Mediatani – Badan Pusat Statistika (BPS) menyatakan pada bulan Juni 2021 Nilai Tukar Petani (NTP) nasional naik dibandingkan bulan sebelumnya. Bulan ini NTP naik sebesar 0,19 persen atau menjadi 103,59.
Diketahui, peningkatan NTP terus konsisten dan membuktikan bahwa petani semakin sejahtera utamanya selama pandemi Covid-19.
Kepala BPS, Margo Yumono menjelaskan bahwa NTP merupakan perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib).
Selain itu, NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
“Jadi NTP Juni 2021 naik 0,19 persen dibandingkan bulan lalu karena indeks yang diterima naik sebesar 0,01 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani mengalami penurunan sebesar 0,18 persen,” jelas Margo di tengah konferensi pers virtual, Kamis (1/7/21).
Margo menjelaskan hal yang mempengaruhi kenaikan NTP Juni 2021 adalah naiknya NTP di tiga subsektor pertanian, yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 0,43 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,71 persen, dan subsektor peternakan sebesar 0,33 persen.
“Sementara itu, terkait NTUP (Nilai Tukar Usaha Pertanian,- red) terdapat dua subsektor yang mengalami kenaikan yaitu subsektor tanaman pangan dan subsektor tanaman perkebunan rakyat,” ucap Margo.
Berdasarkan data yang tercatat oleh BPS, Margo menerangkan bahwa NTP secara nasional yakni dari bulan Januari hingga Juni menembus angka 103,26 dengan indek yang diterima petani sebesar 111,13 dan indek yang dibayar petani sebesar 107,62.
“Kalau kita lihat per propinsi, NTP di maluku utara mengalami kenaikan tertinggi yakni sebesar 3,50 persen,” ungkap Margo.
Sebagai informasi, Curva NTP yang terhitung sejak bulan Okteber 2020 terus mengalami kenaikan di atas 100, dimana NTP Oktober mencapai 102,25, kemudian pada bulan berikutnya, bulan November mencapai 102,86, Desember 103,25, Januari 103,26, Februari 103,10, Maret 103,29, April 102,93 dan bulan Mei tahun ini mencapai 103,29 atau naik sebesar 0,44 persen.
Bukan hanya itu, nilai tukar usaha petani juga naik secara konsisten sejak Oktober 2020, yakni sebesar 1002,42. Lalu pada November mencaapi 103,28, Desember 104,00, Januari 104,01, Februari 103,72, Maret 103,87, April 103,55 dan Mei bulan ini angkanya mencapai 104,04 atau naik 0,48 persen.
Mengenai pencapaian ini, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri mengatakan bahwa Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo terus mendorong semua kebijakan, utamanya pada sektor pertanian dan pangan yang menjadi benteng dari pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat.
“Pemerintah menjaga produksi di hulu dengan penyediaan bibit dan alsintan yang tepat. Sedangkan di hillir kebijakan stabilitasi stok dan harga, dimainkan dengan baik di lapangan,” tegas Kuntoro.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan hal ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo bahwa Kementerian Pertanian harus fokus pada perbaikan taraf hidup petani.
Untuk memenuhi hal tersebut maka kementan memfokuskan pada program peningkatan produksi yang berbasis pertanian maju, mandiri, dan modern serta diikuti kualitas pangan berdaya saing ekspor.
Mentan SYL mengatakan bahwa kementan akan terus memberikan energi pada semua pihak agar ketahanan pangan nasional selalu berada dalam kondisi aman dan terkendali.
“Kementan akan terus mengenergi semua pihak untuk menjaga ketahanan pangan nasional dalam kondisi aman dan terkendali, terutama saat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. Target kita adalah meningkatkan kesejahteraan petani sebagai agenda yang paling utama,” tutur SYL.