pemprov Sumbar akan meningkatkan akses keuangan melalui perbankan, terutama untuk layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi petani.
Strategi ini dicanangkan dengan melihat kondisi petani di lapangan yang masih sulit untuk mengakses KUR.
“Saya mengamati masih banyak petani kesulitan untuk mengakses KUR. Hal ini perlu dievaluasi dan diawasi secara ketat. Peruntukkan KUR harus betul-betul tersalurkan kepada pihak yang berhak,” ungkapnya.
Gubernur yang pernah menjabat sebagai wali kota Padang yang ke-13 ini optimis bahwa pihaknya mampu mewujudkan cita-cita Sumbar sebagai salah satu lumbung padi dan jagung.
“Kami bertekad mewujudkannya dalam lima tahun ke depan,” kata dia.
Tentunya strategi yang dicanangkan diharapkan mampu untuk dilaksanakan dengan maksimal dan dapat menjadi solusi di tengah banyaknya permasalahan pertanian yang dihadapi oleh petani.
Selain mengungkapkan strategi yang akan dilakukan dalam lima tahun ke depan, Mahyeldi juga mengungkapkan sejumlah strategi yang sudah dilakukannya untuk memperkuat sektor pertanian dan bahkan telah dilaksanakan sebelum pandemi covid-19.
Salah satu strategi yang sudah dilakukannya yaitu dengan memfokuskan distribusi pangan melalui Toko Tani Indonesia Center (TTIC).
Selain itu, ada pula program Nagari Bergerak dan program Sikomandan yang dilaksanakan untuk meningkatkan produksi sapi dan kerbau.
Sikomandan merupakan salah satu program unggulan Kementerian Pertanian yang merupakan reinkarnasi dari program SIWAB yang sudah berjalan sejak tahun 2017.
Di sisi lain pihaknya juga melakukan diversifikasi untuk pengolahan ikan, baik ikan air tawar maupun laut. Hasil diverfisikasi tersebut dinilai cukup untuk menyuplai tujuh provinsi lainnya.
“Jadi hal inilah yang dilakukan selama masa pandemi covid-19. Ketika covid-19, pangan enggak masalah. Alhamdulillah, bisa membantu provinsi lain termasuk DKI Jakarta,” kata Mahyeldi.