Mediatani – Dengan lanskap dan pemandangan yang subur, pepohonan yang khas, hewan unik, dan perairan biru kehijauan menjadi rumah bagi lumba-lumba, di Kepulauan Socotra.
Yaman pun kini hanya bisa berharap kepulauan Socotra-nya akan menjadi destinasi wisata impian meski diterpa konflik yang berkepanjangan dan menjadi mimpi buruk di negara itu.
Terletak di Samudra Hindia sekitar 200 kilometer di lepas pantai Yaman, empat pulau dan dua pulau berbatu adalah rumah bagi sekitar 50 ribu jiwa.
Lokasinya pun relatif tidak tersentuh oleh perang yang telah menghancurkan daratan.
Sementara sebagian besar Yaman yang terlibat dalam konflik yang meletus pada tahun 2014 antara pemberontak Huthi dan pemerintah.
Ditambah kerusakan akibat pandemi virus Corona, para pelancong petualang menunjukkan minat yang semakin besar untuk mengunjungi uniknya Socotra.
Banyak turis berduit yang berangkat dari Uni Emirat Arab, yang dekat dengan otoritas yang mengendalikan pulau-pulau itu.
“Untungnya, Socotra tidak pernah terpengaruh oleh dinamika perang di daratan Yaman,” kata agen perjalanan lokal Welcome to Socotra kepada AFP,mengutip Minggu (11/4/2021) dari situs CNNIndonesia.com.
“Tidak ada ketegangan atau konflik yang pernah dilaporkan. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi wisatawan untuk khawatir,” tambahnya.
Sejak penerbangan dilanjutkan dengan pesawat carteran Air Arabia seminggu sekali dari Abu Dhabi, institusi itu telah menerima “ratusan” permintaan.
Yaman, yang sudah menjadi negara termiskin di Jazirah Arab bahkan sebelum perang, telah bertahun-tahun mencoba mengembangkan kepulauan tersebut menjadi pusat ekowisata.
Tetapi terlepas dari kata-kata yang meyakinkan dan iming-iming pantai putih bersih, Socotra menjadi berita utama pada Juni 2020 ketika separatis selatan Yaman yang dilatih UEA merebutnya dari pemerintah.
Kedua belah pihak sejak itu telah membuat kesepakatan pembagian kekuasaan, yang secara substansial mengurangi ketegangan di selatan.
Socotra terletak hanya 250 kilometer dari daratan Afrika, dan 1.000 kilometer dari kota selatan Aden di mana pemerintah Yaman berpusat.
Pulau ini terkenal karena keanekaragaman hayatinya yang unik: hampir sepertiga dari 825 tumbuhan dan 90 persen spesies reptilnya dianggap unik di pulau itu, menurut badan budaya PBB, UNESCO.
Vegetasi yang unik dan spektakuler, seperti Pohon Darah Naga (Dracaena cinnabar) dengan kanopi berbentuk payung dan getah merahnya yang khas, telah membuatnya terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia.
“Socotra sangat penting bagi hotspot keanekaragaman hayati daratan Afrika,” jelas UNESCO di situsnya.
Juga sebagai salah satu pulau dengan keanekaragaman hayati paling kaya dan berbeda di dunia, pulau ini telah diistilahkan sebagai ‘Galapagos di Samudra Hindia’.
6 Destinasi Wisata Selam di Indonesia dengan Pemandangan Laut yang Keren Maksimal
Di Indonesia pun takkalah menaridengan keanekaragaman hayati flora dan fauna-nya. Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki luas lautan yang lebih besar dibanding luas daratan, yakni 70% dari luas wilayahnya.
Tak heran jika Indonesia dikatakan memiliki kekayaan laut dan potensi wisata bahari yang juga begitu besar.
Dengan potensi tersebut, tentunya membuat Indonesia memiliki banyak spot untuk menyelam atau scuba diving.
Meski butuh izin khusus, namun kalian tetap dapat mencoba dan berlatih untuk dapat menyaksikan keindahan bawah laut tersebut.
Mediatani merekomendasikan 6 tempat scuba diving di Indonesia yang keren, unik, dan pastinya membuat kalian ingin kembali lagi!
1. Gunung berapi bawah laut aktif di Banua Wuhu
Salah satu titik penyelaman ini berada di Sangihe, sebuah tempat dimana kalian dapat menyaksikan gunung berapi bawah laut.
Di lokasi ini, kalian dapat melihat aktivitas vulkanik bawah laut yang ditandai dengan munculnya gelembung-gelembung dari celah bebatuan.
Pada waktu tertentu, kalian juga bisa merakasan suara getaran yang berasal dari dasar laut. Baca selengkapnya dengan klik di sini. (*)