Mediatani – Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) melakukan kerja sama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbud. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan oleh kedua belah pihak. Kerja sama ini terkait dengan peningkatan kualitas dan kapasitas dari sumber daya manusia pertanian dengan memanfaatkan sinergi program pendidikan tinggi.
Berdasarkan hal tersebut, Syahrul Yasin Limpo selaku Menteri Pertanian (Mentan) melalui keterangan resminya di Jakarta pada hari Rabu (03/03/2021) menyampaikan bahwa Kementerian Pertanian akan terus berkomitmen dalam mempersiapkan dan menciptakan sumber daya manusia pertanian yang memiliki jiwa wirausaha.
“Program utama dari Kementerian Pertanian dalam upaya menjamin produktivitas, keberlanjutan dan juga ketahanan pangan ialah dengan penumbuhan 2,5 juta pengusaha milenial di bidang pertanian hingga tahun 2024. Program ini dilakukan lewat kegiatan pendidikan, penyuluhan, dan pelatihan vokasi pertanian,” ujar Syahrul.
Sekarang ini, Kementerian Pertanian telah mempunyai sekolah vokasi yang sekaligus telah menetapkan merdeka belajar, mendorong peserta didik agar bisa menguasai berbagai bidang keilmuan yang bermanfaat di dunia kerja, memberikan kesempatan yang sama kepada semua peserta didiknya dalam mengembangkan kemampuan serta meningkatkan link juga match terhadap dunia industri dan usaha. Sekolah vokasi ini seperti SMK-PP Sembawa, SMK-PP Banjarbaru, SMK-PP Kupang sedangkan di tingkat perguruan tinggi yaitu Polbangtan Bogor, Polbangtan Gowa, Polbangtan Malang, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI), Polbangtan Medan, Polbangtan Manokwari dan Polbangtan Yogyakarta-Magelang.
“Hari ini, Kerja sama tersebut telah ditandatangani. Kerja sama ini merupakan salah satu dari wujud sinergi program prioritas antara kementerian dalam mencapai visi Presiden untuk mengakselerasi upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia pertanian melalui program pendidikan tinggi vokasional,” ujar Mantan Gubernur Sulawesi Selatan.
Kerja sama merdeka belajar dengan memanfaatkan segala fasilitas kampus, jaringan kerja sama dengan dunia usaha dan industri, serta memanfaatkan program Kementan untuk mendukung merdeka belajar, khususnya terkait implementasi terhadap delapan indikator kinerja utama serta delapan program kampus merdeka dalam pendidikan pertanian.
Sementara itu, Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) menyampaikan bahwa pendidikan dan pertanian adalah dua sektor strategis yang dinilai mampu menentukan nasib perkembangan bangsa dan negara Indonesia.
“Bangsa Indonesia seperti yang kita ketahui tentu memiliki potensi yang cukup besar melalui dua sektor ini, bisa kita lihat dari ketersediaan sumber daya alamnya dan sumber daya manusianya yang melimpah,” ujar Nadiem.
Sinergi dan kolaborasi di masa ini sangatlah diperlukan. Mengingat semakin menuntutnya kerja sama dan gotong royong agar bisa mencapi keberhasilan, Hal ini dinilai penting untuk memanfaatkan dan juga memaksimalkan lagi potensi yang telah ada sehingga dalam hal ini diwujudkan melalui kerja sama antar kementerian. Sementara itu terkait ruang lingkup kerja sama ini meliputi, pengembangan pendidikan pertanian, sinkronisasi dan koordinasi program, peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan kewirausahaan, penelitian, pengembangan dan pemanfaatan reka cipta, pengabdian kepada masyarakat dan kerja sama lainnya.
Menurut Nadiem, penandatangan kesepakatan bersama dan perjanjian kerja sama ini akan membantu mewujudkan visi Indonesia 2045, yaitu sebagai lumbung pangan dan sebagai negara yang masyarakatnya menjadi generasi emas, berkualitas, maju, mandiri dan modern.
“Untuk mewujudkan generasi emas yang menjadi fokus utama Kemendikbud melalui kebijakan merdeka belajar dengan mengupayakan institusi pendidikan khususnya pendikan vokasi dan pendidikan tinggi, menjalim kerja sama dengan dunia usaha dan dunua industri yang juga melingkupi usaha di dunia pertanian,” kata Nadiem.