Mengenal Belangkas, Satwa Laut Berdarah Biru yang Menjadi Simbol Kelanggengan Hubungan

  • Bagikan
Belangkas

Mediatani – Belangkas atau biasa juga disebut horseshoe crab merupakan hewan invertebrata laut yang tergolong pada kelompok filum Arthropoda, famili Limulidae. Morfologi hewan laut ini masih sama dengan fosil nenek moyangnya yang telah ada sejak 450 juta tahun yang lalu. Hal itu membuat hewan ini dianggap sebagai ‘fosil hidup’.

Habitat belangkas ini umumnya berada di perairan pesisir dangkal yang tenang dan muara sungai dengan dasar substrat berpasir atau berlumpur, seperti kawasan hutan mangrove.

Belangkas juga telah dinyatakan sebagai salah satu satwa dilindungi berdasarkan P.20/MenLHK/Setjen/kum.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.

Belangkas yang ditemukan di dunia terdiri dari 4 jenis, yaitu Carcinoscorpius rotundicauda, Limulus polyphemus, Tachypleus gigas, dan Tachypleus tridentatus. Di Indonesia, hanya satu jenis yang tidak ditemukan di Indonesia yaitu Limulus Polyphemus, di mana jenis ini hidup di sejumlah pantai timur Amerika Utara.

Dalam bahasa Jawa, belangkas dinamakan mimi lan mintuno yang artinya cinta sejati. Penyebutan itu diberikan karena hewan ini biasa ditemukan berpasangan yaitu mimi merupakan belangkas jantan dan mintuno adalah belangkas betina.

Oleh karena itu, bagi masyarakat Jawa, hewan monogamik ini dianggap sebagai simbol kelanggengan hubungan pasangan suami istri.

Ada juga yang menyebut belangkas dengan nama ketam ladam, karena bentuk hewan ini mirip seperti tapal kuda. Sekilas, hewan ini juga seperti perpaduan antara bentuk maupun cangkangnya seperti kepiting dan juga memiliki ekor seperti ikan pari.

Tubuh hewan nokturnal ini terbagi menjadi tiga bagaian yang dihubungkan oleh sambungan yang tipis. Bagian kepala hewan ini terdapat mata jumlahnya 9 dengan letak yang terpencar.

Bagian ekornya tampak kaku namun masih bisa digerakan untuk mendorong tubuhnya berenang di dalam air. Kaki belangkas berjumlah 6 pasang dan masing-masing memiliki fungsi berbeda, ada yang digunakan untuk memasukan makanan ke dalam mulut dan ada untuk begerak di dasar laut.

Meski demikian, hewan yang terlihat bisa berenang di dalam air ini sebenarnya hanya mampu melayang dengan menggunakan ekor dan kakinya. Selain dari pada itu mereka lebih sering bergerak dengan cara merayap di dasar laut.

Ada banyak manfaat belangkas bagi manusia, selain mampu mengurai sampah di laut juga dimanfaatkan untuk obat-obatan dan peralatan medis. Pasalnya, darah biru dari belangkas ini mengandung amoebosit yang dapat mendeteksi racun dari bakteri berbahaya.

Darah biru ini juga dimanfaatkan dalam pembuatan Vaksin COVID-19. Di mana darah dari hewan ini dipakai untuk mengetes keamanan vaksin sebelum diuji coba ke manusia.

Beberapa orang juga mengonsumsi daging dan telur dari belangkas ini. Masyarakat melayu di Johor Malaysia memakai hewan ini untuk membuat masakan asam pedas dan sambal tumis. Namun, tidak semua bagian tubuh belangkas bisa dimakan karena ada yang mengandung racun yang memabukan.

Maraknya perburuan belangkas di alam membuat keberadaannya semakin langka. Saat ini populasi belangkas sangat menurun karena penangkapan besar-besaran terhadap hewan ini. Sementara perkembangbiakan belangkas memerlukan waktu 9 tahun untuk mencapai kematangan seksual dan bisa berkembang biak.

Dilansir dari Inews.id, Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Riau pernah berhasil menggagalkan penyelundupan ratusan ekor belangkas asal Riau ke Malaysia dan Cina pada Juni 2020.

Ada empat pelaku yang ditangkap bersama barang bukti sebanyak 195 ekor belangkas. Keempat pelaku itu dikenakan pasal 21 juncto Pasal 40 Undang-Undang Nomer 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara dan denda Rp100 Juta.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version