Mediatani – Sektor pertanian, disaat pandemi ini adalah salah satu sektor yang menjadi andalan terhadap kestabilan ekonomi di Indonesia. Beberapa gebrakan dan inovasi terus dilakukan demi menjaga eksistensi sektor pertanian dalam memulihkan kembali perekonomian di Indonesia. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian yang dalam hal ini diwakili oleh Mentan Syahrul Yasin Limpo, mengadakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada Hari Senin, 11 Januari 2021, di Istana Negara.
Dalam sambutannya yang sekaligus membuka kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas), Mentan Syahrul Yasin Limpo menyampaikan bahwa untuk sektor pertanian ini telah mendapat perhatian besar dari Presiden Joko Widodo karena menilai sektor pertanian telah menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
Kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ini dilaksanakan di The Margo Hotel, Depok, Senin (18/01). Mentan Syahrul Yasin Limpo juga menyampaikan harapannya di tahun 2021 ini, sektor pertanian harus lebih baik dari tahun sebelumnya. Kementerian Pertanian juga memberikan dukungan dan perhatian khusus terhadap pembangunan subsektor hortikultura, khususnya pada bawang merah dan cabai yang dianggap sebagai komoditas yang strategis dan mampu meningkatkan neraca ekspor-impor.
Mentan Syahrul Yasin Limpo dalam kesempatan yang sama, menyampaikan harapannya untuk pertanian kedepan, pada tahap pengembangan hortikultura harus ditempuh dengan inovasi dan terobosan khusus atau dengan cara extraordinary.
Presiden Joko Widodo menyampaikan arahan kepada Kementerian Pertanian terkait pendekatan pengembangan hortikultura harus merata atau menyeluruh terintegrasi dari hulu ke hilir. Tahun 2021 rencananya akan dicanangkan 1.000 kampung hortikultura demi salah satu jalan yang ditempuh untuk mewujudkan eksistensi pertanian sebagai sektor andalan perekonomian di Indonesia.
“Sesuai arahan Bapak Presiden, pendekatan pengembangan hortikultura harus holistik terintegrasi hulu dan hilir, dan di tahun ini kita mencanangkan 1.000 kampung hortikultura,” ungkap Mentan Syahrul Yasin Limpo.
Program 1.000 kampung hortikultura yang di rencanakan adalah salah satu bentuk upaya dalam mengkonsolidasi lahan – lahan dalam skala kecil yang terorganisir atau terkelola dengan baik sehingga nantinya bisa masuk pada skala ekonomi besar.
Melihat situasi dan kondisi saat ini, tentang cuaca yang belum stabil atau masih dalam keadaan yang cukup ekstrim untuk melakukan kegiatan bercocok tanam. Mentan Syahrul Yasin Limpo menghimbau dan mengingatkan kepada seluruh jajarannya di Kementerian Pertanian untuk memperhatikan situasi dan kondisi saat ini. Salah satu hal yang bisa ditempuh adalah menerapkan smart farming.
Smart Farming adalah metode pertanian cerdas berbasis teknologi. Teknologi yang diterapkan dalam metode pertanian cerdas ini di antaranya Drone Surveillance (Drone untuk pemetaan lahan), Agri drone sprayer (drone penyemprot pestisida dan pupuk cair), serta Soil and Weather Sensor (Sensor tanah dan cuaca).
Mentan Syahrul Yasin Limpo menyampaikan harapannya di tahun ini harus terantisipasi dengan baik termasuk fenomena cuaca yang ekstrim. Tapi kita tidak begitu saja tunduk dengan alam. Melalui rekayasa-rekayasa teknologi dan penerapan mekanisasi kita harus siap hadapi.
Sementara itu, Samsul Widodo, selaku Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal mengatakan, penerapan teknologi disektor pertanian mampu meningkatkan potensi daerah. Pertanian di Indonesia sangat memerlukan teknologi seperti ini. Agriculture bisa berubah menjadi agri’cool’ture dan menarik generasi milenial untuk bertani. Potensi dan pendapatan daerah pun bisa meningkat.
Smart Farming 4.0 bukan sekedar tentang penerapan teknologi. Namun, kunci utamanya adalah tentang data yang terukur. Penerapan metode Smart Farming 4.0 mampu menjawab tentang apa saja yang dibutuhkan tanaman untuk mencapai hasil produksi yang optimal dan apa saja yang harus dilakukan petani.