Pelajar SMK Berhasil Ternak Puluhan Domba dan Mampu Bayar SPP Sendiri, Simak Kisah Inspiratifnya!

  • Bagikan
Tangkapan layar/Bagas Kuncoro peternak muda yang masih duduk di bangku sekolah/via Youtube 78 farm yoyakarta/IST

Mediatani – Seorang siswa SMK kelas 2, Bagas Kuncoro berhasil membangun usaha peternakan dombanya sendiri. Bagas kini memiliki 23 ekor ternak domba yang diternaknya sejak masih duduk di bangku SMP kelas 1.

Kini dirinya telah duduk di bangku kelas 2 SMK. Peternak belia asal Dusun Mergan Sendang Mulyo Minggir Sleman, Jogjakarta ini pun bercita-cita ingin beternak.

Bagas berkisah, pada awalnya sejak dia masih SMP kelas 1, dirinya membuka Internet mengenai peluang usaha peternakan. Dari situ dirinya pun termotivasi menggeluti ternak domba.

Dia memulai dengan beteranak dua betina domba dan satu jantan. Peternakannya terus berkembang, hingga di tahun ke lima peternakannya sudah mencapai 23 ekor domba yang merupakan hasil breeding (penggemukan) semua.

“Suka dukanya, dulu pada saat belum menanam pakan hijauan saat musim kemarau mengalami kesulitan dalam mencari pakan. Sekarang saya sudah menanam beberapa rumput, seperti pacong, odot, indigofera, pisang dan jambu. Jadi lebih mudah. Saat ini sudah ada 1.000 m2 yang dulu merupakan lahan sawah bekas tanam padi,” kisahnya sebagaimana dikutip mediatani.co dari akun Youtube 78 Farm Yogyakarta, Minggu (28/2/2021).

Sebelum bertanam rumput, Bagas bersepakat dengan bapaknya untuk merubah lahan yang awalnya ditanami padi untuk ditanami rumput pakan. Sikapnya itu awalnya dinilai kontroversi tetangga-tetangga sekitar, namun dia tetap kekeh.

“Iya, sempat dibilang tanam padi kok malah diganti rumput. Memangnya mau makan rumput?,” ujar Bagas sembari tertawa kecil.

Namun dirinya tetap mengambil keputusan untuk menanam pakan hijauan. Setelah menanam, akhirnya dirinya lebih merasa mudah dalam mencari pakan hijaunan.

Di peternakan Bagas, ada pula pakan tambahan, seperti sisa-sisa pakan pagi dicampur dengan polar pakan tambahan yang diperuntukkan untuk mengolah limbah. Sehingga hal itu meminimalisir pakan yang terbuang.

“Dari 23 ekor itu terdiri dari 12 indukan atau betina dan 1 jantan. Beberapa yang lainnya adalah anakan atau bakalan,” ujarnya.

Dengan beternak domba pun dirinya telah berhasil membiayai sekolahnya sendiri sejak kelas3 SMP.

Kisah inspiratif Bagas ini sulit diperoleh. Apalagi mencari Bagas yang lain di anak seusianya memang rumit. Karena di umur yang masih belia dia sudah bisa beternak dibanding anak jaman sekarang yang seusianya banyak menghabiskan waktu bermain game online.

Dia melanjutkan, untuk mengambil pakan, dia memerlukan waktu satu jam ngarit pakan untuk ternak-ternaknya.

Selain itu, dia menceritakan, pendapatannya kini bukan hanya dari penjualan ternak, tapi menjual semacam bibit hijauan, dan juga pupuk. Untuk pupuk, Bagas membuat pupuk dari fermentasi limbah atau kotoran domba yang diolah dengan EM4. Difermentasi selama 60 hari setelah itu siap untuk dipakai.

Bagas juga menjual satu karung pupuk seharga Rp 20 ribu. Dari situ pengeluarannya pun bisa tercover. Untuk pisang sudah memiliki lima rumpun. Satu tandan dihargai sekitar Rp 100 ribu.

Setiap bulannya Bagas sudah mampu membayar SPP-nya sendiri sebesar Rp 50 ribu. Bagas yang bersekolah di salah satu SMK itu juga mengambil bidang Agribisnis Ternak Ruminansia. Artinya selain belajar, dirinya pun langsung mempraktekan apa yng dipelajari di peternakannya.

Kandang peternakan Bagas pun sederhana yang terbuat dari Bambu. Lantai dan pagar-pagarnya juga terbuat dari bambu. Di sana juga ada mesin coper yang dibelinya dari keuntungan menjual bakalan domba sebanyak 4 ekor.

Strategi Bagas pun cukup bagus meski berat karena tidak menjual indukannya atau betina. Padahal betina merupakan jenis yang paling diminati dan dicari. Bagas hanya menjual bakalan jantan.

Ibunya Bagas juga menceritakan, sewaktu SMP Bagas sudah menyisihkan uang jajannya untuk membeli ternak domba. Kini dia pun bangga dengan Bagas yang sudah punya kerja dan penghasilan sendiri. “Merasa senang dan bangga karena memiliki usaha ternak domba. Yang penting bekerja secara halal, alhamdulillah,”ucapnya

Dia pula mengatakan Bagas saat ini tidak pernah lagi meminta uang jajan karena telah memiliki pemasukan sendiri.

Itulah cerita singkat perjuangan Bagas Kuncoro seorang peternak belia yang masih duduk di bangku SMK kelas 2. Lebih lengkapnya saksikan video interviewnya dari akun Youtube 78 Farm Yogyakarta. (*)

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version