Mediatani – Limbah industri kayu ternyata tak selamanya selalu berakhir di tungku pembakaran atau menjadi sampah tak berguna. Di sejumlah daerah, limbah kayu tersebut telah dimanfaatkan oleh tangan-tangan terampil untuk diolah menjadi aneka kerajinan bernilai jual tinggi.
Salah satu pelaku usaha yang juga memanfaatkan potensi bahan baku tersebut adalah Azwar Hermawan. Dengan keterampilan yang dimilikinya, ia merintis usaha kerajinan bersama dengan beberapa masyarakat Kabupaten Bantaeng yang diberdayakannya.
Menggunakan limbah kayu yang dikumpulkannya, ia membuat berbagai macam kerajinan, mulai dari meja, kursi, kayu solid dan masih banyak lagi.
“Saya mulai mengumpulkan kayu-kayu dari pohon yang tumbang atau terbuang. Kemudian diolah menjadi meja kursi kayu solid, rak, dinding kayu dan lainnya,” kata Azwar, dilansir dari Abatanews, Minggu (23/5).
Produk kerajinan yang dibuatnya dari limbah kayu tersebut tidak langsung terjual. Awalnya, Azwar hanya memajangnya di depan warung kopi miliknya. Sembari mempromosikan, produk kerajinannya itu juga dipergunakannya sendiri.
Setelah mulai dipasarkan di media sosial, permintaan akan produk kerajinannya pun datang secara perlahan. Selain dari Bantaeng, pembeli yang berminat juga datang dari berbagai Kabupaten di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Setelah merasa pasar telah mulai menyambut produknya, ia pun mempekerjakan lima orang pegawai untuk membantu proses produksi kerajinannya. Perkembangan usahanya pun terlihat dari berbagai daerah yang menjadi tujuan pengiriman produknya, mulai dari Makassar, Pinrang hingga Bone.
Azwar mengaku tak menyangka produk olahannya itu disukai pasar. Dari usaha pengolahan limbah kayu tersebut, rata-rata omset yang diperoleh Azwar dalam sebulan yakni mencapai Rp50 juta.
“Produknya ternyata disukai dan terdistribusi ke toko-toko home decor. Dari sana saya memutuskan membuat toko home decor sendiri untuk meningkatkan penjualan hingga akhirnya dapat omset yang lumayan besar,” ungkap Azwar.
Saat ini industri rumahan yang mempekerjakan pemuda di daerahnya itu mampu memproduksi meja/kursi kayu solid 12 set per bulan, rak dinding kayu + besi 12 set, nakas kayu 12 set, jam dinding 12 set dan rak bunga 12 set.
Azwar mengaku inisiatif memulai usaha olahan limbah tersebut tidak lepas dari keinginannya untuk memberdayakan pemuda di Bantaeng. Menurutnya, pemuda di lingkungannya punya banyak potensi yang dapat dikembangkan untuk membuat berbagai macam karya.
Meskipun produk olahan limbah kayu itu telah berhasil didistribusi ke sejumlah daerah di Sulsel, namun Azwar berharap kedepannya bisa berkembang hingga dapat menjangkau daerah di luar Sulsel bahkan dikirim ke luar negeri alias diekspor.
“Karena industri rumahan jadi memang masih perlu upgrade perlengkapan mesin kerja, kapasitas tenaga kerja dan juga akses pasar di luar Sulsel,” pungkasnya.
Mengetahui manisnya bisnis olahan kerajinan dari limbah kayu tersebut, tak ada salahnya mengikuti jejak yang dilakukan oleh Azwar. Selain tanpa memiliki pengalaman khusus, Anda juga dapat terjun ke bisnis ini meski tidak punya keterampilan sama sekali dalam membuat produk kerajinan kayu.
Salah satu faktor untuk bisa sukses di bisnis ini adalah inisiatif untuk membuat sebuah karya, terutama dengan menggunakan bahan baku seperti limbah kayu. Selain itu, produk yang dibuat setidaknya bisa mengikuti model yang sedang tren di pasaran atau sesuai permintaan pelanggan.
Membuat produk kerajinan dari limbah kayu ini sebetulnya tidak begitu rumit. Pada dasarnya, proses produksi kerajinan itu meliputi pengeringan bahan baku kayu, penggambaran pola, pemotongan kayu mengikuti desain pola, proses pembubutan, assembly, finishing, pengecatan, dan terakhir adalah pengemasan.