Menguak Fakta di Balik Mitos Ikan Cupang

  • Bagikan
Sheryl Sheinafia dan ikan cupangnya.

Mediatani – Ikan cupang sangat khas dengan pesona warna dan ekornya yang indah. Ciri tubuhnya itu membuat ikan cupang sampai saat ini menjadi ikan hias paling populer baik di Indonesia maupun di dunia. Selain karena keindahannya, perawatannya yang mudah dalam memelihara ikan hias ini juga membuatnya semakin digemari.

Sayangnya, karena berbagai macam motif pemasaran dan informasi yang simpangsiur, muncul beberapa mitos tentang ikan cupang yang salah. Maka dari itu, jika Anda berniat untuk membeli ikan cupang, ada baiknya menyimak beberapa mitos yang coba Mediatani ungkap kebenarannya.

Berikut ada beberapa mitos tentang ikan cupang yang terkadang keliru diartikan banyak orang.

Tidak butuh ruang yang besar

Sebenarnya, ikan cupang membutuhkan ruang yang besar untuk dapat bergerak leluasa. Akuarium yang kecil justru memungkinkan ikan menjadi stres. Sama seperti ikan lainnya, ikan cupang membutuhkan ruang untuk berenang, ruang untuk tanaman dan dekorasi, dan tempat bersembunyi agar mereka merasa aman.

Pilih akuarium dengan ukuran yang tepat sehingga Anda dapat memberikan semua elemen yang diperlukan ikan cupang Anda. Disarankan untuk memelihara ikan cupang pada akuarium berkapasitas minimal 15 liter.

Mitos ikan cupang senang tinggal di ruang yang kecil itu hanya untuk memudahkan penjual memindahkan ikan dan lebih mudah untuk mengamati keindahan tubuhnya.

Dibanding ikan lainnya, ikan cupang memang memiliki kemampuan yang lebih baik untuk bertahan hidup dalam lingkungan yang buruk. Itu karena ikan cupang termasuk dalam anabantid yang memiliki organ khusus agar mereka dapat menghirup udara dari atas permukaan air dan bertahan untuk sementara waktu di lingkungan dengan oksigen rendah di alam liar.

Meski demikian, lingkungan berlumpur atau beroksigen rendah itu bukan lingkungan yang ideal bagi ikan cupang untuk hidup. Kemampuan anabantid merupakan evolusi adaptasi yang berfungsi untuk membawa mereka melewati kekeringan di alam liar mereka di Asia Tenggara.

Tidak membutuhkan filter

Ikan cupang memang dapat hidup di kondisi air yang keruh di alam liar. Namun, kondisi itu dapat membuat sirip ikan cupang tidak bekerja dengan baik atau bahkan rusak. Selain itu, air yang kotor juga dapat memicu munculnya penyakit pada ikan.

Maka dari itu, sebaiknya memasang filter pada akuarium ikan cupang. Filter tersebut secara mekanis dapat berfungsi untuk menghilangkan partikel limbah padat dari air. Untuk filtrasi secara kimiawi, dapat menggunakan  karbon aktif dan zat aditif lainnya. Sedangkan pada filtrasi biologis, yaitu dengan menggunakan koloni mikroba yang sehat untuk tumbuh dan berkembang.

Menyerang ikan lain

Ikan cupang jantan yang saling melihat satu sama lain, akan bertarung bahkan terkadang sampai mati. Namun dalam situasi tertentu, ikan cupang juga dapat hidup dengan ikan atau hewan air lainnya, seperti habitat aslinya di alam liar. Jika hubungan itu berjalan bahkan dapat menciptakan sebuah ekosistem yang baik.

Jika Anda berencana untuk memasukkan ikan lain ke akuarium bersama ikan cupang, sebaiknya hindari ikan lain yang juga berjenis anabantid. Sirip ikan cupang yang cantik sangat menarik bagi ikan lainnya dan gerakannya yang terkadang lambat akan membuatnya sulit untuk melarikan diri.

Usahakan untuk memasukkan ikan lain yang lebih tenang dan bergerak lembut agar akuarium menjadi lebih damai. Jika ikan cupang Anda menyerang atau diserang oleh ikan lain, segera pindahkan ke akuarium yang lebih kecil.

Memakan akar tanaman

Ikan cupang bukan termasuk hewan herbivor. Jika Anda mendapati ikan cupang sedang menggigit akar tanaman, itu karena ikan cupang tersebut kelaparan dan berusaha mencari hewan kecil yang menempel pada akar tanaman tersebut.

Baik di alam maupun di akuarium, ikan cupang dapat hidup dengan baik bersama dengan tanaman. Mereka memanfaatkan tanaman tersebut untuk bersembunyi atau sebagai tempat beristirahat yang aman.

Ikan cupang yang hidup di alam memakan cacing, serangga, larva, dan hewan-hewan kecil lain yang berada di lingkungannya. Untuk yang hidup di akuarium, ikan cupang biasanya diberi makan pelet berkualitas, namun ikan cupang terkadang lebih menyukai kutu air, jentik nyamuk, dan cacing darah.

Selain itu, mitos ikan cupang lainnya yaitu dianggap sebagai ikan yang hanya diberi makan sekali dalam sehari juga salah. Faktanya, hal tersebut justru akan membuat pertumbuhannya terhambat dan memperpendek usianya.

Itulah beberapa mitos yang dipercaya oleh banyak orang. Daripada memikirkan hal itu, sebaiknya Anda fokus saja untuk memelihara ikan cupang dengan baik agar lebih sehat dan memiliki tubuh yang indah.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version