Mediatani – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi IV siap bersinergi untuk mengembangkan budidaya ikan air tawar di Lombok Tengah. Langkah ini adalah salah satu upaya untuk menopang ketahanan pangan dan ekonomi daerah maupun nasional.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu, menjelaskan, pihaknya terus melakukan akselerasi untuk meningkatan produksi perikanan di daerah guna menopang ketahanan pangan dan menggerakan ekonomi di daerah, seperti budidaya ikan air tawar di Lombok Tengah ini.
“Terdapat perputaran uang yang besar hingga mencapai triliunan rupiah di Desa Bunkate Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah. Tentunya ini merupakan capaian yang luar biasa untuk satu desa”, ungkap Dirjen yang akrab disapa Tebe ini.
Tebe menambahkan, untuk terus mengembangkan dan meningkatkan sektor perikanan di daerah, KKP bersinergi dengan Komisi IV DPR RI mengembangkan perikanan budidaya dengan melihat karakteristik dan potensi daerah masing-masing, termasuk budidaya ikan air tawar di daerah Lombok Tengah.
Dimana, lanjut Tebe, upaya ini juga merupakan bagian dari program terobosan KKP dalam meningkatkan produksi perikanan budidaya, salah satunya adalah program Kampung Perikanan Budidaya.
“Tahun 2022 KKP telah membangun 130 Kampung Perikanan Budidaya. Tahun 2023 kami akan membangun kembali kampung perikanan budidaya di beberapa lokasi. Salah satunya di sini di Lombok Tengah, terutama untuk komoditas perikanan air tawarnya,” sebut Tebe.
Budidaya ikan air tawar ini difokuskan karena memiliki potensi lahan yang sangat luas. Selain itu, usaha ini relatif mudah dilakukan dengan berbagai macam media pemeliharaan. Terlebih Lombok Tengah juga didukung sumber daya manusia yang memadai.
Ikan nila juga termasuk komoditas perikanan yang memiliki potensi pasar yang sangat terbuka luas. Dengan kontinuitas panen yang terjaga, pasokan ke konsumen dapat terus dipertahankan.
Pada kesempatan itu, Tebe juga menyarankan untuk menekan biaya produksi. Untuk menjaga kestabilan harga pakan ikan, KKP mendorong penggunaan bahan baku lokal melalui gerakan pakan ikan mandiri.
Adapun dukungan yang diberikan KKP dalam pengembangan budidaya ikan air tawar di Bunkate, Lombok Tengah ini, yakni berupa sarana dan prasarana unit pembenihan rakyat, kendaraan roda tiga, pompa dan Hi-Blow, dan mesin pakan untuk pembudidaya.
Senada, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Anggia Erma Rini, menyampaikan DPR sangat mendukung KKP dalam menjalankan program-programnya, karena perikanan merupakan salah satu sektor yang punya potensi besar untuk terus dikembangkan sebagai solusi mengatasi ketahanan pangan nasional.
Dalam sambutannya, Anggia mengapresiasi peningkatan produksi ikan nila di Desa Bunkate. Lahan dengan luas 120 hektare yang digarap oleh 250 orang itu mampu menghasilkan dua hingga tiga ton ikan nila setiap hari.
“Ini menarik sekali dan perputaran uangnya selama setahun itu bisa mencapai Rp1,05 triliun. Ini keren dan kita patut berbangga”, ungkap Anggia.
Anggia juga menyarankan agar Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah menerbitkan peraturan yang dapat menyejahterakan pembudidaya, seperti aturan agar hotel, perusahaan, dan sektor pariwisata harus membeli produk lokal seperti hasil budidaya ikan dari pembudidaya.
Wakil Bupati Lombok Tengah, Nursiah menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Komisi IV DPR RI dan KKP yang bersinergi memberi bantuan untuk pengembangan budidaya ikan air tawar.
Ia menyebutkan produksi ikan air tawar di Desa Bunkate, Lombok Tengah bisa mencapai 87 ton per bulan atau 1.044 ton per tahun. Angka tersebut sudah dapat mendongkrak peningkatan perekonomian, meningkatkan pendapatan para pembudidaya.
Nursiah menjelaskan, ikan menjadi sumber pangan kaya protein yang sangat penting terlebih bagi ibu hamil dan balita, bisa cegah stunting. Karena itu pihaknya terus mendorong peningkatan konsumsi ikan dengan berbagai program kreatif melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Lombok Tengah.
“Ini adalah bagian dari upaya menjaga ketahanan pangan berprotein hewani. Melalui program pengembangan budidaya ikan air tawar, terlihat kenaikan tingkat konsumsi ikan yang signifikan di Lombok Tengah. Sebelumnya angka konsumsi ikan berdasarkan data BPS tahun 2020 yaitu 28,69 kg/kapita/tahun, meningkat pada tahun 2021 sebesar 34,39 kg/kapita/tahun. Artinya produksi budidaya ikan air tawar terserap oleh msyarakat Lombok Tengah sebagai pangan sumber hotein hewani” tandas Nursiah.