Kelompok Ternak Ngudi Mulya Klaten Inovasi Limbah Ternak Jadi Pupuk Organik

  • Bagikan
ILUSTRASI. Limbah ternak dijadikan Pupuk /IST

Mediatani – Ada berbagai cara untuk berinovasi. Apalagi di tengah wabah pandemi covid-19 yang menguras ekonomi masyarakat.

Salah satu inovasi yang dilakukan ialah pengembangan pupuk organik. Sebagaimana dilansir Minggu (14/2/2021) dari situs berita solopos.com bahwa Kelompok Ternak Ngudi Mulya, Desa Banyuaeng, Kecamatan Karangnongko, Klaten, mengembangkan pengolahan pupuk organik.

Pupuk ini diketahui berasal dari limbah kotoran sapi dan kambing yang kemudian dikelola oleh kelompok ternak tersebut.

Pengembangan pupuk itu pun dimaksudkan sebagai pesan ajakan kepada para petani agar tidak terlalu bergantung pada pupuk kimia.

Pupuk organik yang dikembangkan pun berupa pupuk padat dari limbah kotoran maupun pupuk cair dari limbah urine sapi maupun kambing.

Proses pengembangan pupuk organik itu pun ternyata telah rutin dilakukan selama setahun belakangan. Pengembangan pupuk organik ini kemudian semakin teracu seiring dengan dikuranginya alokasi pupuk organik tahun ini serta kenaikan harga pupuk bersubsidi dari pemerintah.

Pembina Kelompok Ternak Ngudi Mulya, Widodo, menuturkan bahwa pihaknya mengembangbiakkan sekitar 10 sapi dan 70 kambing di kandang dengan lahan seluas 1.500 meter persegi. Lokasinya berada di Desa Banyuaeng.

Kotoran dari sapi dan kambing ini pun kemudian dikelola sebagai bahan pupuk yang organik. Dan setidaknya dalam sepekan kotoran yang dikumpulkan para petani dapat mencapai sekitar 100-150 sak ukuran 25 kg.

“Untuk prosesnya itu ada tiga tahap sampai bisa menjadi pupuk. Prosesnya menjadi pupuk itu berlangsung sekira satu sampai dua bulan,” kata Widodo saat ditemui wartawan di kandang kelompok ternak Ngudi Mulya, Jumat (12/2/2021) dikutip masih dari sumber yang sama, Minggu (14/2/2021).

Dibagikan Gratis

Belakangan, nyatanya kegiatan pemberdayaan pengolahan pupuk organik itu kemudian semakin menggeliat. Hasil pengolahan pupuk organik itu pun beberapa waktu terakhir dibagikan secara gratis kepada petani di wilayah Banyuaeng.

Selain itu juga, para kelompok tani di sekitaran kandang tersebut mulai pula dilatih perihal cara beternak hingga pengolahan pupuk organik. Hal itu dilakukan agar petani tentunya tidak lagi bergantung pada pupuk bersubsidi, khususnya pupuk kimia.

“Memang, menyikapi kebijakan pupuk, arahnya kan petani diajak ke organik. Nah, untuk menuju organik itu butuh waktu, butuh ilmu, dan butuh penyadaran. Agar membuat para petani itu paham, kan perlu sesuatu yang bisa dilihat langsung hasilnya.

Jadi kami berikan pupuk gratis, kemudian kami minta petani untuk melihat hasilnya. Kalau sudah dan mereka berminat, kami arahkan agar bisa memproduksi pupuk sendiri,” urai Widodo yang juga anggota DPRD Klaten itu.

Sebelumnya, sebagaimana diberitakan mediatani.co, bahwa pupuk organik pun ternyata memiliki banyak manfaat yang sangat berguna bagi alam, yaitu :

  1. Bertambahnya unsur hara atau nutrisi yang didapatkan tanah sehingga menjadi lebih subur. Proses nya terjadi karena adanya perkembangbiakan mikroorganisme dalam tanah yang dapat memperbaiki struktur tanah dan menjadikan sifat fisik tanah akan diproses dengan mudah. Daya ikat air di dalam tanah pun menjadi kuat dan sirkulasi udara menjadi lancar.
  2. Memperbaiki sifat biologi dalam tanah dengan berkembangnya mikroorganisme dalam tanah.
  3. Menjaga kelestarian alam dengan menghindari polusi dari penggunaan pupuk yang tidak organik.

Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar dibuat dari bahan-bahan organik, bahan alami, bahan dari alam yang biasanya terbuat dari pelapukan organisme tumbuhan dan hewan.

Biasanya pupuk ini berasal juga dari bahan kompos, pupuk kandang, daun-daunan yang sudah membusuk, dan bahan lainnya yang terbebas dari bahan kimia aktif.

Ada beberapa jenis pupuk organik yaitu :

  • Pupuk Kompos
  • Pupuk BOKASHI
  • Pupuk Hijau
  • Pupuk Daun
  • Pupuk Saresah
  • Pupuk Cair Organik
  • Dan sebagainya

Pupuk Anorganik

Selain pupuk organik, ada pula pupuk yang termasuk dalam anorganik yang artinya tidak menggunakan bahan dari alam, tetapi lebih cenderung menggunakan bahan-bahan kimia aktif.

Biasanya pupuk tersebut sudah dirancang sedemikian rupa menggunakan rekayasa kimia melalui proses kimiawi, fisik, maupun biologis.

Pupuk anorganik pada dasarnya juga punya tujuan untuk menyuburkan tanaman, bahkan lebih instan dibandingkan pupuk organik. Namun terkadang kandungan yang berlebihan malah membuat pupuk ini punya potensi membahayakan tanaman.

Membahayakan di sini karena pupuk akan menempel pada tubuh tanaman yang membuatnya terbawa saat akan dikonsumsi oleh masyarakat.

Oleh karena itu, petani harus sigap menjaga dalam sisi kesehatan agar tanaman yang akan dikonsumsi tidak berbahaya untuk dipasarkan. Pupuk anorganik ini biasanya banyak diproduksi oleh pabrik-pabrik kimia dan juga beredar dipasaran. (*)

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version