Opini Oleh: Ilham, S.Pd., M.P.
Dosen Fakultas Pertanian dan Kehutanan, Universitas Sulawesi Barat
Bidang Pertanian di Indonesia adalah salah satu sektor yang berperan sangat penting dalam membangun perekonomian suatu daerah, karena sektor pertanian memilki fungsi sebagai sumber penyedia bahan pangan dalam menjaga ketahanan pangan masyarakat, dan sebagai salah satu Instrumen dalam pengentasan kemiskinan, penyedia lapangan kerja, serta sumber pendapatan masyarakat.
Kebutuhan tanaman pangan sampai saat ini menjadi prioritas dikarenakan sebagian besar penduduk membutuhkan konsumsi pangan untuk bertahan hidup khususnya negara Indonesia yang dahulu disebut negara agraris.
Tak dapat dipungkiri, banyak konflik yang terkait dengan bertani yang mana beberapa daerah lahan beralih fungsi secara besar-besaran, banyaknya pesawahan beralih menjadi industri, perumahan dan sentra bisnis sehingga ketersediaan lahan pertanian menjadi terbatas. Terjadinya pergeseran lahan akan memberikan dampak buruk pada pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat yang terus meningkat dengan seiringnya penurunan hasil produksi komoditas pertanian karena lahan pertanian yang semakin mengalami penyusutan.
Pada Aspek ekonomi, menurunya hasil produksi komoditas pertanian akan memberikan kerugian yang sangat besar bagi petani. Menurunnya hasil produksi pertanian lokal akan memicu timbulnya kegiatan impor produk-produk pertanian terutama komoditas pangan sehingga dapat menurunkan nilai jual produk pertanian lokal. Tak bisa dipungkiri kegiatan impor komoditas pertanian terutama produk pangan terus terjadi merupakan salah satu dampak dari alih fungsi lahan pertanian guna untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
Dari uraian tersebut keterbatasan lahan menjadi faktor utama yang mengharuskan para petani untuk mencari solusi dalam kegiatan bercocok tanam dengan lahan yang sempit. Penemuan teknik bercocok tanam secara hidroponik adalah jawaban dari permasalahan lahan terbatas yang saat ini dihadapi para petani di zaman modern seperti era saat ini. Teknik hidroponik dianggap solusi yang cocok untuk permasalahan lahan karena penggunaan teknik ini dapat dilaksanakan pada lahan yang sempit dan tidak memerlukan lahan yang luas.
Hidroponik Sebagai Solusi Keterbatasan Lahan
Seiring perkembangan teknologi sektor industri di Indonesia semakin tumbuh dengan pesat. Keberadaan sektor industri kemudian menggeser lahan pertanian yang mengakibatkan lahan pertanian menjadi sempit dan menjadi tantangan tersendiri dalam bercocok tanam. Namun hal tersebut bukan berarti kegiatan bercocok tanam tidak dapat melakukan karena bercocok tanam tidak hanya dilakukan pada lahan yang luas atau hanya dengan menggunakan sistem konvensional saja, akan tetapi ada berbagai macam cara atau metode untuk tetap dapat melakukan kegiatan bercocok tanam walaupun dengan kondisi lahan yang sempit dan terbatas.
Dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, petani yang memiliki lahan yang sempit atau masyarakat yang tinggal di kota dapat memanfaatkan kemajuan teknologi untuk memaksimalkan lahan atau pekarangan rumah sebagai tempat atau kebun minimalis yang menghasilkan produk pertanian dengan menerapkan sistem pertanian hidroponik, hal ini dikarenakan semakin langkanya lahan pertanian akibat dari banyaknya sektor industri dan jasa yang menggeser lahan pertanian menjadi pembangunan perumahan atau pemukiman, sehingga kegiatan pertanian konvensional semakin tidak kompetitif karena harga lahan yang semakin tinggi.
Hidroponik menjadi solusi di bidang pertanian dengan keterbatasan lahan karena sistem pertaniannya menggunakan teknologi sederhana untuk memudahkan masyarakat dalam bercocok tanam yang tidak bergantung pada hamparan lahan yang luas. Sistem hidroponik terus berkembang dengan berbagai input teknologi terutama pada sistem budidaya tanpa menggunakan media tanah sebagai media tumbuh yang menjadi sumber nutrisi untuk pertumbuhan tanaman.
Hal yang paling penting dan yang harus diperhatikan dalam sistem hidroponik adalah pemupukan. Menurut Roberto (2005), Air dan pupuk yang diberikan pada media hidroponik dalam bentuk larutan secara bersamaan. Larutan nutrisi atau unsur hara sebagai sumber pasokan air dan mineral yang menjadi faktor penting dalam menunjang pertumbuhan dan kualitas hasil tanaman yang dibudidayakan secara hidroponik. Nutrisi atau unsur hara yang diberikan harus mengandung unsur makro (N, P, K, S, Mg, dan Ca) dan unsur mikro (Zn, Mo, Mn, Fe, Cu, B, dan Cl).
Hidroponik sebagai Alternatif Ketahanan Pangan
Teknologi budidaya pertanian dengan sistem hidroponik menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat untuk menghasilkan sumber pangan atau tanaman hortikultura yang memadai karena tujuan dari hidroponik untuk meningkatkan produksi tanaman hortikultura seperti sayur-sayuran dan buah-buahan dalam pememenuhan permintaan pasar.
Selain sifatnya yang cepat panen, sayuran dengan sistem hidroponik akan membantu ketahanan pangan di mana sayuran dapat tumbuh sepanjang tahun, terlepas dari iklim atau cuaca di luar. Hidroponik juga memberikan keuntungan bagi lingkungan sosial karena dapat dijadikan tempat sarana pendidikan dan pelatihan di bidang pertanian masa kini (modern). Selain itu, Hidroponik juga dapat diusahakan oleh individu baik sebagai hobi maupun tujuan komersil sepanjang tahun tanpa mengenal musim di lahan terbuka, dalam ruangan, apartemen dan rumah kaca di daerah perkotaaan.
Hidroponik sebagai Pertanian Ramah Lingkungan
Pertanian dengan mengurangi ketergantungan penggunaan pupuk kimia sebagai sumber utama untuk kesuburan tanaman dapat digolongkan sebagai pertanian alternatif. Dikontraskan dengan pertanian konvensional, pertanian ramah lingkungan menghindari terjadinya berbagai hal dampak buruk dari revolusi hijau, seperti: kerusakan lahan, ketergantungan pada penggunaan pupuk kimia yang tinggi dan biaya yang tinggi untuk meningkatkan kesuburan tanah dan tanaman dan penggunaan air yang berlebihan.
Penerapan sistem hidroponik merupakan terobosan inovatif di bidang pertanian yang membudidayakan sayuran dan buah dengan usia tanam yang pendek tanpa menggunakan media tanam tanah yang akan mengurangi adanya hama dan penyakit yang berasal dari tanah. Selain itu, bertanam hidroponik akan menciptakan pertanian yang ramah lingkungan karena mampu menghemat lahan, efisien penggunaan air dan tidak menggunakan pupuk kimia.
Jenis pupuk yang digunakan adalah berupa larutan nutrisi yang menjadi sumber makanan tanaman yang berasal dari bahan bahan organik sehingga tanaman yang dihasilkan tidak tercemar dengan bahan-bahan kimia. Saat ini terdapat berbagai jenis pupuk organik dalam menunjang pertumbuhan tanaman secara hidroponik yang dapat dibuat sendiri oleh petani.