Pelni Optimis Muatan Ternak Naik 21 Persen di 2021

  • Bagikan
Kapal KM Camara Nusantara 1/IST

Mediatani – PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau  Pelni kembali mendapatkan kepercayaan dari pemerintah untuk tetap mengoperasikan kapal tol laut di 2021.

Selain mengoperasikan sembilan kapal muatan barang, pemerintah pula tetap menugaskan Pelni untuk mengoperasikan satu unit angkutan ternak, KM Camara Nusantara 1.

Sebagaimana diberitakan liputan6.com yang dikutip mediatani.co pada Kamis (25/2/2021), Pjs Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT Pelni Opik Taupik mencatat, pada Januari 2021 KM Camara Nusantara 1 mengangkut sekira 675 ekor sapi dari wilayah Nusa Tenggara Timur menuju DKI Jakarta.

“Muatan kapal ternak pada Januari 2021 itu naik 40 persen dari target produksi yang sudah Pelni tetapkan di bulan ini, sebesar 480 ekor,” terang Opik, Selasa (23/2/2021) dikutip Kamis (25/2/2021).

Perusahaan memproyeksikan, sepanjang KM Camara Nusantara 1 mampu membawa hingga 8.000 ekor hewan ternak menuju Jakarta, maka dengan proyeksi itu diharapkan mampu mendukung kebijakan nasional untuk swasembada daging.

“Proyeksi tahun 2021 meningkat 21 persen dari realisasi tahun sebelumnya, di mana pada tahun 2020 Pelni telah mengangkut hingga 6.608 hewan ternak,” sambung dia.

KM Camara Nusantara 1 merupakan kapal ternak pertama di Indonesia yang dibangun oleh pemerintah dan pengoperasiannya dipercayakan kepada Pelni. Hadirnya kapal khusus ternak itu membantu menjaga kualitas hewan hingga pelabuhan tujuan.

Hal itu pun dikarenakan kapal telah dirancang dengan memperhatikan prinsip animal welfare yang dapat membantu meminimalkan penyusutan bobot ternak sebesar 8-10 persen, serta mengurangi tingkat stress hewan selama masa pelayaran.

Sesuai dengan penugasan dari Kementerian Perhubungan, KM Camara Nusantara I melayani trayek Kupang-Waingapu-Tanjung Priok-Cirebon-Kupang.

Adapun para pengguna jasa kapal ternak yang dioperasikan oleh Pelni ialah BUMN, BUMD, koperasi daerah, maupun badan hukum yang telah mendapatkan izin atau rekomendasi dari Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian dan Dinas Peternakan Daerah asal ternak.

“Bulan Januari ini, kapal ternak melakukan deviasi rute menuju Wini, Nusa Tenggara Timur karena terdapat permintaan dari dinas setempat untuk membawa muatan sebanyak 250 hewan ternak menuju Ibu Kota,” tambah Opik.

Sebelumnya, pada 2020 Pelni pun telah mengangkut sebanyak 6.608 hewan ternak yang dibawa dari Kupang, Waingapu, dan Surabaya. “Tahun 2020 muatan hewan terbanyak diangkut Pelni dari Kupang menuju Jakarta, yakni sebesar 4.713 hewan,” jelasnya.

Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) sendiri dikutip dari Wikipedia.org, adalah maskapai pelayaran nasional Indonesia. Pelni mengoperasikan sejumlah 28 unit kapal penumpang dengan kapasitas seluruhnya 36.913 penumpang dan 4 unit kapal barang.

Kapal-kapal Pelni memiliki rute tetap yang menyinggahi 91 pelabuhan di Indonesia. Tiga unit kapal penumpang (KM Kerinci, KM Wilis, dan KFC Jet Liner) berfungsi sebagai sebagai kapal carter atau kapal cadangan bila ada kapal yang sedang didok.

Kapal penumpang yang dimiliki terdiri dari 6 jenis: kapasitas 3.000 penumpang, 2.000 penumpang, 1.000 penumpang, 500 penumpang, kapal Ro-Ro, dan 1 kapal feri.

Pelni berawal dari Yayasan Penguasaan Pusat Kapal-Kapal (PEPUSKA) yang didirikan berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Perhubungan dan Menteri Pekerjaan umum tertanggal 5 September 1950.

Yayasan PEPUSKA didirikan setelah Pemerintah Belanda menolak permintaan Pemerintah Indonesia untuk mengubah status NV Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM) menjadi perseroan terbatas. Sebagai maskapai pelayaran Belanda yang beroperasi di perairan Indonesia, NV KPM juga menolak untuk memakai bendera Indonesia.

Dengan modal awal 8 unit kapal, PEPUSKA harus bersaing dengan KPM yang armadanya lebih banyak dan memiliki kontrak-kontrak yang bersifat monopoli.

Setelah PEPUSKA dibubarkan pada 28 April 1952, PT Pelni didirikan berdasarkan SK Menteri Perhubungan tanggal 28 Februari 1952 dan 19 April 1952. Presiden direktur Pelni yang pertama bernama Ma’moen Soemadipraja. (*)

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version