Masyarakat Kapuas Hulu Dilatih Budidaya Patin dan Buat Olahan Hasil Perikanan

  • Bagikan
Pelatihan Pengolahan Hasil Perikanan di Kapuas Hulu
Pelatihan Pengolahan Hasil Perikanan di Kapuas Hulu

Mediatani – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berusaha melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas perikanan terutama dari subsektor perikanan budidaya. KKP bahkan mengejar pengembangan subsektor ini hingga produksi pascapanen.

Teranyar, KKP berkolaborasi dengan Komisi IV DPR RI menyelenggarakan dua kegiatan pelatihan sekaligus di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Adapun kegiatan yang digelar, yakni Pelatihan Budidaya Ikan Patin yang dilaksanakan pada 21-22 Juli 2021 dan Pelatihan Pengolahan Hasil Perikanan pada 24-25 Juli 2021.

Balai Pelatihan dan Penyuluh Perikanan (BP3) Tegal, selaku yang memfasilitasi kegiatan ini mengikutsertakan sebanyak 50 orang pembudidaya pada pelatihan budidaya ikan patin yang dilakukan secara offline dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Sementara untuk peserta yang mengikuti pelatihan pengolahan hasil perikanan, ada sebanyak 50 orang dari masyarakat pengolah dan pemasar. Pelatihan pengolahan ini dilakukan secara blended learning.

Terpisah, Kepala Badan Riset Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP), Sjarief Widjaja menjelaskan bahwa penyelenggaraan pelatihan di Kabupaten Kapuas Hulu ini merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah dalam mewujudkan program prioritas KKP, khususnya untuk peningkatan produksi perikanan budidaya dan pengembangan kampung-kampung perikanan.

Dia berharap agar kedua pelatihan ini dapat memacu pengembangan kampung-kampung perikanan yang terintegrasi di Kabupaten Kapuas Hulu. Nantinya, kebutuhan ikan air tawar di Kalbar dapat terpenuhi dan mampu meningkatkan nilai tambah pascapanen melalui diversifikasi olahan.

Lebih lanjut, Sjarief menuturkan, orientasi pelatihan budidaya patin ini tidak hanya pada pembesaran, melainkan juga penyiapan benih unggul dan pembuatan pakan mandiri agar pembudidaya tidak bergantung pada pakan yang berasal dari pabrikan.

“Pembuatan pakan didorong dengan memanfaatkan ketersediaan bahan baku lokal yang melimpah sehingga tidak membutuhkan biaya besar. Selain itu, dengan pakan mandiri kita mampu memenuhi kebutuhan protein ikan,” pungkasnya.

Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP), Lilly Aprilya Pregiwati menyampaikan, materi budidaya yang diberikan kepada peserta pelatihan budidaya patin secara komprehensif meliputi persiapan wadah dan media, penebaran benih, manajemen kualitas air, pembuatan pakan dan manajemennya, hingga panen.

“Pelatihan ini tidak hanya penyampaian materi di kelas, namun lebih banyak pemberian praktik di lapangan supaya mempermudah penerapannya,” ujar Lilly.

Selain itu, peserta yang mengikuti pelatihan pengolahan hasil perikanan dibekali dengan materi pembuatan kerupuk amplang, pembuatan olahan berbasis surimi, pengemasan, dan pemasaran. Olahan hasil perikanan yang diverisifikasi ini akan meningkatkan minat masyarakat, khususnya anak-anak untuk mengonsumsi ikan.

Lily menjelaskan bahwa ikan termasuk bahan pangan yang non kolesterol sehingga sangat sehat untuk dikonsumsi. Terlebih saat pandemi, tubuh membutuhkan jenis pangan yang bergizi supaya mampu meningkatkan imun dalam tubuh..

Selain sanitasi dan higiene, ia juga meminta para pelatih untuk mengajarkan teknik pengemasan dan pemasaran yang menarik agar produk yang dihasilkan mampu bersaing dengan produk pabrikan yang selama ini sudah ada di pasaran.

Anggota Komisi IV DPR RI, Yessy Melania mengapresiasi KKP atas adanya pelatihan ini. Menurutnya, rangkaian kegiatan pelatihan ini memiliki manfaat bagi masyarakat, terutama pelaku usaha di Kabupaten Kapuas Hulu yang dikenal memiliki potensi perikanan air tawar yang melimpah.

“Ini adalah salah satu bentuk komitmen dan kepedulian juga dari pemerintah pusat kepada masyarakat kelautan dan perikanan kita. Saya mengapresiasi, meski adanya refocusing, KKP masih mampu mempertahankan kegiatan pelatihan seperti ini yang langsung menyentuh lapisan terbawah,” ujarnya.

Yessy juga berharap, masyarakat yang mengikuti pelatihan ini mampu menghasilkan satu produk unggulan yang menjadi oleh-oleh khas Kabupaten Kapuas Hulu dan dapat dipasarkan dalam skala nasional.

“Seperti halnya Palembang yang terkenal akan pempeknya, Kapuas Hulu juga harus punya produk unggulan, misalnya kerupuk ikan/amplang. Saya sering membawa produk kerupuk ikan yang ada di sini ke Jakarta, ternyata banyak yang suka,” pungkasnya.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version