Mediatani – Pada umumnya, pestisida organik atau pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan. Menurut FAO (1988) dan US EPA (2002), pestisida nabati dimasukkan ke dalam kelompok pestisida biokimia karena mengandung biotoksin.
Pestisida biokimia adalah bahan yang terjadi secara alami dapat mengendalikan hama dengan mekanisme non toksik.
Pertahanan Alami Pada Tumbuhan
Secara evolusi, tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia sebagai alat pertahanan alami terhadap pengganggunya. Tumbuhan mengandung banyak bahan kimia yang merupakan metabolit sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat pertahanan dari serangan organisme pengganggu.
Tumbuhan sebenarnya kaya akan bahan bioaktif, walaupun hanya sekitar 10.000 jenis produksi metabolit sekunder yang telah teridentifikasi, tetapi sesungguhnya jumlah bahan kimia pada tumbuhan dapat melampaui 400.000.
Terdapat 1800 jenis tanaman yang mengandung pestisida nabati yang dapat digunakan untuk pengendalian hama.
Di Indonesia, sebenarnya sangat banyak jenis tumbuhan penghasil pestisida nabati, dan diperkirakan ada sekitar 2400 jenis tanaman yang termasuk ke dalam 235 famili seperti, jenis tanaman dari famili Asteraceae, Fabaceae dan Euphorbiaceae, dilaporkan paling banyak mengandung bahan insektisida nabati.
Keuntungan Menggunakan Pestisida Nabati
Beberapa keuntungan/kelebihan penggunaan pestisida nabati secara khusus dibandingkan dengan pestisida konvensional adalah sebagai berikut :
- Mempunyai sifat cara kerja (mode of action) yang unik, yaitu tidak meracuni (non toksik).
- Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya mudah hilang.
- Penggunaannya dalam jumlah (dosis) yang kecil atau rendah.
- Mudah diperoleh di alam, contohnya di Indonesia sangat banyak jenis tumbuhan penghasil pestisida nabati.
- Cara pembuatannya relatif mudah dan secara sosial-ekonomi penggunaannya menguntungkan bagi petani kecil di negara-negara berkembang.
Jenis-jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pestisida alami
1. Akar tuba/Tuba akar/Tuai balet (Derris elliptica)
Akar tanaman tuba mangandung alkaloida, saponin, flavonoida, tanin dan polifenol serta tubotoxin. Berguna sebagai pengusir hama, esktrak akar tubadapat menyebabkan kematian rayap tanah Coptotermes curvignathus sebesar 100%.
Yang diaplikasikan dengan cara penyemprotan dan pemberian umpan kayu yang telah direndam dalam ekstrak akar tuba dengan konsentrasi.
2. Akar angas-angas
Daunnya berguna sebagai pengusir hama padi. Cara pembuatanya dengan merebus daun kemudaian air rebusan dimasukkan ke dalam bambu, kemudian di letakkan di empat penjuru areal tanaman.
3. Bawang putih (Allium sativum)
Kandungan saponin, flavonoida politenol dan minyak atsiri. Berguna sebagai pengusir kutu-kutuan dan serangga hama lainnya ekstrak sari bawang putih efektif menyebabkan kematian ulat tanaman.
4. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbii)
Daunnya mengandung saponin, flavonoida dan tanin. Berguna sebagai pengusir hama, tepung daun belimbing wuluh dengan konsentrasi 6% dapat menghambat perkembangan serangga (Sitophilus zeamais)
5. Brenuk / Maja / Labu Kayu (Aegle marmelos)
Mengandung saponin (daun, akar, kulit batang), flavonoida dan polifenol (akar, kulit batang) dan tanin (daun). Berfungsi sebagai pembunuh hama (serangga, keong emas) dan mengusir lintah.
Ekstrak buah maja dapat menekan serangan penggerek buah kakao dengan intensitas serangan hanya sebesar 2,85%. Cara pembuatan, air buah diambil kemudian disemprotkan untuk membunuh ulat, Untuk mengusir lintah, buah direndam dalam sungai/siring.
6. Cengkeh (Syzigium aromaticum L.)
Ekstrak kuncup bunga dan daun mengandung saponin, flavonoid, tanin, minyak atsiri, dan eugenol. Berfungsi untuk mengusir hama eugenol.
Ekstrak cengkeh dapat menyebabkan kematian hama gudang Stegobium paniceun sebesar 90% dengan konsentrasi 3% dan kematian ulat uret Exopholis hypoleuca sebesar 95 dan 100%, masing-masing dengan konsentrasi 7,5% dan 10%.
7. Durian (Durio zibethinus)
Kulit buah mengandung saponin, flavonoida, dan polifenol. Berguna untuk mengusir kepinding, esktrak kulit durian mampu mengusir nyamuk dengan konsentrasi 100g (kulit buah) +25g (daging buah) dalam 200 ml air+30 ml). Caranya dengan meletakkan ditempat yang banyak kepinding.
8. Jarak pagar (Jathropha curcas L.)
Daun dan batang mengandung saponin, flavonoida, polifenol dan tanin. Berguna untuk membunuh hama. Minyak biji jarak dapat membunuh ulat Helicoverpa armigera sebesar 20% sampai 33,33% masing-masing dengan konsentrasi 20 ml dan 10 ml/l air yang diaplikasi kan langsung ketubuh larva.
9. Jengkol (Pithecellobium lobatum)
Buah dan Kulit buah mengandung saponin, flavonoida, tannin, asang jengkolat, ureum, dan belerang. Berguna untuk mengusir tikus (buah), lintah (kulit buah/buah).
Buah jengkol atau ekstrak air buah jengkol dapat mengendalikan tikus dengan ditebarkan disekitar tanaman atau didepan lubang tikus, juga dapat menekan serangan walang sangit.
10. Jeruk purut (Citrus hysteric)
Daunnya mengandung alkaloida, saponin dan flavonoida, polifenol dan minyak atsiri. Berguna sebagai Pengusir kutu pada ternak. Ekstrak perasan daun jeruk purut dapat mencegah serangan nyamuk Aedes sp. sebesar 90,88%.
11. Kacang panjang (Vigna sinensis)
Daunnya mengandung saponin dan polifenol. Berguna sebagai pengusir kepinding, dengan cara diletakkan ditempat yang ada kepindingnya.
12. Kapas (Gossypium arboreum)
Buah, bunga, dan daunnya mengandung saponin dan flavonoida. berguna mengusir hama.
13. Karet (Ficus elastica)
Daun, akar dan kulit batang mengandung saponin dan flavonoida. Disamping itu kulit batang dan akarnya juga mengandung polifenol, dan daunnya mengandung tanin. Berguna untuk menjerat tikus dengan meletakkan getah di dekat sarang tikus.
14. Kelapa (Cocos nucifera)
Janur/daun muda, buah, dan sabut mengandung saponin dan flavonoida polifenol. Berguna sebagai pengusir hama, penangkal babi/tikus dan Pengusir nyamuk.
Parutan kelapa yang dicampurkan dalam umpan berupa buah aren, umbi gadung, singkong dan nanas dapat menarik tikus se-kaligus membunuh-nya.
15. Kemiri (Aleurites moluccana)
Buah dan kulit batang mengandung saponin, flavonoida polifenol, dan minyak lemak. buah Berguna untuk racun babi dan kulit batang untuk pengusir nyamuk.
Caranya, ditumbuk dan ditambah sari manis, lalu ditanam disekitar lahan utk racun babi. Untuk nyamuk kulit batang diletakkan saja ditempat yang banyak nyamuk.
16. Kulit manis/Kayu manis (Cinnamomum burmanii)
Ekstrak kulit batangnya mengandung minyak atsiri dan tanin berguna untuk membunuh serangga. Serbuk kayu manis dengan konsnetrasi 0,5 dan 1% dapat menyebabkan kematian jentik nyamuk Aedes aegypti sebesar 90-100% dalam waktu 4 jam setelah pemaparan.
17. Lada (Piper ningrum)
Biji/buah mengandung saponin, flavonoida, dan minyak atsiri. Berguna untuk mengusir dan pembunuh hama gudang. Ekstrak biji lada dapat menyebabkan kematian ulat kubis Plutella sp. sebesar 100%. Caranya dengan digiling kemudian ditabur dilantai gudang.
18. Mengkudu (Morinda citrifolia L)
Daun dan buah mengandung alkaloida, saponin, flavonoida dan antrakinon. Ampuh mengusir tikus, serangga. Ekstrak buah mengkudu dapat menyebabkan kematian ulat kubis Plutella sp. sebesar 100%. Caranya cukup diletakkan di daerah persawahan.
19. Pepaya (Carica papaya)
Mengandung alkaloida, saponin dan flavonoida (daun, akar, kulit batang) polifenol (daun dan akar). Ampuh mengusir tetelo pada ayam. Ekstrak daun pepaya dapat menyebabkan kematian ulat kubis Plutella sp. sebesar 65%. Caranya direbus, kemudian air rebusannya diminumkan pada ayam.
20. Pinang (Areca cathecu)
Biji dan daunnya mengandung alkaloida, saponin, dan flavonoida. Ampuh mengusir wereng dan membunuh hama.
21. Tebu (Sacharum sp./Graminae)
Batang tebu berfungsi mengusir lintah. Caranya dengan dipotong-potong, kemudian diletakkan dalam air yang banyak lintahnya. Hama lintah yang mengganggu lahan anda bisa kabur.
22. Sirsak (Annona muricata)
Daun dan biji mengandung acetogenin, ampuh mengusir aphids dan thrips. Ekstrak daun sirsak dapat menekan intensitas serangan kepik hijau dan menurunkan populasi nimfa dan imago.
23. Terong bulat hijau (Solanum sp./Solanaceae)
Daunnya mengandung alkaloida, saponin, flavonoida dan polifenol. Berguna sebagai pengusir kutu pada ternak. Cara penggunaannya hanya dengan meletakkan daun di kandang ternak.
Nah itulah tadi ulasan 23 jenis tanaman yang bisa dijadikan bahan pestisida alami sebagai alternative dalam budidaya pertanian. Apalagi jika anda ingin menerapkan pertanian organik, semoga artikel ini bisa jadi rujuan. Jika masih ada bahan organik lainnya yang belum kami sampaikan, mohon beritahu kami di kolom komentar ya. Terimakasih.