Mitos Kencing Katak, Betulkah Menyebabkan Buta?

  • Bagikan
Ilustrasi: seorang anak memegang katak

Mediatani – Sudah bukan hal baru jika masyarakat percaya pada mitos kencing katak yang dapat menimbulkan kebutaan. Apakah ini fakta atau hanya mitos belaka?

Banyak yang berkata jika terkena kencing katak di mata bisa mengakibatkan kebutaan. Benarkah begitu? Sudah waktunya Sobat Mediatani mengungkap tentang mitos kencing katak supaya tidak mudah percaya dengan sesuatu yang belum terbukti kebenarannya.

Sayangnya, mayoritas masyarakat sudah mempercayai anggapan bahwa kencing katak dapat menyebabkan mata buta karena mitos seperti ini sudah banyak beredar. Daripada ragu akan kebenarannya, lebih baik perhatikan penjelasan tentang kencing katak di artikel ini.

Mitos Kencing Katak, Cek Kebenarannya

Demi mengungkap apakah kencing katak benar-benar bisa berpotensi pada kebutaan atau tidak, sebaiknya cek terlebih dahulu mengenai penelitian yang berkaitan dengan katak. Sebenarnya, kencing katak yang menyebabkan buta memang mitos karena beberapa alasan berikut:

1.     Belum Ada Penelitian 

Sejauh ini, memang belum ada penelitian yang menyebutkan bahwa urin katak dapat menyebabkan buta. Untuk membuktikan apakah kencing katak dapat menimbulkan kebutaan perlu adanya bukti ilmiah dan penelitian yang valid.

Tanpa bukti ilmiah, maka mitos yang sudah beredar di masyarakat ini tak bisa dipercaya. Asal-usul mitos tersebut pun masih menjadi misteri. Tetapi kebanyakan orang sudah terlanjur percaya akan potensi kencing katak terhadap kebutaan.

Di samping itu, belum ada kasus mata buta yang terjadi sebab terkena urin katak. Mata buta pada manusia bisa terjadi karena berbagai hal. Meskipun belum ada penelitian yang menegaskan bahwa urin katak dapat mengakibatkan mata buta, semua orang tetap waspada.

Seperti halnya urin manusia, urin pada katak pastinya mengandung zat-zat sisa metabolisme, kotoran, atau bakteri. Apabila terkena urin baik di kulit, mata, atau bagian tubuh lainnya, harus segera mencuci bersih agar terhindar dari bakteri atau potensi penyakit lainnya.

2.     Mekanisme Pertahanan

Sebagian besar hewan memiliki instinct dalam mempertahankan dirinya ketika merasa terancam. Begitu pun dengan katak yang menyemburkan urinnya kepada siapapun yang mengancam hidupnya sebagai mekanisme pertahanan.

Mengingat spesies katak sangat beragam, setiap orang yang berdekatan dengan katak perlu berhati-hati karena beberapa spesies tersebut beracun. Katak yang beracun mengeluarkan bau dan cairan yang mengandung bisa dari kulit punggungnya demi menghindari predator.

Jadi, tidak semua katak melakukan pertahanan diri dengan cara mengeluarkan urin. Beberapa dari mereka mengandalkan racun dari kulit tubuhnya untuk menghalau sang predator. Jika tidak tahu, apakah katak yang Sobat Mediatani beracun atau tidak, lebih baik tetap menjaga jarak.

Terlepas beracun atau tidak urin yang katak semburkan, manusia tetap harus mencegahnya karena urin adalah hasil dari proses sekresi di mana zat-zat buangan terkandung di dalamnya. Sudah sewajarnya apabila orang terkena cipratan urin langsung membilasnya agar kebersihan terjaga.

3.     Iritasi

Walaupun mitos kencing katak sudah berkembang pesat di masyarakat, sebaiknya Sobat Mediatani tetap menyikapinya dengan bijak. Memang belum ada bukti yang menunjukkan kencing katak memicu kebutaan, tapi tetap saja air kencing yang kotor berpotensi menyebabkan iritasi.

Reflek setiap manusia saat matanya kemasukan benda asing baik itu serangga, debu, bahkan air kencing katak yakni mengucek mata mereka. Padahal kebiasaan mengucek mata cenderung menyebabkan iritasi, apalagi di jika benda yang masuk ke mata berupa urin katak yang kotor.

Beberapa orang yang mengalami kejadian ini merasakan sakit dan pandangan kabur selama hitungan detik atau menit. Sekiranya khawatir kondisi semakin parah, segeralah temui dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.

**

Segala simpang siur mengenai mitos kencing katak cenderung membuat orang panik berlebihan. Merujuk pada poin-poin di atas, tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan urin katak menimbulkan kebutaan. Meskipun begitu, tetap harus hati-hati karena urin adalah substansi yang kotor.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version