Mediatani – Penerapan pertanian hidroponik akan diterapkan terutama di Wilayah Badung Selatan. Alasan kenapa wilayah Badung Selatan ini dipilih dan dijadikan sasaran utama untuk penerapan pertanian hidroponik adalah karena di wilayah tersebut tercatat minimnya lahan pertanian. Wilayah Badung Selatan juga memiliki beberapa wilayah yang kering, dan kini menjadi wilayah pariwisata yang minim lahan pertanian.
Meski begitu, Dinas Pertanian dan Pangan Badung saat ini masih melakukan uji coba terhadap penanaman secara hidroponik di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang ada di Kabupaten Badung. Tetapi, di beberapa Balai Penyuluhan Pertanian juga sudah terlaksana dengan cukup baik, bahkan sudah berulang kali melakukan panen raya.
Merespon hal tersebut, I Wayan Wijana selaku Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung menghimbau bahwa semua Balai Penyuluhan Pertanian telah melakukan penanaman secara hidroponik. Telah terbangun juga rumah hidroponik disana, seperti di Kecamatan Abiansemal, Kuta Selatan, Kuta Utara, Mengwi dan juga Petang.
“Semua Balai Penyuluhan Pertanian melakukan penanaman secara hidroponik. Kita juga telah membangun rumah hidroponik di balai penyuluhan pertanian, seperti Kecamatan Abiansemal, Petang, Mengwi, Kuta Utara, kuta Selatan,” ujar I Wayan saat telah melakukan panen sayuran hidroponik di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Abiansemal.
Pihaknya juga memaparkan bahwa balai penyuluhan pertanian ini mengambil peran yang lumayan besar terhadap kesuksesan pembangunan dalam sektor pertanian. Salah satu peran terhadap Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) yang digagas oleh Menteri Pertanian (Mentan).
Lebih lanjut lagi, dirinya memaparkan bahwa peran dari Balai Penyuluhan Pertanian adalah sebagai pusat gerakan pembangunan pertanian, sebagai pusat data dan juga informasi, konsultasi agribisnis, sebagai pusat pembelajaran, pengembangan jejaring kemitraan terhadap pelaku utama juga pelaku usaha di bidang pertanian.
“Kami sangat menyarankan kepada masyarakat yang mau belajar tentang cara menanam dengan metode hidroponik, kami sarankan agar langsung bertanya ke Balai Penyuluhan Pertanian yang terdapat di seluruh kecamatan yang ada di Badung terkecuali Kecamatan Kuta,” ujarnya.
Disinggung mengenai, pelaksanaan yang akan dilakukan di wilayah Kuta Selatan pihaknya mengatakan wilayah tersebut sangat relatif, pasalnya di tengah pandemi covid-19 ini sektor pariwisata mengalami kemunduran. Selain bisa menghemat pengeluaran, kegiatan bertani juga tidak butuh lahan yang luas dan bisa dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
“Tetapi jika ingin menjualnya juga tidak mengapa, Saat ini untuk hidroponik yang bagus adalah menanam sayuran pok coy, tetapi bukan yang lain tidak bagus untuk ditanam. Banyak pula yang bisa di hidroponik seperti selada, kangkung, bayam dan lain sebagainya. Namun untuk tanaman Pok Coy itu sendiri memiliki harga yang relatif lumayan, di warung pun harganya satu ikat bisa sekitar Rp 2 ribu, penjualannya pun juga relatif gampang,” ungkapnya.
Meskipun demikian, Wijana mengungkapkan bahwa saat ini sebagian kecil di masyarakat sudah ada yang menerapkan pertanian dengan cara hidroponik di rumah masing-masing atau secara mandiri. Wijana kemudian memberikan apresiasi nya terkait hal itu. Karena menurut Wijana, bahwa usahanya dalam mensosialisasikan pertanian secara hidroponik sudah berhasil dilakukan.
“Namun yang jelasnya kita akan menghimbau kepada masyarakat yang ingin belajar hidroponik, supaya datang langsung ke Balai Penyuluhan Pertanian kecamatan atau juga bisa menghubungi para petugas kami yang sedang bertugas di masing-masing kecamatan,” jelasnya sembari mengatakan di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan, kita punya penyuluh yang siap untuk mendampingi.